Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Luthfiyah Sulistio

Perempuan yang Tahu Harga Diri di Tengah Dunia yang Terlalu Sering Menghakimi

Sastra | 2025-06-02 20:24:21

Di tengah dunia yang serba cepat menilai, perempuan masih menjadi pihak yang paling sering dicurigai karena pilihan hidupnya. Entah soal pakaian, pekerjaan, hingga masa lalunya semua bisa jadi bahan penghakiman. Hal ini bukanlah hal baru. Pramoedya Ananta Toer telah menuliskannya dengan tajam melalui sosok Midah, perempuan yang berani hidup di luar garis pakem masyarakat.

Midah, dengan gigi emasnya yang kerap dipakai untuk mengolok-olok, adalah simbol dari kemandirian yang tak mudah dijinakkan. Ia bukan perempuan ideal versi masyarakat yang manut dan diam. Ia memilih jalannya sendiri, walau harus menanggung tatapan sinis dan dikucilkan. Novel Midah Si Manis Bergigi Emas menjadi pengingat bahwa perempuan punya hak untuk menentukan hidupnya, tanpa harus terus-menerus meminta persetujuan orang lain.

Kritik sosial yang diselipkan Pramoedya terasa relevan hingga hari ini. Ketika perempuan mencoba berdiri dengan pilihannya menjadi ibu tunggal, pekerja seni, atau hanya ingin bebas label masih mudah ditempelkan. Midah hadir sebagai tamparan bagi masyarakat yang gemar menggiring perempuan pada standar yang dibuat bukan oleh mereka sendiri.

Akhirnya, yang ingin ditegaskan Pramoedya bukan soal benar atau salah, tapi soal keberanian untuk menjadi diri sendiri. Midah bukan tokoh sempurna, tapi justru di situlah letak kemanusiaannya. Ia bukan untuk diteladani secara mutlak, tapi untuk direnungi: sudah sejauh mana kita membiarkan seseorang, terutama perempuan, bebas menjadi dirinya?

Photo by Adrien Olichon: https://www.pexels.com/photo/monochrome-photo-of-dark-hallway-2823459/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image