Teman Baru Chiko
Guru Menulis | 2022-03-02 16:39:13Teman Baru Chiko
Hujan gerimis sore itu menjadi saksi perjalanan Chiko mengikuti tuan rumahnya yang baru. Kucing mungil berusia empat bulan itu diadopsi oleh Pak Jenggot. Tingkahnya yang lucu dan warna orange berselang-seling warna putih membuat siapapun merasa gemas pengin mengadopsinya.
Chiko mempunyai tiga saudara yang sama imutnya. Kematian induknya sebagai akibat diracun orang sungguh mengenaskan. Satu saudaranya yang betina bernama Noni tak luput dari peristiwa tragis itu. Kini Chiko tinggal berdua dengan Candy, saudara Chiko yang berkelamin betina. Mendengar kisah Chiko rupanya membuat Pak Jenggot ingin memeliharanya. Kebetulan anak bungsu Pak Jenggot juga pengin piara kucing.
Chiko mengeong agak gusar saat dibawa serta ke rumah Pak Jenggot menggunakan keranjang kucing warna orange. Ia masih ingin bersama Candy. Kini mereka terpisahkan.
"Hore, aku punya teman baru!" teriak Otter, “siapa namamu?”
Otter melanjutkan bicaranya. Chiko masih tampak malas bicara. Ia hanya memandang Otter yang kandangnya besebelahan. Otter adalah seekor lingsang atau berang-berang muda yang ramah.
”Ayolah kawan, jangan bersedih!" celoteh Otter sambil bermain bola kesukaannya. Sambil mengibas-kibaskan ekornya.
"Meow, iya kawan,” jawab Otter.
“Namaku Chiko,” kata Chiko memperkenalkan diri.
“Aku Otter. Aku berasal dari desa sebelah." Otter memotong kata-kata Chiko, “Kau hanya sendirian?"
Rupanya Chiko mulai mau membuka diri. Muka Chiko yang muram mulai berubah
"Sebenarnya aku punya dua saudara, Candy dan Noni." Sampai di sini Chiko tampak murung lagi dan matanya berkaca-kaca, "sayangnya, adikku Noni turut meninggal bersama ibuku saat diracun orang."
"Sudahlah kawan, jangan bersedih lagi! Besok kita main bersama-sama," hibur Otter. Malam itu mereka nampak mulai akrab dan tertidur diiringi hujan rintik serta hawa dingin menyergap bumi.
Mentari pagi tampak cerah menyinari hamparan taman belakang rumah Pak Jenggot. Kicau burung bersahutan menambah suasana pagi tambah berseri. Otter selalu bangun pagi lebih awal. Kebiasaan bangun pagi Otter diakukan karena Otter harus mandi pagi supaya tidak bau badannya. Seperti biasa, Otter mandi di sebuah kolam kecil di tepian taman.
"Hai Chiko, ayo kita mandi bersama!" ajak Otter.
Chiko hanya duduk di atas batu sambil memandangi sekelilingnya. Sesekali ia membersihkan mukanya dengan jilatan-jilatan lembut lidahnya. Maklumlah lain kucing lain berang-berang. Kedua hewan tersebut punya kebiasaan dan keunikan berbeda.
Sehari-hari, Otter hanya bermain dengan teman-temannya di taman belakang rumah. Halaman belakang yang lumayan luas, ada taman, dan kolam di tepi sungai kecil. Otter menghabiskan waktunya dengan berenang dan bermain. Temen-teman Otter antara lainnya Mike (tikus putih), Ogly (marmut imut) dan Sendy (tupai).
Otter mengajak Chiko bermain bersama kawan-kawannya. Benar saja, di pinggir kolam sudah ada beberapa teman Otter.
"Wah...wah... wah ada tamu rupanya," seloroh Mike sinis.
"Wow, siapa ini?" Ogly pun menimpali.
"Tenang tenang ... teman semua! Ini sahabat baru kita yang akan bergabung dan bermain setiap hari di sini." Otter buru-buru menyahut.
Mike sedari tadi tampak bersungut-sungut menyela,
"Eit, sebentar Otter! Kita tidak kenal sama dia. Kenapa kita harus bermain sama dia?" Mike sedari tadi tampak bersungut-sungut menyela,
Dari balik semak muncullah Sendy bersama dua teman lainnya. Sendy langsung nimbrung.
"Aduh, ketinggalan cerita ini! Ada apa, kok kayaknya rame banget?" Sendy langsung nimbrung.
"Itu tuh, Si Otter bawa-bawa temen! Kita khan belum tahu siapa dia? Siapa tahu dia itu musuh yang menyamar?" sahut Mike.
Kecurigaan Mike didukung oleh Ogly yang baru muncul. Sambil mengulum rumput di mulutnya.
"Betul itu, siapa tahu dia hanya mata-mata?" tanya Ogly.
Otter masih terdiam memperhatikan kata demi kata yang diucapkan teman-temannya. Chiko yang dari tadi jadi bahan pembicaraan mulai merespon kawan-kawan barunya itu.
"Kawan-kawan, maaf sebelumnya, jika kedatanganku di sini telah mengganggu. Aku hanya ingin bermain bersama kalian," ucap Chiko.
"Ah, masak iya? Kucing itu di mana-mana hanya menjadi perusak dan pengganggu!" kata Ogly.
Mendengar ucapan Ogly, tampaknya Otter mulai terbakar amarahnya.
"Huss, jangan berkata sembarangan, Ogly! Dengarkan dulu penjelasan kawan kita ini," bantah Otter. Mike pun tidak sependapat dan menyela,
"Apa? Kau sebut kawan? Dia bukan kawan. Dia itu musuh kita!" kata Mike sedikit berteriak.
Matahari semakin naik menyaksikan perdebatan hewan-hewan imut dan lucu itu. Mike dan Ogly meninggalkan perdebatan itu dengan perasaan dongkol.
Sehari kemudian Otter tetap mengajak Chiko berjalan-jalan mengelilingi taman dan sesekali berhenti di bawah pohon cemara sekedar menikmati udara pagi. Sejurus kemudian mereka bertemu Mike di ujung kolam
"Hai, Mike! Sendirian saja?" sapa Otter. Mike berhenti sejenak memandang Otter dan Chiko. Tanpa berujar sepatah katapun, Mike langsung melanjutkan perjalanannya.
"Sabar ya Chiko, lama-lama mereka akan menerima kamu sebagai kawan dan bermain bersama," ucap Otter menghibur Chiko.
Kedua sahabat itu kembali berjalan santai mengelilingi taman yang luas itu. Tiba-tiba suara berisik di balik semak, seperti ada yang sedang berkelahi. Betul saja dugaan Otter, ketika ia mengintip di balik semak, ia menyaksikan dua sosok yang sedang terlibat perkelahian hebat. Setelah ia perhatikan, ternyata Mike sedang berjuang menyelamatkan diri dari cengkeraman Gandor, kucing hitam yang terkenal bengis dan kejam. Melihat perkelahian tidak seimbang itu, tanpa pikir panjang, Chiko langsung melompat dan mencakar kepala Gandor. Cakaran Chiko membuat Gandor melepaskan cengkeramannya pada Mike. Kepala Gandor tampak mengeluarkan darah, karena tepat mengenai bagian matanya. Gandor mengerang kesakitan.
"Meooow, siapa ini? Kurang ajar sekali!"teriak Gandot. Chiko terlempar beberapa jengkal. Ia pun kesakitan karena kepalanya membentur batu di bawah pohon ketepeng.
"Aduh, sakitnya!" teriak Chiko. Otter segera menghampiri keduanya. Mike terkulai lemas di bawah semak, Chiko meringis menawan sakit.
"Kau tidak apa-apa, Chiko?" tanya Otter
"Sakit sih, sedikit," jawab Chiko. Kemarahan Gandor tidak terbendung lagi. Ia semakin kalap dan melompat menyerang Chiko.
"Awas kau, jangan lari Chiko!" teriak Gandor sambil menyergap Chiko dengan cakar-cakarnya yang kokoh kuat dengan kuku-kuku tajamnya. Perkelahian sengit pun terjadi di antara kedua makhluk sejenis itu.
"Kau tidak boleh semena-mena, hei kucing jahat!" teriak Chiko sambil mengindar dari serangan-serangan Gandor. Meskipun masih terbilang kecil, rupa-rupanya naluri Chiko sebagai kucing jantan sudah terlihat. Jiwa pejuangnya ditunjukkan saat ada teman atau siapapun yang teraniaya. Kali ini Gandor benar-benar kewalahan menghadapi Chiko. Terlebih mata kirinya kabur karena darah yang keluar mengalir dan menutup matanya. Kucing besar itu pun mengerang kesakitan dan berlari meninggalkan arena perkelahian tersebut.
"Hebat kamu, Chiko!" teriak Otter. Chiko segera menghampiri Otter dan Mike. Mike yang masih kesakitan nampak menahan malu karena ternyata kucing yang selama ini ia benci telah menolongnya. Mereka bertiga terdiam untuk beberapa saat.
"Wuih, kenapa pada manyun seperti itu?" tanya Ogly yang tiba-tiba muncul. Ogly termasuk salah satu yang turut menolak kehadiran Chiko. Otter berbisik di telinga Ogly,
"Ssst. Diam sebentar Ogly, hari ini ada peritiwa penting."Otter berbisik di telinga Ogly, Ogly semakin penasaran. Mike mulai bicara.
"Chiko, Aku minta maaf, ya. Selama ini telah berprasangka buruk padamu," pinta Mike. Mike masih terlihat lemas menahan sakit, beberapa luka di sekujur tubuhnya membuat Mike tak berdaya. Chiko memandangi Mike.
"Sudahlah Mike, Aku sangat senang bisa berteman dengan kalian, Aku juga minta maaf jika sikapku telah membuat kalian berprasangka buruk padaku." Jawab Chiko.
"Hore, Aku sangat senang hari ini! Kalian sudah bisa saling menerima. Terima kasih Mike, terima kasih Chiko." Ogly menyela.
“Chiko, Aku juga minta maaf jika kemarin telah mengejekmu." Otter berteriak lantang, "mulai hari ini, Chiko adalah teman kita!"
Otter, Chiko dan Ogly mengantar Mike ke rumahnya untuk mengobati luka-lukanya. Setelah kejadian itu, hari-hari mereka sangat menyenangkan penuh gurauan dan candaan. Tiada saling menyakiti satu sama lain. Chiko bersama teman barunya.
Oleh : Giyoto
Guru SD N Lempuyangwangi
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.