Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Jannah

Dengarkan dengan Bijak: Ancaman Tersembunyi di Balik Penggunaan Headset dan Earphone

Gaya Hidup | 2025-06-08 15:06:00
Sumber (Freepik.com)

Di era digital yang semakin maju, penggunaan headshet atau earphone sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari mendengarkan musik, menonton video, hingga rapat virtual, perangkat ini telah menjadi teman setia. Namun, di balik kenyamanannya, ada ancaman serius bagi kesehatan pendengaran yang sering kali terabaikan.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 1,1 miliar anak muda di seluruh dunia berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat terlalu lama terpapar suara keras, termasuk dari penggunaan earphone. Suara berintensitas tinggi yang langsung masuk ke dalam liang telinga dapat merusak sel-sel rambut di koklea, bagian telinga dalam yang berperan penting dalam proses pendengaran.

Bagaimana Headset dan Earphone Mempengaruhi Sistem Pendengaran?

Sistem pendengaran manusia terdiri dari tiga bagian utama yaitu, telinga bagian luar, tengah, dan dalam, yang diisi dengan sel-sel rambut halus yang mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik ke otak. Paparan langsung dan terus menerus terhadap suara keras dari headset atau earphone dapat merusak sel-sel rambut ini secara permanen, yang mengakibatkan gangguan pendengaran dan ketulian.

Dampak Negatif Penggunaan Headset/ Earphone

Kerusakan yang ditimbulkan oleh suara keras memang tidak langsung terasa. Namun, secara perlahan akan terjadi penurunan sensitivitas pendengaran yang sering kali tidak disadari. Bahkan, dalam jangka panjang dapat menyebabkan Noise-Induced Hearing Loss (NIHL) atau gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh kebisingan.

Beberapa risiko kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan headset atau earphone yang berlebihan dan tidak bijak antara lain:

1. Gangguan Pendengaran Permanen

Mendengarkan suara dengan volume melebihi 85-90 desibel secara teratur dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel rambut di rumah siput. Bahkan, mendengarkan suara di atas 100 desibel selama 15 menit saja sudah cukup untuk memicu gangguan pendengaran.

2. Tinnitus

Penggunaan earphone dalam waktu lama dan volume yang tinggi dapat menyebabkan tinnitus, yang merupakan sensasi berdenging atau berdengung di telinga tanpa sumber suara eksternal.

3. Ketulian Sementara

Menggunakan headset atau earphone hampir sepanjang waktu dengan volume tinggi dapat menyebabkan ketulian sementara, yang berisiko berkembang menjadi ketulian permanen jika kebiasaan ini terus berlanjut.

4. Infeksi Telinga

Earphone yang tidak dijaga kebersihannya atau dipakai secara bergantian dapat menjadi media penularan bakteri, sehingga menyebabkan infeksi dan peradangan pada saluran telinga.

5. Gangguan Keseimbangan dan Vertigo

Tekanan suara yang keras juga dapat mempengaruhi organ vestibular di telinga bagian dalam, sehingga memicu rasa pusing berputar (vertigo).

Tips Penggunaan Headset/Earphone yang Aman

Sebagai tindakan pencegahan, WHO merekomendasikan penggunaan earphone tidak lebih dari 60 menit per hari dengan volume maksimum 60% dari kapasitas perangkat (60:60). Selain itu, masyarakat dianjurkan untuk menggunakan perangkat audio dengan fitur pembatas volume atau peredam bising sehingga tidak perlu menaikkan volume terlalu tinggi.

Para ahli kesehatan juga menyarankan untuk mengistirahatkan telinga secara teratur dan mengenali gejala awal gangguan pendengaran seperti kesulitan mendengar percakapan di tempat ramai, sering meminta lawan berbicara untuk mengulanginya, atau sensasi berdenging di telinga.

Oleh karena itu, dengan jumlah pengguna smartphone yang mencapai 500 juta orang di Indonesia (data APJII 2023), kesadaran akan bahaya earphone perlu menjadi prioritas kesehatan masyarakat. “ Lindungi pendengaran Anda hari ini untuk masa depan yang lebih baik,” kata Dr. Soekin.

Jadi, masih ingin membesarkan volume headphone Anda?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image