Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Futia

Konsumsi Gula Berlebihan: Penyebab Utama Penyakit yang Sering Diabaikan

Info Sehat | 2025-06-16 16:23:52

Dalam kehidupan sehari-hari, gula sering kali menjadi bahan yang tak terpisahkan dari berbagai makanan dan minuman yang kita nikmati. Gula merupakan karbohidrat sederhana yang memberikan rasa manis dan berfungsi sebagai sumber energi instan. Jenis-jenis gula terdiri dari monosakarida (glukosa) dan disakarida (sukrosa). Selain itu, terdapat gula alami yang ditemukan di dalam buah-buahan dan sayuran. Gula tambahan seringkali disisipkan dalam makanan dan minuman untuk meningkatkan cita rasa.

Konsumsi gula berlebihan bisa menjadi bom waktu bagi kesehatan. Salah satu dampak utamanya adalah obesitas, di mana kelebihan kalori dari gula dengan cepat menumpuk menjadi lemak tubuh. Tak hanya itu, asupan gula tinggi juga berisiko memicu diabetes tipe 2 akibat resistensi insulin yang semakin buruk. Selain itu, konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan menyebabkan peradangan dan gangguan pada sistem kardiovaskular.Bahkan, konsumsi gula yang tak terkendali dapat mempercepat proses peradangan dalam tubuh yang menjadi pemicu berbagai penyakit kronis.

Tingginya konsumsi gula di masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertama, makanan dan minuman manis kini begitu mudah diakses, tersedia di hampir setiap sudut kota, mulai dari warung kecil hingga supermarket. Kedua, gencarnya promosi melalui iklan semakin mendorong masyarakat untuk mengonsumsi produk tinggi gula, terutama dengan strategi pemasaran yang menarik perhatian anak-anak dan remaja. Ketiga, kebiasaan makan yang kurang sehat serta minimnya kesadaran akan bahaya konsumsi gula berlebih semakin memperparah situasi. Kombinasi faktor-faktor ini menjadikan konsumsi gula yang tinggi sebagai tantangan besar bagi kesehatan masyarakat.

Mengonsumsi gula secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa gejala bagi tubuh. Salah satunya adalah kelelahan, yang terjadi akibat lonjakan dan penurunan gula darah secara drastis, membuat energi tubuh tidak stabil. Selain itu, perubahan suasana hati juga kerap terjadi, karena gula dapat memengaruhi keseimbangan neurotransmitter di otak, menyebabkan mudah marah atau merasa cemas. Tak hanya itu, asupan gula berlebih sering kali berujung pada peningkatan berat badan, karena kalori yang tidak terpakai disimpan sebagai lemak. Jika dibiarkan, gejala-gejala ini bisa menjadi peringatan awal terhadap penyakit serius, seperti diabetes dan gangguan metabolisme lainnya. Oleh karena itu, mengontrol asupan gula sangat penting untuk menjaga kesehatan secara optimal.

Mengurangi konsumsi gula dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana namun efektif. Pertama, biasakan membaca label nutrisi pada kemasan makanan untuk mengenali kandungan gula tersembunyi dalam produk yang dikonsumsi. Kedua, mengganti makanan dan minuman manis dengan alternatif yang lebih sehat, seperti buah-buahan segar atau camilan bernutrisi, dapat membantu mengurangi asupan gula tanpa mengorbankan rasa. Terakhir, menerapkan pola makan seimbang yang kaya serat, protein, dan lemak sehat akan menjaga kadar gula darah tetap stabil serta mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Melalui langkah-langkah ini, kita bisa menikmati hidup yang lebih sehat tanpa bergantung pada gula berlebih.

Konsumsi gula berlebihan sering diremehkan, padahal berdampak serius bagi kesehatan. Dibutuhkan upaya bersama dari individu, masyarakat, dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong pola makan sehat. Dengan edukasi, pembatasan gula, dan kebijakan mendukung, kita dapat mengurangi risiko penyakit dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image