Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SITI NUR AZIZAH

Infeksi Saluran Kemih Saat Hamil: Bahaya yang Sering Diremehkan

Edukasi | 2025-06-05 16:10:49

Apa itu infeksi saluran kemih?

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ-organ saluran kemih seperti uretra, kandung kemih, ureter, atau ginjal mengalami infeksi, umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Pada ibu hamil, kondisi ini jauh lebih rentan terjadi karena adanya perubahan fisiologis dan anatomi selama masa kehamilan.Menurut Asiyah dan Ramadhani (2020), ISK pada kehamilan sering tidak menimbulkan gejala (asimptomatik), namun jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi infeksi ginjal (pielonefritis) yang membahayakan ibu dan janin.

Mengapa ISK Sering Terjadi Saat Hamil?Kehamilan menyebabkan banyak perubahan dalam tubuh yang bisa meningkatkan risiko ISK. Di antaranya:

Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot polos pada saluran kemih sehingga memperlambat aliran urin.

Penekanan kandung kemih dan ureter oleh rahim yang membesar.

Penurunan sistem kekebalan tubuh selama kehamilan yang membuat tubuh lebih mudah terinfeksi.

Peningkatan kadar glukosa dalam urin, yang menjadi media ideal untuk pertumbuhan bakteri.

Penelitian oleh Wulandari & Surbakti (2021) menemukan bahwa sebagian besar ISK terjadi pada trimester kedua dan ketiga, seiring membesarnya rahim dan meningkatnya tekanan pada kandung kemih.

Gejala yang Sering DiabaikanGejala ISK bisa muncul secara nyata atau tidak sama sekali. Gejala ringan hingga berat yang umum terjadi antara lain:

Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil

Frekuensi berkemih meningkat tetapi dengan volume sedikit

Urin keruh, berbau menyengat, atau bahkan bercampur darah

Nyeri punggung bagian bawah atau perut bagian bawah

Demam dan menggigil (pada infeksi ginjal)


Namun pada banyak kasus, terutama bakteriuria asimptomatik, gejala tidak muncul sama sekali. Ini membuat banyak ibu hamil tidak menyadari infeksi yang sedang berlangsung.

Dampak ISK bagi Kehamilan

ISK pada kehamilan bukan hal sepele. Jika tidak ditangani secara tepat, dampaknya bisa serius, baik bagi ibu maupun janin:

Kelahiran prematur

Berat badan lahir rendah (BBLR)

Preeklampsia

Infeksi plasenta atau ketuban

Pielonefritis akut

Keguguran (jika terjadi pada trimester awal)

Penelitian oleh Nurjanah, Sari, & Kusumastuti (2022) menunjukkan bahwa 76,5% kasus kelahiran prematur memiliki kaitan dengan riwayat bakteriuria asimptomatik yang tidak diobati.

Pentingnya Skrining Rutin

Salah satu tantangan utama dalam menangani ISK pada kehamilan adalah minimnya skrining urin secara rutin. Padahal, deteksi dini terhadap bakteriuria bisa menyelamatkan ibu dan janin dari komplikasi serius.

Kementerian Kesehatan RI melalui Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu (2021) telah merekomendasikan pemeriksaan urin rutin pada setiap trimester, terutama bagi ibu dengan riwayat ISK atau kehamilan risiko tinggi

Pencegahan dan Penanganan

Langkah Pencegahan:

• Minum air putih 2–3 liter per hari

• Tidak menahan buang air kecil

• Menjaga kebersihan area genital (cebok dari depan ke belakang)

• Buang air kecil setelah berhubungan seksual

Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan ganti secara teratur


Penanganan:

Jika terdiagnosis, ISK dapat diobati dengan antibiotik yang aman untuk kehamilan, seperti nitrofurantoin, amoxicillin, atau cephalexin. Namun, penggunaannya harus berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan sensitivitas bakteri (uji kultur dan resistensi).

Infeksi Saluran Kemih pada kehamilan merupakan kondisi yang kerap diremehkan karena gejalanya yang tidak selalu tampak. Namun dampaknya sangat serius, mulai dari kelahiran prematur hingga infeksi ginjal. Oleh karena itu, edukasi, deteksi dini, dan penanganan tepat sangat penting dalam mencegah komplikasi lebih lanjut. Tenaga kesehatan dan ibu hamil perlu bekerja sama secara aktif untuk menjadikan skrining ISK sebagai bagian dari perawatan kehamilan yang rutin dan menyeluruh.

References

1. Asiyah, N., & Ramadhani, A. (2020). Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan Kejadian Persalinan Prematur. Jurnal Kebidanan Malahayati, 6(1), 36-42.

2. Wulandari, D., & Surbakti, I. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISK pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan (Midwifery Journal), 7(2), 77-84.

3. Nurjanah, S., Sari, N. P., & Kusumastuti, H. (2022). Bakteriuria Asimptomatik sebagai Faktor Risiko Kelahiran Prematur. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 13(1), 12-18.

Nama Penulis Siti Nur Azizah, Prodi Kebidanan, Fakultas Keperawatan danKebidanan Universitas Binawan


Dosen Pengampu : Apriani Riyanti, M.Pd., Anwar Razak, S.Ip, MPP.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image