Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Teh Hibiscus dari Kembang Sepatu: Si Penyegar Alami

Gaya Hidup | 2025-06-12 14:25:22
Teh dari Kembang Sepatu menyejukkan (ignartonosbg@pixabay.com/ssdarindo)

Saat cuaca panas atau setelah olahraga, rasa haus sering bikin bingung: antara minum air putih biasa atau cari sesuatu yang lebih menggugah selera. Di tengah banyak pilihan, para ahli gizi menyebut satu jawaban nikmat dan sehat: teh Hibicus. Minuman ini tak hanya menyegarkan, tapi juga punya manfaat luar biasa untuk hidrasi tubuh.

Teh Hibicus dibuat dari kelopak bunga kembang sepatu (Hibicus sabdariffa) yang dikeringkan. Saat diseduh, teh ini menghasilkan warna merah cerah dan rasa asam segar yang khas. Cita rasa unik ini menjadikannya alternatif menarik dari air putih biasa.

Ahli gizi menyukai teh ini karena sifatnya bebas kafein. Ini berarti tidak menyebabkan efek diuretik seperti teh hitam atau kopi. Akibatnya, cairan yang masuk ke tubuh tidak langsung terbuang lewat urin.

Meskipun bukan pengganti air sepenuhnya, teh Hibicus mengandung elektrolit penting. Di dalamnya terdapat kalium, kalsium, dan magnesium dalam jumlah kecil. Ketiganya penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan fungsi otot.

Tak hanya itu, teh Hibicus juga kaya akan antioksidan. Kandungan utamanya, anthocyanin, memberi warna merah menyala sekaligus manfaat bagi tubuh. Antioksidan ini membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Selain rendah kalori, teh ini juga bisa dinikmati kapan saja. Cocok disajikan pagi hari, sebagai minuman siang segar, atau pengantar tidur di malam hari. Fleksibilitas inilah yang membuat teh Hibicus makin digemari.

Melansir dari eatingwell.com, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa teh Hibicus membantu menurunkan tekanan darah. Selain itu, ia juga membantu mengurangi peradangan dan menstabilkan kadar kolesterol. Meski begitu, hasil maksimal tetap perlu didukung gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Perlu diingat bahwa manfaat ini tidak berdiri sendiri. Efeknya akan lebih terasa jika dikombinasikan dengan pola makan seimbang dan olahraga rutin. Teh hanyalah pelengkap, bukan solusi tunggal. ***

Selain Hibicus, ada banyak teh herbal bebas kafein lain yang juga mendukung hidrasi. Misalnya peppermint, chamomile, jahe, dan rooibos. Semua jenis teh ini memberi manfaat unik bagi tubuh.

Teh Rooibos, yang berasal dari Afrika Selatan, juga bebas kafein. Ia mengandung antioksidan khusus seperti aspalathin dan quercetin. Senyawa ini diyakini membantu mengurangi peradangan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Chamomile dan Peppermint dikenal punya efek menenangkan. Keduanya sering digunakan untuk meredakan stres dan gangguan pencernaan ringan. Minuman ini ideal dinikmati sebelum tidur.

Teh Jahe juga jadi favorit banyak orang, terutama saat merasa tidak enak badan. Rasanya yang hangat bisa membantu meredakan mual dan rasa kembung. Kandungan gingerol-nya juga memiliki efek antiinflamasi.

Namun, penting untuk menyeduh teh sendiri di rumah. Teh kemasan seringkali mengandung tambahan gula yang tinggi. Ini bisa mengurangi manfaat kesehatannya secara signifikan.

Teh Herbal juga fleksibel dalam penyajian. Bisa diminum hangat untuk suasana rileks atau disajikan dingin sebagai es teh menyegarkan. Kombinasi buah segar, madu, atau rempah bisa membuat teh terasa seperti minuman kafe kekinian.

Dengan semua keunggulannya, teh Hibicus disebut-sebut sebagai “juara hidrasi” oleh para ahli. Ia bebas kafein, rendah kalori, dan mengandung antioksidan penting. Sangat cocok bagi siapa saja yang ingin minum sehat tapi tetap seru.

Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah eksperimen dengan seduhan teh Hibicus favoritmu. Ini bukan sekadar minuman, tapi cara elegan untuk merawat tubuh dari dalam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image