
Makna Ibadah Idul Adha
Agama | 2025-06-10 16:25:27
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar rangkaian acara Takbir Akbar dan Salat Iduladha 1446 H di Lapangan Sepak Bola Kampus IV UAD. Acara ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD. Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat, 10 Dzulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 6 Juni 2025 ini, diawali dengan gema takbir bersama, dilanjutkan dengan Salat Iduladha yang dipimpin oleh imam, serta khutbah yang disampaikan oleh H. Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum., selaku Kepala Lembaga Pengembangan dan Studi Islam (LPSI) UAD sekaligus anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam khutbahnya, H. Rahmadi Wibowo Suwarno menyampaikan pesan-pesan penting mengenai makna pengorbanan yang menjadi inti dari ibadah Iduladha. Ia menekankan bahwa iman menjadi pembeda utama antara kebaikan dan keburukan. Seorang mukmin akan menggunakan nikmat, termasuk benda seperti pisau, untuk tujuan kebaikan, sementara orang tanpa iman berpotensi menggunakannya untuk keburukan.
Khatib juga mengangkat kisah inspiratif Nabi Ibrahim a.s. yang diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai sosok teladan dalam keimanan dan pengorbanan. Nabi Ibrahim diuji dengan perintah untuk meninggalkan keluarganya di lembah tak berpenghuni dan bahkan diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail a.s. Ketundukan dan keyakinan mereka terhadap perintah Allah Swt. menjadi bukti nyata bahwa pengorbanan adalah jalan menuju kebahagiaan dan surga.
“Jika ingin hidup bermakna, maka harus melalui pengorbanan,” ujarnya.
Salat Iduladha di UAD ditutup dengan doa bersama, memohon agar umat Islam senantiasa menjadi pribadi yang bertakwa, tangguh dalam menghadapi ujian, serta istiqamah dalam meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan ajaran Rasulullah Muhammad Saw. (Septia)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.