Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supadilah

Mempertahankan Gotong Royong Sebagai Budaya Bangsa

Gaya Hidup | 2022-03-07 17:01:27

Gotong royong merupakan tradisi baik bangsa kita. Sudah ada sejak ratusan mungkin ribuan tahun lalu. Gotong royong identik dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan pun mengenal gotong royong juga. Tapi sudah tidak sekental masyarakat desa.

Kalau di desa, bisa tiap bulan bahkan tiap pekan ada gotong royong. Misalnya membuat parit, membangun rumah, membuat jembatan, atau rewang.

Di tempat saya ada istilah sambatan. Sambatan ini sama artinya dengan bergotong royong. Banyak pekerjaan masyarakat desa dikerjakan secara sambatan ini. mulai dari membangun rumah, menanam padi, renovasi masjid, dan lainnya.

Untuk pekerjaan itu, masyarakat biasanya tidak dibayar atau digaji. Karena biasanya nanti gantian. Saat ini dibantu, lain waktu mereka membantu. Yang punya hajat menyiapkan makan, kopi, dan rokok.

Gotong royong memperbaiki jalan di perumahan (dokumen Supadilah)

Di masyarakat kota, untuk pekerjaan-pekerjaan itu banyak yang tidak lagi sambatan. Karena mereka biasanya memilih mempekerjakan orang.

Mau hajatan nikah sudah ada wedding organizer. Membangun masjid ada pekerja. Membuat rumah ada pemborong.

Nah, jika Anda tinggal di perkotaan dan masih ada budaya gotong royong, bersyukurlah karena Anda masih bisa merasakan tradisi keren ini. karena dengan bergotong royong inilah kita bisa bersilaturahmi dengan warga lain.

Saat itu kita bisa bertegur sapa, mengobrol, bahkan menjalin kerja sama. Malah sering kerja sama dalam bisnis terjadi saat bersilaturahmi itu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image