Detektif Mikroba Air: Kisah di Balik Pengujian Mikrobiologi di Laboratorium Perumda Surya Sembada
Eduaksi | 2025-06-13 16:04:18
Surabaya, 10 Juni 2025 – Setiap kali Anda memutar keran dan air bersih mengalir, ada tim laboratorium tak terlihat yang memastikan air itu aman untuk diminum. Mereka adalah para analis di laboratorium mikrobiologi Perumda Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya. Dengan keahlian dan peralatan canggih, mereka bertugas menjadi garda terdepan dalam melindungi kita dari ancaman mikroorganisme berbahaya yang mungkin mengintai dalam air.
Kita mungkin sering mendengar tentang kualitas air dari segi warna atau rasa. Namun, ancaman terbesar seringkali tidak terlihat oleh mata telanjang: mikroba penyebab penyakit. Inilah mengapa pengujian mikrobiologi menjadi tulang punggung dalam sistem penyediaan air bersih.
Mengapa Mikroba Perlu Diwaspadai?
Air minum yang terkontaminasi mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, atau parasit dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, mulai dari diare, disentri, hingga kolera. Di sinilah peran laboratorium mikrobiologi menjadi sangat vital. Mereka berfokus pada deteksi dini keberadaan "penyusup" tak kasat mata ini.
Salah satu target utama dalam pengujian adalah bakteri Total coliform, Fecal Coliform dan bakteri Escherichia coli. Keberadaan bakteri-bakteri ini dalam air minum menunjukkan adanya kontaminasi tinja, yang berarti ada kemungkinan patogen lain penyebab penyakit juga ikut masuk. Jika E. coli terdeteksi, itu adalah alarm merah bagi Perumda Air Minum Surya Sembada untuk segera bertindak.
Bagaimana Para Detektif Mikroba Bekerja?
Proses pengujian mikrobiologi jauh lebih dari sekadar melihat sampel di bawah mikroskop. Ini melibatkan serangkaian langkah yang presisi dan steril:
1. Pengambilan Sampel Steril: Semuanya dimulai dengan pengambilan sampel air yang sangat hati-hati dan steril dari berbagai titik, mulai dari air baku, proses pengolahan, hingga jaringan distribusi di rumah pelanggan. Kontaminasi sekecil apa pun saat pengambilan sampel bisa mengacaukan hasil.
2. Inkubasi dan Kultur: Sampel air kemudian dicampur dengan media khusus yang memungkinkan mikroba untuk tumbuh. Sampel ini kemudian diinkubasi pada suhu tertentu selama jangka waktu yang ditetapkan. Jika ada bakteri total coliform, fecal coliform atau Escherichia coli, mereka akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dihitung.
3. Identifikasi dan Enumerasi: Dengan menggunakan metode seperti Most Probable Number (MPN) atau membran filter, analis dapat menghitung jumlah koloni bakteri dan mengidentifikasi jenisnya. Untuk E. coli, seringkali digunakan uji konfirmasi yang lebih spesifik.
4. Analisis dan Pelaporan: Hasil pengujian kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan standar kualitas air minum yang berlaku. Jika ditemukan adanya kontaminasi, laporan segera diberikan kepada tim operasional untuk tindakan perbaikan, seperti peningkatan dosis desinfektan atau flushing pipa.
Komitmen Tanpa Kompromi untuk Kesehatan Masyarakat
Para analis di laboratorium mikrobiologi Perumda Air Minum Surya Sembada bukan hanya melakukan rutinitas, mereka adalah penjaga kesehatan masyarakat. Setiap hari, mereka menghadapi sampel yang mungkin mengandung ancaman tersembunyi, namun dengan ketelitian dan dedikasi, mereka memastikan bahwa air yang sampai ke rumah kita bersih dan aman.
Kisah di balik pengujian mikrobiologi ini adalah cerminan komitmen Perumda Air Minum Surya Sembada untuk tidak pernah berkompromi dengan kualitas air minum. Berkat para detektif mikroba ini, kita bisa menikmati air bersih dengan tenang, tahu bahwa setiap tetesnya telah melewati pengawasan yang ketat dan cermat.
https://s1-kimia.fmipa.unesa.ac.id/
https://s2kimia.fmipa.unesa.ac.id/
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
