Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image social wotafly

Pengenalan Lapangan Pra-Sekolah Mahasiswa Uhamka ke Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Bekasi: Pilih Mod

Guru Menulis | Sunday, 06 Mar 2022, 16:46 WIB

Tepatnya dua bulan lalu, saya beserta kelompok saya ditugaskan untuk melakukan Pengenalan Lapangan Pra-Sekolah Tingkat Akhir (PLP 2) ke sekolah-sekolah yang sudah dipilihkan oleh kampus. Kelompok kami yang beranggotakan enam mahasiswa akhir program pendidikan Bahasa Inggris kedapatan melakukan program magang ke SMA Negeri 7 Bekasi. Program ini berlangsung selama dua bulan dengan diawasi dosen pembimbing dan guru pamong secara langsung. Kami diprogram agar bisa mengaplikasikan apa yang telah kami pelajari selama perkuliahan ke dalam kelas kami nantinya.

Ada hal yang kami rasakan sangat kontras manfaatnya selama magang kami di SMA ini yaitu kami dapat menerapkan dan berimprovisasi dengan tiga model pembelajaran sekaligus. Di dua minggu pertama, kami mengawali magang kami dengan model pembelajaran blended learning, di mana blended learning ini merupakan model pembelajaran yang menggabungkan model pembelajaran jarak jauh, pembelajaran tatap muka, dan computer-based learning. Kemudian di dua minggu selanjutnya, karena turunnya kasus positif corona virus disease di wilayah Bekasi, kami jadi mengubah model pembelajaran menjadi 100% classroom learning (Pembelajaran Tatap Muka 100%). Dua minggu selanjutnya diisi dengan pelatihan guru-guru untuk menyiapkan pekan ulangan harian dan ulangan harian itu sendiri. Di dua minggu terakhir magang kami, model pembelajaran kembali menerapkan 100% online learning (Pembelajaran Jarak Jauh 100%) karena amat disayangkan, kasus COVID-19 kembali meningkat.

Perubahan model pembelajaran ini tak luput dari tantangan-tantangan yang kami harus hadapi. Ketika mengalami blended learning, fokus kami dibelah menjadi dua. kami harus menguasai kelas agar peserta didik proaktif dalam pembelajaran langsung dan juga harus memaksimalkan interaksi dengan peserta didik yang ada di dalam ruang meeting. Sedangkan saat pembelajaran dilakukan secara luring, meskipun peserta didik cenderung lebih excited dalam menerima materi, namun banyak juga peserta didik yang masih terlihat santai dalam menyikapi asesmen setelah pemberian materi. Tidak jarang ditemukan siswa yang masih overdue dalam mengumpulkan tugas sehingga guru harus rajin-rajin dalam mengingatkan peserta didiknya. Ketika pembelajaran kembali dilakukan secara daring, banyak peserta didik yang justru spacing out (raganya di kelas tapi pikirannya dimana-mana) selama pembelajaran di kelas berlangsung. Hal ini membuat guru harus pintar-pintar dalam mensiasati komunikasi agar tidak terputus dengan para peserta didiknya. Guru juga harus lebih bisa mensiasati agar peserta didiknya tidak bosan selama pembelajaran daring ini atau agar peserta didiknya tidak memiliki kesempatan untuk sekedar tidur atau scrolling down aplikasi media sosial mereka.

Namun hal baiknya adalah, guru pamong selalu mendampingi kami dan membantu kesulitan-kesulitan kami sehingga proses adaptasi, improvisasi, terciptanya ide kreatif, dan terasahnya tingkat kepekaan kami dalam mengenali perubahan situasi di dalam kelas meningkat dan dapat teratasi dengan baik. Kami juga senang karena tidak hanya mendapatkan pengalaman mengaplikasikan hal-hal tersebut (menganalisis silabus, membuat RPP, dan mengajar), tapi kelompok kami juga merasakan pengalaman penting lainnya seperti: mengurus ketatausahaan, kesiswaan, konseling, sarpras, dan kegiatan kehumasan.

Kami berterimakasih kepada sekolah tempat kerjasama kami, SMA Negeri 7 Bekasi, yang selalu melibatkan kami dalam rapat ataupun kegiatan-kegiatan penting tersebut sehingga kami benar-benar merasakan simulasi asli menjadi seorang guru. Juga kampus kami, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, yang telah mengadakan program PLP 2 ini sebagai pelengkap dari aktivitas pembelajaran kami sebagai mahasiswa pendidikan. Karena adanya praktik ini, kelompok kami belajar bahwasannya bukan hanya persiapan di dalam kelas yang harus disiapkan, tapi cara beradaptasi dan berimprovisasi dengan perubahan situasi kelas yang tidak didapatkan secara teori dapat kami siasati di sini. Lalu, untuk magang kalian para pembaca, sudah sebarapa matangkah persiapan kalian? Adakah model pembelajaran yang menurut kalian lebih kalian kuasai?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image