Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Karisma Febrianti

WASPADA! Kenali Obatmu, Cegah Bahaya Salah Pakai Obat

Edukasi | 2025-06-13 14:26:17

Jangan Salah Pakai Obat! Yuk, Kenali Obatmu: Edukasi Sederhana untuk Kesehatan Keluarga 

Di Perumahan Griya Bunder Asri, Gresik, kami menemukan banyak ibu rumah tangga yang masih kurang memahami tentang obat-obatan. Penggunaan obat yang salah bisa membahayakan kesehatan keluarga, lho! Oleh karena itu, kami mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) untuk memberikan edukasi sederhana tentang sediaan obat. Kami menggunakan metode penyuluhan langsung menggunakan papan obat sebagai alat peraga, distribusi leaflet edukatif dengan QR Code yang terhubung ke e-magazine dan video edukasi, dan pemutaran video edukasi yang menjelaskan berbagai jenis sediaan obat, cara penyimpanan, dan efek samping, serta kuis kecil untuk mengukur pemahaman sebelum dan sesudah edukasi. Sasaran utama kami adalah ibu-ibu rumah tangga di Griya Bunder Asri.

Dokumen Pribadi : Pengmas ke ibu-ibu di Perumahan Graha Asri-Gresik

Alasan Kita Perlu Tahu Golongan Obat

Ibu-ibu kan sering banget urus kesehatan keluarga, dari yang kecil sampai yang besar. Nah, biar nggak bingung pilih obat, kita perlu tahu golongan obatnya. Soalnya, salah pilih atau salah pakai obat, meskipun yang dijual bebas, bisa bikin nggak enak badan, lho!

Macam-macam Golongan Obat

Gak usah pusing, Kita bagi aja obat jadi beberapa jenis, biar gampang diingat:

 

  • Obat Bebas: Ini kayak jajanan pasar yang bebas banget dibeli tanpa resep dokter. Biasanya buat penyakit ringan, kayak masuk angin, sakit kepala biasa, atau batuk pilek yang masih enteng. Contohnya: Paracetamol (buat demam & sakit kepala), obat maag, atau obat batuk pilek yang banyak dijual di warung atau apotek. Ingat: Walaupun bebas, tetap baca aturan pakainya ya, Bu! Jangan asal minum banyak-banyak
Simbol dan contoh obat bebas

 

  • Obat Bebas Terbatas: Ini agak beda sama yang bebas biasa. Tetap bisa dibeli tanpa resep dokter, tapi ada aturan pakai yang lebih teliti. Biasanya untuk penyakit yang agak serius, atau butuh dosis tertentu. Contohnya: Obat pereda nyeri yang agak kuat, atau obat flu dengan kandungan tertentu. Penting: Perhatikan dosisnya ya, Ada dua simbol yang mungkin Ibu temukan di kemasan obat bebas terbatas: lingkaran hijau dengan tepi hitam, dan lingkaran biru dengan tepi hitam. Keduanya artinya sama, kok, yaitu obat bebas terbatas. Jangan bingung ya, Bu! Kalau kurang paham, tanya aja apoteker
Simbol dan contoh obat bebas terbatas

 

  • Obat Keras: Nah, ini yang kayak restorn bintang lima, butuh resep dokter dulu. Obat ini untuk penyakit yang lumayan serius dan harus diawasi dokter. Contohnya: Antibiotik (buat infeksi), obat darah tinggi, atau obat diabetes. Ingat banget: Jangan sekali-kali minum obat keras tanpa resep dokter!
Simbol dan contoh obat keras

Contoh di Kehidupan Sehari-hari

 

  • Sakit kepala: Minum Paracetamol aja, Bu, sesuai aturan pakai.

 

  • Anak demam: Kasih obat penurun panas sesuai usianya ya, Bu! Lebih baik tanya dokter atau apoteker dulu.

 

  • Suami batuk: Coba kasih obat batuk yang dijual bebas dulu. Tapi, kalau batuknya nggak sembuh-sembuh, segera ke dokter!

 

  • Gatal-gatal di kulit: Pakai salep antiseptik atau obat gatal sesuai anjuran dokter. Antibiotik hanya boleh di minum sesuai resep dokter.

Bedanya Apa Sih? & Tips Penting

Intinya, bedanya ada di seberapa kuat obatnya dan cara pakainya. Obat bebas (warna hijau) buat penyakit ringan, obat keras (lambangnya warna merah) buat penyakit berat yang harus dikontrol dokter. Obat bebas terbatas) lambangnya warna kuning) ada di tengah-tengah.

Baca Kemasannya & Cara Simpan Obat yang Benar

 

  • Pasti baca kemasannya dulu: Lihat aturan pakai, dosis yang tepat, efek sampingnya apa aja, dan jangan lupa tanggal kadaluarsanya!

 

  • Simpan obat dengan benar: Jangan taruh di tempat panas, lembap, atau kena sinar matahari langsung. Simpan di tempat aman, jauh dari jangkauan anak-anak.

Ibu-ibu, penting banget lho ngerti macam-macam sediaan obat!

Sebagai ibu rumah tangga, kita kan sering urus keluarga, termasuk kalau ada yang sakit. Nah, biar pengobatannya pas dan nggak salah, yuk kita kenalan sama berbagai bentuk obat yang sering kita temui! Kalau nggak ngerti, bisa-bisa malah salah pakai obat, nggak sembuh-sembuh, atau malah bikin efek samping yang nggak diinginkan.

Bentuk-bentuk obat yang sering kita jumpai :

Obat itu bentuknya macem-macem, supaya mudah digunakan dan kerjanya pas. Nih contohnya yang sering kita temui:

A. Sediaan Padat :

 

  • Tablet: Bentuknya padat, kecil-kecil, gampang ditelan. Contoh: Paracetamol (buat sakit kepala), vitamin C. Ada kok yang langsung ditelan, ada juga yang harus dikunyah dulu.
Contoh Obat sediaan padat bentuk tablet

 

  • Kapsul: Mirip tablet, tapi isinya bubuk atau cairan yang dibungkus kapsul. Contoh: Beberapa jenis antibiotik, obat flu.
Contoh obat sediian padat bentuk kapsul

 

  • Supositoria: Obat padat yang dimasukkan ke dubur (anus) atau vagina. Biasanya buat masalah di area tersebut.
Contoh obat sediaan padat bentuk supositoria

B. Sediaan semi padat

 

  • Salep: Lembut, dioles di kulit. Contoh: Salep anti gatal, salep luka.
contoh obat sediian semi padat bentuk salep

 

  • Krim: Mirip salep, tapi biasanya lebih ringan. Contoh: Krim pelembap, krim anti ruam popok.
Contoh obat sediian semi padat bentuk krim

 

  • Lotion: Cairan yang lebih encer dari krim, dioleskan ke kulit. Contoh: Lotion anti nyamuk.
Contoh obat sediian semi padat bentuk lotion

 

  • Gel: Teksturnya kayak jelly, dioles ke kulit. Contoh: Gel anti nyeri otot.
Contoh obat sediian semi padat bentuk gel

C. Sediaan cair

 

  • Sirup: Cair, biasanya manis, enak diminum, terutama buat anak-anak. Contoh: Obat batuk, vitamin. Ingat ya, dikocok dulu sebelum diminum!
Contoh obat sediian cair bentuk sirup

 

  • Suspensi: Cair, tapi ada butiran obat yang mengendap di bawah. Harus dikocok dulu biar merata sebelum diminum. Contoh: Beberapa jenis antibiotik untuk anak-anak.
Contoh obat sediian cair bentuk suspensi

 

  • Emulsi: campuran dua cairan yang nggak mau campur, kayak minyak dan air.
Contoh obat sediian cair bentuk emulsi

D. Sediaan gas : Biasanya sering di gunakan untuk terapi inhalasi (Inhalasi adalah proses menghirup obat atau substansi lain dalam bentuk uap, gas, atau aerosol ke dalam saluran pernapasan).

Contoh obat sediian gas

E. Obat modern itu canggih, penyerapannya bagus, efek sampingnya diusahakan seminimal mungkin. Ada yang pakai teknologi nano, pelepasan obatnya terkontrol, atau pakai bioteknologi. OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) juga termasuk, dari bahan alami tapi sudah diproses modern.

Contoh obat sediian modern

Bentuk obatnya beda-beda, fungsinya juga beda:

Setiap bentuk obat punya kelebihan dan kekurangan. Tablet praktis, tapi ada yang susah menelan. Sirup enak, tapi cepat basi. Salep ampuh buat penyakit kulit, tapi bisa bikin baju kotor.

Penting! Selalu Baca Kemasan Obat!

Sebelum pakai obat apapun, baca dulu kemasannya sampai bener-bener paham! Perhatikan:

 

  • Nama obat: Pastikan ini obat yang benar.

 

  • Dosis: Pakai berapa banyak? Jangan sampai salah takaran.

 

  • Cara pakai: Ditelan, dikunyah, dioles, ditetes, atau gimana? Ikuti petunjuknya ya, Bu!

 

  • Efek samping: Ada efek sampingnya nggak? Supaya kita siap mengantisipasi.

 

  • Cara penyimpanan: Simpan di tempat yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak, hindari panas dan lembap.

Pesan dari kita

Paham golongan dan sediaan obat itu penting yaa! Ibu-ibu harus pintar-pintar memilih dan menggunakan obat yang tepat untuk keluarga. Kalau ragu, tanya dokter atau apoteker aja, biar aman dan pengobatannya efektif.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat: Meningkatkan Pemahaman tentang Sediaan Obat

Tim kami, Kelompok 3 GR-2A Prodi D3 Keperawatan Universitas Airlangga, menyelenggarakan edukasi tentang Golongan dan sediaan obat di Perumahan Griya Bunder Asri RT.02 RW.07, Gresik, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung pukul 18.00 WIB hingga selesai. Tujuan utamanya adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang berbagai jenis sediaan obat, cara penggunaannya yang tepat, manfaatnya, serta risiko jika terjadi kesalahan penggunaan.

A. Data Kuantitatif :

 

  • Jumlah Peserta: Sekitar 20 peserta mengikuti edukasi, mayoritas ibu rumah tangga dan beberapa warga lanjut usia.

 

  • Metode Pengukuran: Kami menggunakan pre-test dan post-test (kuis pilihan ganda), serta observasi partisipatif untuk menilai antusiasme dan keterlibatan peserta.
Dokumen pribadi : Responden sedang mengerjakan soal

 

  • Pre-test: Rata-rata nilai pre-test adalah 53,5 dari skor maksimal 100. Ini menunjukkan bahwa sebelum edukasi, pemahaman masyarakat tentang sediaan obat masih relatif rendah.

 

  • Post-test: Setelah mengikuti edukasi, rata-rata nilai post-test meningkat signifikan menjadi 97. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan program edukasi.

 

  • Peningkatan Nilai: Terdapat peningkatan yang sangat signifikan, yaitu 43,5 poin atau 81,6%. Ini menggarisbawahi efektivitas metode edukasi yang kami terapkan.

 

  • Efisiensi Program: Efisiensi program edukasi mencapai 93,5%. Artinya, program berhasil memaksimalkan peluang untuk meningkatkan pemahaman peserta.

B. Data Kualitatif :

 

  • Metode Edukasi: Kami menggunakan pendekatan yang terintegrasi: presentasi interaktif dengan papan obat sebagai media visual, leaflet edukatif (lengkap dengan QR code ke e-magazine dan video edukasi), serta pemutaran video edukasi yang informatif dan mudah dipahami.
Dokumen Pribadi : Pemaparan materi
Dokumen Pribadi : Pembagian Leaflet
Dokumen Pribadi : Pemaparan Video Edukasi

 

  • Tanggapan Peserta: Peserta sangat antusias. Banyak pertanyaan diajukan, diskusi berlangsung aktif, dan peserta hadir hingga acara selesai. Observasi kami menunjukkan tingkat pemahaman dan ketertarikan yang tinggi terhadap materi yang disampaikan.

 

  • Kendala: Tidak ada kendala berarti yang dilaporkan selama pelaksanaan kegiatan.

 

  • Dokumentasi: Dokumentasi foto kegiatan, serta contoh media edukasi (papan obat dan leaflet). Ada link untu merujuk ke e-Magazine an video edukasi
Dokumen Pribadi : Bentuk papan golongan obat
Dokumen Pribadi : Bentuk papan sediaan obat
Dokumen Pribadi : Bentuk Leaflet golongan obat
Dokumen Pribadi : Leaflet Sediaan obat

Link akses merujuk ke:

E-Magazine Penggolongan Obat = https://online.fliphtml5.com/orfsh/illg/

Video Edukasi Penggolongan Obat = https://youtu.be/OJ_Xf-9cEBw?si=7GFvcDFekWsq8NJX

Dokumen Pribadi : Akses merujuk ke e-Magazine sediaan obat
Dokumen Pribadi : Akses merujuk ke video edukasi sediaan
Dokumen Pribadi : Lokasi Pengmas kelompok 3

Analisis Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test

Gampangnya, nilai rata-rata tes awal (pre-test) peserta Cuma 53,5 dari 100. Setelah dikasih edukasi, nilai rata-rata tes akhir (post-test)-nya naik drastis jadi 97! Artinya, ada peningkatan 43,5 poin atau 81,6%. Lumayan banget, kan? Ini bukti kalau cara edukasi kita berhasil bikin peserta lebih paham.

Selain itu, kita hitung juga seberapa efektif program edukasi kita. Ternyata, efisiensi intervensinya mencapai 93,5%. Artinya, kita berhasil memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pemahaman peserta dengan sangat baik.

1. Nilai Rata-rata Pre-Test

Σ = (40 × 3) + (50 × 7) + (60 × 10) = 120 + 350 + 600= 1070

N: 20

Rata-rata = Σ/???? = 1070/20= 53,3

2. Nilai Rata-rata Post-Test

Σ = (80 × 1) + (90 × 4) + (100 × 15)= 80 + 360 + 1.500 = 1940

N: 20

Rata Rata=Σ/???? = 1940/20 = 97

3. Peningkatan Nilai = Nilai rata-rata Post-Test – Nilai rata-rata PreTest = 97 – 53,5 = 43,5

4. Presentase Peningkatan =(???????????????????? ???????? ????????−???????????????????? ????????????????)/???????????????????? ???????????????? × 100% = (43,5)53,3 × 100% = 81,6%

Selisih Mutlak = ???????????????????? ???????????????? ???????????????? ???????????????? ???????????????? − ???????????????????? ???????????????? ???????????????? ???????????? ???????????????? = 97 − 53,3 = 43,5

5. Efesiensi Intervemsi

Efesiensi = ???????????????????????? ????????????????????????????/???????????????????????????? ????????????????????????????????−???????????????????? ???????????????? × 100%

= 43,5100 − 53,5 × 100% = 43,546,5× 100% = 93,5%

Pengamatan Langsung (Observasi):

Selama acara, kita juga perhatiin langsung gimana antusiasme peserta. Ternyata, mayoritas peserta sangat tertarik dengan materi yang kita sampaikan. Mereka nggak Cuma dengerin doang, tapi juga aktif bertanya, ngasih komentar, dan bahkan berbagi pengalaman pribadi mereka tentang obat-obatan. Ini artinya, materi yang kita sampaikan relevan dan bermanfaat bagi mereka.

Kesimpulan:

Program edukasi sediaan obat yang kami laksanakan berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat secara signifikan (peningkatan 81,6%). Efisiensi program yang tinggi (93,5%) menunjukkan efektivitas metode yang digunakan. Antusiasme dan partisipasi aktif peserta menjadi faktor kunci keberhasilan program ini.

Paham sediaan dan golongan obat itu penting banget, lho! Soalnya, ini kunci biar kita nggak salah pakai obat, dosisnya tepat, dan cara menyimpannya juga benar. Bisa dibilang, ini ilmu penting buat hidup sehat sehari-hari.

KITA ADA JARGON LOHH

SOBAT SEHAT

Kenalii.........Pahami.......Gunakan Obat Dengan Bijak

Identiras Penulis

Nama : Karisma Febrianti

Kelas : GR-2A Kelompok 3

NIM : 005241013

D3 KEPERAWATAN-FAKULTAS VOKASI-UNIVERSITAS AIRLANGGA
Anggota Kelompok 3

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image