Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Suhada

Semut Belalang

Sastra | 2024-10-31 08:17:19

Suatu ketika di sebuah ladang yang subur dan sejuk ada segerombolan keluarga semut yang begitu rajin sedang bekerja mencari makanan untuk persediaan mereka pada musim dingin. Mereka begitu semangat dan saling bekerja sama satu sama lain. Di samping itu, ada seekor belalang, namun belalang ini adalah seekor belalang yang sangat pemalas, pekerjaannya sebelum musim dingin tiba bukannya mempersiapkan persediaan makanan dia hanya menghibur dirinya sendiri tanpa ada rasa khawatir dan menganggap di musim dingin akan ada sumber makanan yang tersedia.
Belalang menghabiskan waktunya untuk menghibur dirinya dan penghuni hewan di ladang tersebut dengan bernyanyi dan menari. Siput, jangkrik, katak, dan hewan lainnya merasa terhibur bersama belalang.
Pada saat semut yang bekerja keras itu berjalan berbaris, seorang pemimpin semut melewati si belalang, belalang pun bertanya.
Belalang: "wahai semut, apa yang sedang kau lakukan hingga serajin itu?" tanya belalang.Semut: "gerombolan kelompok kami sedang mencari sumber makanan untuk persediaan pada musim dingin nanti".Belalang: "memangnya kenapa dengan musim dingin nanti?" tanya lanjut belalang.Semut: "saat musim dingin nanti tiba, tentu saja sumber makanan di bumi ini akan habis, air-air pun juga tidak ada karena mereka membeku" jawab semut.Belalang: "hahaha...semut..semut.. tidakkah kau beristirahat dulu sambil menikmati suasana terbaik saat ini? Jika aku, aku akan mencari sumber makanan apabila musim dingin tiba, bukannya mempersiapkan dari sekarang".Semut: "wahai belalang, bukannya senang untuk mendapatkan makanan pada musim itu, sebaiknya mulai sekarang kau harus mencari sumber makanan sebelum terlambat dan ada kalanya waktu bersenang-senang".Belalang: "terserah kau saja, aku akan mengisi waktuku dengan membahagiakan diri dengan bernyanyi".
Sang semut pergi meninggalkan belalang dan melanjutkan perjalanan mereka mencari makanan, sedangkan belalang yang pemalas itu tetap tidak mau melakukan apa yang disarankan si semut.
Keesokan harinya, keluarga semut kemudian membangun sarang mereka yang lebih besar, karena musim dingin membuat suhu udara berubah menjadi dingin. Mereka membuat sarang di atas pohon yang aman, dengan menambahkan lebih banyak dedaunan yang kering, keluarga semut yang pekerja keras ini berhasil membangun sarang yang cukup besar.
Di sisi lain, belalang yang pemalas ini hanya bisa memperhatikan keluarga semut yang sedang bekerja membuat sarangnya, belalang berpikir jika dia mampu bertahan di musim dingin dengan sarang yang berpindah-pindah dan tidak harus mengeluarkan banyak tenaga. Sang belalang dengan mudah bisa tinggal dan tidur di tengah serbuk bunga yang kering apabila bunga tersebut mati, sang belalang akan berpindah tempat. Untuk makanannya sendiri bisa dari dedaunan yang segar.
Beberapa Minggu kemudian, musim dingin pun tiba, semua dedaunan, tumbuhan, air, bahkan udara berubah menjadi suhu yang sangat dingin. Para seluruh penghuni hewan di ladang bersembunyi di sarang mereka masing-masing dengan persediaan makanan yang mereka dapatkan. Sementara belalang yang malang itu mengkhawatirkan kondisinya sendiri karena tidak ada sedikitpun persediaan makanan. Sang belalang pun tidak dapat menentukan sarangnya, karena pada saat musim dingin tanaman bunga tidak ada yang mekar atau bermusim. Seluruh dedaunan yang tadinya hijau segar berubah menjadi dingin embun.
Belalang berusaha keras untuk mendapatkan makanan, namun tidak ada sumber apapun yang ada di sekitaran ladang, karena semuanya membeku dalam keadaan suhu udara yang dingin. Sang belalang meminta pertolongan kepada setiap penghuni hewan di ladang, namun tak ada satupun yang dapat membantunya pada saat itu.
Mengingat hal ini, belalang terpikir akan sesuatu, sang belalang itu langsung bergegas menuju rumah keluarga semut untuk meminta pertolongan. Sang belalang menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan.
Sesampainya di rumah keluarga semut, belalang memanggil pemimpin keluarga semut untuk meminta pertolongan.
Belalang: "Semut! semut!". Teriak belakang.Semut: "Oh, belalang!. Apa yang membawa mu datang kemari?".Belalang: "wahai semut, aku sangat butuh pertolongan, aku sangat lapar, haus, dan kedinginan. Tapi aku tidak mendapatkan sedikit sumber makanan apapun di musim yang dingin ini".Semut: "Belalang... belalang.. Tidakkah sudah aku katakan bahwa kau harus menyediakan persediaan makanan sebelum musim dingin tiba?. Lihatlah nasibmu sekarang".Belalang: "semut..tolonglah aku, aku sangat lapar, tidak bisakah kau memberi sedikit makanan?".Semut: "aku tidak bisa memberikan makanan kepadamu, karena sifatmu yang pemalas itu sebagai tanda akibatnya".
Sang belalang sangat terpukul dengan ucapan yang dikatakan oleh semut, belalang itu hampir pingsan dan tak berdaya. Tetapi, sang semut juga merasa iba dan kasihan kepada sang belalang. Semut pun dengan senang hati memberikan pertolongan kepada belalang, memberi dia makan dan minum serta tempat yang hangat. Semut juga memberikan nasehat agar belalang akan selalu siap sedia pada awal musim sebelum musim dingin tiba.
Setelah menjalani musim dingin yang lama, akhirnya musim panas pun kembali menyinari tempat ladang. Seluruh penghuni hewan di ladang yang awalnya bersembunyi di dalam sarang untuk hibernasi sekarang kembali ke luar untuk beradaptasi. Di sisi lain juga, sang belalang dan keluarga semut bersyukur karena bisa bertahan hidup dari musim dingin, sang belalang sangat berterima kasih kepada pemimpin semut dan kelompoknya yang sudah memberikan pertolongan agar bisa bertahan hidup.
Belalang: "Wahai keluarga semut, aku sangat berterima kasih kepada kalian yang sudah memberikanku pertolongan di musim dingin".Semut: "tentu belalang. Lain kali kalau kamu ingin menghadapi musim dingin segeralah mempersiapkan persediaan makanan dan minum agar nanti kamu tidak khawatir dengan kondisimu". Ujar nasehat belalang.Belalang: "baiklah semut dan aku minta maaf atas sikap yang pemalas dan keras kepala ini, aku akan selalu mengingat pesanmu".
Sang belalang itupun mengucapkan terima kasih kepada keluarga semut dan pergi untuk mengubah dirinya menjadi lebih rajin dan pekerja keras seperti semut.
SELESAI~

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image