Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khabiburrohman

Cerita Mahasiswa FDK Ikut Pejuang Muda Kemensos RI

Eduaksi | Wednesday, 02 Mar 2022, 09:39 WIB
Pelatihan inovasi untuk warga Bantul

Sebanyak 33 mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dari berbagai Program Studi mengikuti kegiatan kampus merdeka dari Kementrian Sosial yang diberi tajuk “Pejuang Muda”. Modhofir Yusuf Saifulloh salah satu mahasiaswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga juga tergabung menjadi bagian dari kegiatan tersebut. Secara singkat program Pejuang Muda ini bisa dikatakan sebagai laboratorium sosial bagi mahasiswa dimana harapannya bisa mengaplikasikan ilmu dan pengetauannya untuk memberi dampak sosial secara konkrit. Melalui program yang setara dengan 20 SKS ini, Pejuang Muda dituntut untuk belajar secara langsung di lapangan sekaligus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pemuka masyarakat setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah penugasan.

Para Pejuang Muda harus melewati serangkaian seleksi hingga ditetapkan “Lolos”, “ Awalnya saya tidak tahu Pejuang Muda itu apa, saya mengetahui informasi Pejuang Muda ini dari Ibu Risma Menteri Sosial yang pada saat itu kebetulan menjadi keynote speaker dalam agenda International Dacwah Conference yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah Dan Komunikasi. Alasan mengikuti program ini karena dulu saya mau daftar kampus mengajar namun ternyata PTKIN tidak support program tersebut. Setelah mendapatkan informasi bahwa PKTIN bisa mendaftar program Pejuang Muda akhirnya saya coba untuk daftar dan alhamdulilah tidak menyangka bisa sampai tahap ini”. Ujar Yusuf ketika ditemui di kampus setempat Selasa (1/3).

Serangkaian seleksi Pejuang Muda ini diawali dari proses seleksi berkas hingga akhirnya pengumuman tahap dua yaitu Leader Group Discussion (LGD) yang dilaksanakan secara online. LGD ini adalah tahap seleksi akhir dimana nanti setiap calon Pejuang Muda diberikan studi kasus dan harus diperoleh solusi. Tujuan dari seleksi akhir ini untuk mengetahui seberapa dalam Critical Thinking dan problem solving yang dimiliki calon Pejuang Muda. Sebanyak 11.109 pendaftar hanya 5.140 saja mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang akan diterjunkan di 514 kab/kota di seluruh Indonesia pada 1 November – 20 Desember 2021.

“Kebetulan kemarin saya ditempatkan di Kabupaten Bantul, tugas utama kami adalah melakukan verifikasi validasi data penerima bantuan Kementrian Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) selain itu kami juga melakukan kegiatan kewirausahaan sosial berupa pelatihan kapasitas bagi penerima bantuan PKH di Kabupaten Bantul”. Terang Yusuf.

Verifiasi data ini merupakan bentuk penerapan disiplin ilmu yang didapat serta aktualisasi para mahasiswa untuk terjun langsung di lapangan. Selain itu mahasiswa juga diharapkan mampu melihat potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia yang bisa digali lebih dalam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, kami menggunakan aplikasi dari kementrian sosial bernama Social Affair Geographic Information System (SAGIS).

“ Kesan dan pesan yang saya dapat setelah mengikuti program ini sangat banyak, salah satunya saya bisa belajar banyak dari masyarakat tentang arti sebuah hidup, bersyukur dan pentingnya pendidikan untuk memberantas kemiskinan di Indonesia, karena rata-rata penerima bantuan sosial adalah masyarakat dengan pendidikan yang rendah”. Jelasnya.

Harapannya keberadaan program semacam ini bisa memupuk para mahasiswa untuk lebih aktif mengembangkan disiplin ilmu yang didapat dari kampus untuk langsung diterapkan di lapangan bersama dengan masyarakat setempat. Selain itu adanya program ini juga mampu membentuk soft skill para mahasiswa dalam bersosial dan berkomunikasi.

Wakil Dekan Bidang Kerjasama Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, M.Si menjelaskan banyaknya mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang diterima dalam program Pejuang Muda Kemensos menunjukan bahwa mahasiswa kita mampu membuat proposal program pengentasan kemiskinan yang menarik, konkrit dan bagus. “Alhamdulillah mahasiswa kita paling banyak dari total 33 mahasiswa peserta Pejuan Muda di kampus ini” kata Pajar.

Nantinya mereka membuat laporan hasil kegiatannya dalam bentuk film pendek dan dokumentasi foto artistik. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemensos dan kedepannya mendorong mahasiswa agar semakin banyak yang ikut dan mengajukan proposal yang kreatif untuk berkontribusi dalam program pengentasan kemiskinan.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang ikut program Pejuan Muda untu Prodi Pengembangan Masyarakat Islam seperti Gokhan, Mohammad Rosyid Ridho, Dela Ayu Puspita, Ah Tsabbit Aqdamana, Esa Fatakhu RN, Nurul Indah, Nurul Istikomah, Intan Ayu Pertiwi Putri, Rosita Nasri Yanti, Prodi Bimbingan Konseling Islam Anindita Almas Meidiena, Nafidatul Khasanah, Maimunah Mahabah, Ridha Fatihah, Bela Anisa Tri Damayanti, Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial ada Risma Oktaviana Pratiwi, Vivi Aniq Auvia Hidayani, Rifqi Sholehudin Alzami, Mitha Nuurul Cahyati, Biola Reksa Nagara, Muhti Nur Inayah, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Modhofir Yusuf Saifulloh, Dewi Sinta Nuriyah dan Dwi Fatimah dari Prodi Manajemen Dakwah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image