Cerdas Gunakan Obat : Edukasi Tepat Lewat Pengabdian Masyarakat
Info Terkini | 2025-06-23 22:46:02
Pengobatan mandiri yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi penyakit ringan seperti demam, sakit kepala, atau batuk telah dilakukan sejak zaman dahulu. Perbedaanya terletak pada penggunaan bahan obat yang digunakan, yakni herbal dan kimia. Selain itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), memiliki sebuah program yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan dengan melakukan pengobatan mandiri. Salah satu alasan dilakukannya yakni, untuk meminimalisir pembengkakan biaya pada pengobatan dan perawatan yang lebih rendah dibandingkan berobat pada rumah sakit. Sehingga masyarakat yang mengalami krisis ekonomi akan dapat lebih mudah untuk menjangkau pengobatan melalui pembelian obat-obatan pada apotek atau toko obat yang tersedia.
Namun, dalam praktiknya tidak sedikit masyarakat yang masih belum memahami batasan dari pengobatan mandiri tersebut. Masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi hanya dengan melihat satu gejala saja, menggunakan sisa obat anggota keluarga dengan alasan merasakan gejala yang sama, dan yang lebih parahnya yakni mengkonsumsi obat tanpa membaca aturan pakai. Kebiasaan yang dilakukan tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan yang telah diderita dan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan apabila dilakukan terus-menerus.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa dari Fakultas Vokasi Universitas Airlangga melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) yang berfokus pada edukasi terkait dengan penggolongan dan sediaan obat, serta cara penggunaan obat yang benar dan tepat. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menjembatani kesenjangan informasi antara kebijakan yang sudah ada dengan pemahaman masyarakat di lapangan, serta meningkatkan pemahaman masyarakat terkait penggunaan obat secara tepat dan benar.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 20 Mei 2025 di rumah ibu Indra Nopiawati RT 001/RW 001/010 Jl. Banjar Baru VIII No. 20, Wonorejo, Yosowilangun, Kec. Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 6115. Kegiatan ini dilakukan oleh Kelompok 01 yang terdiri dari 14 anggota mahasiswa dan diikuti oleh 20 orang ibu-ibu PKK yang merupakan perwakilan dari warga setempat. Acara dimulai pukul 16.10 WIB yang diawali dengan pembukaan oleh MC dan diakhiri dengan sesi dokumentasi bersama pada pukul 17.30.
Salah satu bukti bahwa kegiatan ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang menghadapi kendala dalam menggunakan obat secara benar yakni, pada saat sesi diskusi salah satu ibu mengajukan pertanyaan, “Bagaimana jika orang tua yang sudah tua dianjurkan minum obat tablet, tapi beliau tidak bisa minum tablet sama sekali? Apakah jika diganti dengan puyer tidak diperbolehkan?”. Salah satu teman kami, yang menjadi pemateri menjelaskan bahwa tablet sering kali diresepkan karena memiliki beberapa keunggulan, seperti lebih tahan lama, tidak mudah rusak, dan menjaga dosis obat tetap akurat.
Selain itu, beberapa tablet tidak boleh digerus atau diubah bentuknya karena dapat mempengaruhi efek terapi yang dihasilkan. Sehingga untuk penggantian tablet ke puyer harus menjadi hal yang perlu dipertimbangkan kembali. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu berdiskusi dengan dokter apabila terdapat kendala seperti ini. Sehingga dokter dapat mempertimbangkan alternatif bentuk sediaan yang lebih sesuatu dan tepat untuk pasien.
Melalui pengabdian masyarakat inilah, mahasiswa berperan dalam menjembatani informasi kesehatan yang relevan kepada masyarakat. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat yang tepat dan sesuai aturan. Selain itu, peran pemerintah juga diperlukan untuk mempermudah penyebaran informasi secara tepat dan benar, sehingga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dalam melakukan pengobatan secara mandiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
