Air Mata Doa di Idul Adha
Agama | 2025-06-06 06:44:25
Oleh: Muliadi Saleh
Ketua DKM Masjid Fatimah, Bukit Baruga Makassar
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Lā ilāha illallāh wallāhu Akbar
Allāhu Akbar wa lillāhil ḥamd.
Alhamdulillah Rabbil Alamin.
Segala puji bagi-Mu, ya Allah, Tuhan yang Maha Tinggi, Yang mengajarkan arti cinta lewat pengorbanan,
Yang mengabadikan kisah Ibrahim dan Ismail,
Sebagai syair abadi tentang keikhlasan.
Engkaulah yang menyalakan api cinta,
Lalu meniupkan angin pasrah ke dada hamba-Mu,
Membimbing langkah mereka ke tanah suci,
Ke Arafah yang penuh air mata,
Ke Muzdalifah yang sunyi bersaksi,
Ke Mina yang menggema takbir dan sembelihan suci.
Ya Allah,
Di hari ini, kami menyebut nama-Mu lebih dalam dari biasanya,
Menyebut dengan takbir yang membelah langit,
Karena Engkaulah tujuan segala langkah,
Engkaulah makna di balik setiap darah kurban yang mengalir.
Allahumma Salli ala Saidina Muhammad....
Shalawat dan salam
teristimew untuk junjungan kami, Muhammad SAW,
Yang mengajari umatnya tentang makna ibadah yang sesungguhnya.
Tentang hakekat dan makna dalam setiap amal.
Wahai Rasulullah,
Engkau yang menyempurnakan agama ini,
Engkau yang berdiri di padang Arafah, Menyampaikan khutbah terakhir sebagai pelita abadi,
Engkau yang membimbing umat untuk tidak hanya menyembelih hewan,
Tapi menyembelih kesombongan, kedengkian, dan cinta dunia.
Cahaya wajahmu lebih terang dari pagi Arafah,
Lembut hatimu melebihi hembusan malam Muzdalifah,
Keteguhanmu lebih kokoh dari jamarat di Mina.
Ya Allah,
Jadikan Idul Adha ini bukan hanya perayaan lahiriah,
Tapi juga kebangkitan batin,
Bangkitnya jiwa-jiwa yang rela memberi,
Yang ikhlas melepaskan,
Yang siap berkorban demi ridha-Mu.
Terimalah ibadah haji saudara-saudara kami,
Terimalah pula kurban kami, niat kami, danbswluruha aktivitas kami,
Dan kuatkan kami untuk terus mencintai-Mu,
Seperti Ibrahim mencintai-Mu lebih dari cintanya pada anaknya,
Seperti Ismail patuh lebih dari cintanya pada hidupnya,
Seperti Muhammad SAW yang mencintai umat ini melebihi dirinya sendiri.
Idul Adha adalah monumen keikhlasan dan keagungan iman. Bahwa sejatinya hidup adalah tentang memberi, bukan memiliki. Tentang tunduk dan patuh, bukan sekadar berharap. Tentang menyembelih nafsu, bukan hanya menyembelih hewan.
Para sufi memaknai hari ini sebagai hari penyembelihan batin—tempat ego disucikan, tempat hasrat dunia diruntuhkan agar ruh kita kembali ringan menapak jalan Tuhan.
Maka, Idul Adha bukan hanya milik dan tentang ARMUZNA -Arafah, Muzdalifah, Mina -, tapi juga tentang hati yang rela, pasrah, dan ikhlas.
Doa Terindah dari Para Pequrban
Ya Allah,
Kami datang membawa cinta dalam bentuk darah dan daging,
Kami persembahkan bukan karena mampu, tapi karena rindu.
Terimalah seluruhnya: darah yang mengalir, daging yang tersungkur,
Tulang, bulu, dan setiap tetes keringat yang menyertainya.
Jadikan ini saksi terbaik di hadapan-Mu,
Bahwa kami pernah belajar memberi,
Bahwa kami rela demi ridha-Mu semata.
Doa Rahasia dari Hewan Kurban
Ya Rabb,
Kami adalah makhluk-Mu yang Kau pilih untuk mati mulia,
Kami rela karena Engkau yang menitahkan.
Jadikan akhir hidup kami sebagai penebus dosa-dosa tuan kami,
Sebagai jembatan cinta antara langit dan bumi.
Ampunilah mereka yang menyembelih kami,
Rahmatilah mereka yang memberi dan menerima kami,
Lapangkanlah jalan mereka menuju surga yang luasnya seluas kasih-Mu.
Doa Lembut dari Penerima Daging Kurban
Ya Allah,
Dari tangan saudara kami yang ikhlas, kami menerima nikmat-Mu.
Kami kenyang hari ini bukan karena kehebatan kami,
Tapi karena Engkau menitipkan cinta lewat mereka.
Balaslah para pequrban dengan surga tertinggi,
Lapangkan rezeki mereka, kuatkan iman mereka,
Dan jangan biarkan kami lupa bersyukur atas secuil daging yang penuh berkah ini.
---
Doa Sepenuh Hati dari Semua yang Terlibat
Ya Allah,
Berikan pahala tanpa batas bagi panitia yang tak mengenal lelah,
Bagi para penyembelih yang menjaga syariat-Mu dengan khidmat,
Bagi para pengantar dan pendistribusi yang menapak jalan sunyi demi menyampaikan amanah.
Ampunilah kelelahan mereka,
Jadikan peluh mereka sebagai zikir,
Dan tanamkan cinta yang mendalam di dada mereka untuk terus melayani umat-Mu.
Dan pada akhirnya...
Ya Rabb,
Satukan kami dalam ikhlas,
Teguhkan kami dalam taat,
Sucikan jiwa kami dalam tiap hembusan takbir,
Agar Idul Adha ini tak sekadar ritual,
Tapi benar-benar menjadi jalan menuju-Mu.
Semoga dari Idul Adha ini, lahirlah kembali insan-insan yang bersih hatinya, dermawan jiwanya, dan kuat pengorbanannya. Mari kita teruskan semangat ini dalam kehidupan sehari-hari, karena esensi haji dan kurban adalah tentang kemanusiaan, solidaritas, dan cinta kepada Allah yang diwujudkan dalam cinta kepada sesama.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillāhil hamd.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
