Upaya Memulihkan Pembelajaran Melalui Platform Merdeka Mengajar
Eduaksi | 2022-02-28 18:53:37Kita tentu sepakat bahwa maju-mundurnya suatu bangsa, dapat dilihat dari seberapa berkualitasnya pendidikan dalam bangsa tersebut. Tentu, diperlukan kesabaran dan perjuangan panjang untuk bisa mewujudkan pendidikan yang benar-benar berkualitas. Bicara pendidikan, tentu tak terlepas dari bagaimana cara pembelajaran para tenaga pendidik di berbagai lembaga pendidikan, seperti sekolah, madrasah, dan sebagainya.
Sitiatava Rizema Putra, dalam buku Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains menjelaskan, konsep ideal dari pembelajaran adalah interaksi dua arah antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar. Dalam hal ini, guru tidak semata-mata bertindak sebagai pemimpin atau pembimbing yang memiliki otoritas penuh (menempatkan siswa secara pasif), melainkan fasilitator dan motivator dalam membelajarkan siswa, sehingga siswa dapat belajar aktif dan kreatif. Konsep ideal pembelajaran seperti inilah yang melahirkan proses pembelajaran yang kreatif.
Diluncurkannya program Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar oleh Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) beberapa waktu lalu tentu menjadi kabar mencerahkan bagi dunia pendidikan. Program yang masih satu bagian dari Merdeka Belajar (Episode 15) ini layak disambut dengan pikiran dan tangan terbuka oleh para tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka tak lepas dari peran guru. Danang Hidayatullah, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia menganggap bahwa Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari guru di sekolah. Menurutnya, guru harus bisa menyelaraskan adanya perubahan. “Kita harus sama-sama bergerak dan menggerakkan adanya pemerataan dan penyelarasan dari perubahan ini,” tegasnya (Kemdikbud.go.id).
Dukungan lainnya pun hadir dari berbagai kepala sekolah dan tenaga pendidik. Kepala SDN 244 Guruminda Kota Bandung, Nunung Nurlaila mengungkapkan dengan hadirnya kurikulum prototipe membuat sekolahnya bergairah dalam belajar, baik bagi guru maupun peserta didik. “Kurikulum ini memberikan kesempatan yang luas untuk murid-murid kita, berkreativitas mengembangkan ide dan gagasan. Guru-guru memberikan keleluasaan kepada murid-muridnya untuk bisa belajar sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya,” tuturnya (Kemdikbud.go.id).
Untuk mewujudkan program Kurikulum Merdeka ini, pihak Kemendikbudristek telah menyiapkan sarana pendukungnya, yakni platform Merdeka Mengajar. Ayunda Pininta Kasih, dalam tulisannya (Kompas.com, 26/2/2022) menguraikan, Mendikbudristek, Nadiem Makarim mengatakan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka didukung dengan kehadiran platform Merdeka Mengajar. Platform ini bertujuan untuk membantu para guru mengajar sesuai kemampuan murid, menyediakan latihan untuk meningkatkan kompetensi, serta berkarya dan menginspirasi rekan sejawat. Saat ini, tersedia lebih dari 2.000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui program Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar ini semoga dapat menjadi salah satu solusi bagi dunia pendidikan di negeri ini yang masih dalam pemulihan wabah Covid-19.
***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.