Erupsi Besar Gunung Lewotobi Laki-laki: Ujian Ketangguhan dan Solidaritas untuk NTT dan Indonesia
Update | 2025-06-18 08:56:52Flores Timur, Selasa (17/6/2025) — Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi signifikan pada Selasa sore, 17 Juni 2025, pukul 17.35 WITA. Kolom abu terpantau mencapai ketinggian sekitar 11.584 meter di atas permukaan laut atau sekitar 10.000 meter di atas puncak gunung.
Kolom abu yang pekat ini teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, menyebar ke hampir seluruh arah mata angin, termasuk utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut. Erupsi tersebut juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sementara ± 6 menit 53 detik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Level IV (Awas) untuk aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki. Dalam pernyataan resminya, PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi, serta sektoral 8 km arah Barat Daya hingga Timur Laut.
Tanggap Darurat dan Langkah Koordinatif
Pemerintah Kabupaten Flores Timur bersama BPBD Provinsi NTT segera mengaktifkan sistem tanggap darurat, termasuk membuka posko pengungsian, penyediaan masker, logistik dasar, serta pengawasan di daerah rawan aliran lahar.
Masyarakat diminta untuk tenang, mengikuti arahan dari petugas di lapangan, dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang tidak jelas sumbernya. Sementara itu, PVMBG juga memperingatkan kemungkinan terjadinya banjir lahar hujan, terutama di sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung seperti di wilayah Dulipali, Nobo, Klatanlo, dan Hokeng Jaya.
Solidaritas Nasional dan Toleransi dalam Aksi Kemanusiaan
Sejumlah lembaga kemanusiaan lintas daerah, dan organisasi kepemudaan mulai bergerak memberikan bantuan dan dukungan langsung di lapangan. Situasi ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi bencana, semangat kemanusiaan dan solidaritas masyarakat NTT jauh melampaui batas agama dan latar belakang.
Pemerintah mengapresiasi segenap elemen masyarakat yang tetap tenang dan bergotong royong, baik melalui tenaga, logistik, maupun doa. Kepedulian kolektif ini menjadi cermin kuatnya nilai-nilai sosial masyarakat Flores, NTT, yang bersatu dalam masa sulit dan saling menjaga tanpa mempersoalkan perbedaan keyakinan dan kepentingan organisasi.
Penutup dan Harapan
Pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menyatakan akan terus memberikan informasi terkini serta memastikan koordinasi berjalan optimal dengan pemerintah daerah dan aparat keamanan.
"Lewotobi mengguncang, tapi kami tetap tegak. Abu boleh menutupi langit kami, namun semangat kami tak pernah redup. Dalam dentuman bencana, kami tidak menyerah—kami justru ditempa menjadi lebih kuat. Ini bukan tentang bertahan dalam penderitaan, ini tentang berdiri dalam kehormatan.
Di tanah Flores, keberanian bukan pilihan—ia adalah napas harian. Masyarakat kami tidak meminta dikasihani. Kami tidak menengadahkan tangan, kami mengulurkan lengan untuk saling menguatkan. Inilah wajah Indonesia sesungguhnya—ketika bencana datang, kami tidak runtuh. Kami bersatu, bergandengan, dan bangkit.
Lewotobi boleh mengguncang bumi, tetapi tak akan mengguncang hati kami. Karena di setiap abu yang jatuh, ada doa yang naik. Di balik setiap reruntuhan, ada harapan yang dibangun. Kami tidak hanya bertahan—kami sedang menjemput kemenangan atas ujian ini." Ujar Imam Masjid yang terdampak Abu Letusan.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, atau langsung menghubungi PVMBG melalui nomor resmi (022) 7272606.
Reporter: Aji Ibrahim Thayib
Editor: Aji Ibrahim Thayib
Media: https://retizen.republika.co.id/
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
