Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Saskia Nisa

Kreativitas Mahasiswa KKN: Manfaatkan Limbah Sayur Menjadi Kompos Bokashi

Edukasi | 2024-06-13 11:25:18

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya kembali menunjukkan kreativitas dan kepedulian lingkungan mereka dengan memanfaatkan limbah sayur menjadi Kompos Bokashi. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah organik tetapi juga untuk meningkatkan kesuburan tanah di desa-desa tempat mereka melaksanakan KKN. Satu kelompok KKN dipecah menjadi beberapa sub kelompok.

Sosialisasi dengan Warga RW 8 Desa Kalipecabean

Ide Inovatif Mahasiswa

Sub kelompok mahasiswa yang beranggotakan Alfi Suhaimi (Prodi Teknik Sipil), Liza Wahyu Kartikasari (Prodi Psikologi), dan Saskia Nisa Setiaatmitha (Prodi Administrasi Publik) bertugas di RW 8 Desa Kalipecabean, Kabupaten Sidoarjo berhasil mengubah limbah sayuran menjadi Kompos Bokashi yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman.

"Kami melihat banyak sekali limbah sayur yang terbuang setiap harinya. Padahal, jika diolah dengan baik, limbah tersebut bisa menjadi kompos yang sangat bermanfaat untuk tanaman," ujar Fernanda, ketua kelompok KKN NR 7. Proyek ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga dapat diperjualbelikan sehingga dapat dijadikan ide bisnis bagi warga setempat.

Proses Pembuatan Pupuk

Dalam program kerja KKN, mahasiswa bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengumpulkan limbah organik dari pasar tradisional dan rumah tangga warga, kemudian mengolahnya menjadi Kompos Bokashi, sebuah jenis kompos yang terkenal efektif dan ramah lingkungan. Proses pembuatan pupuk dimulai dengan mengumpulkan limbah sayuran segar seperti daun kubis, sisa wortel, kulit kentang, atau bisa juga sisa masakan sayuran. Limbah ini kemudian dicampur dengan tanah, gambut kelapa, dan disemprot cairan molase.

Campuran ini difermentasi selama dua minggu menggunakan alat komposter yang dibuat dengan memanfaatkan tong cat bekas. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa juga melibatkan warga desa dengan mengadakan demonstrasi dan sosialisasi tentang cara membuat dan menggunakan Kompos Bokashi. "Kami berharap, setelah selesainya program KKN, warga bisa terus melanjutkan program ini secara mandiri. Selain mengurangi sampah, ini juga bisa menjadi inovasi ide bisnis” ucap Bapak Santoso, DPL kelompok NR 7.

Demonstrasi Pembuatan Pupuk Bokashi

Kelanjutan dan Harapan Program

Inisiatif ini mendapat sambutan positif dari warga Pak Yudi, mengungkapkan rasa syukurnya. "Sebelumnya sisa sayuran yang tidak terjual dimanfaatkan untuk pakan ternak namun tidak dapat semuanya. Dengan adannya program pengelolaan limbah sayur, saya bisa memanfaatkan sisa sayur tersebut menjadi Kompos Bokashi" katanya. Adanya program kerja KKN dalam pembuatan Kompos Bokashi akan membantu warga RW 8 mengalokasikan limbah sayur menjadi hal yang bermanfaat.

Kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan metode pembuatan Kompos Bokashi ini patut diapresiasi. Diharapkan inisiatif semacam ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, kreativitas dan kepedulian lingkungan dari generasi muda dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image