Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Berbuat Baik Kepada Kucing

Agama | 2022-02-24 10:11:36

Berbuat baik kepada makhluk ciptaanTuhan, selain kepada manusia tentu adalah perbuatan mulia. Makhluk ciptaan Tuhan hakikatnya sama dan setara namun manusia diberi kelebihan berupa akal. Sehingga manusia memiliki kelebihan dibanding hewan dan tumbuhan. Namun dengan kelebihan hal itu maka tidak serta merta semena-mena kepada hewan termasuk kepada kucing. Tentu saja hewan seperti kucing harus mendapatkan perhatian dari kita semua walaupun sebatas memberi makanan saja.

Seekor kucing bisa memberi kebaikan bagi yang memberinya makan. (FOTO : Republika.co.id/EPA)

Penulis bukan pecinta kucing sejati tetapi sangat getir ketika beberapa waktu lalu ada kasus penjualan daging kucing atau ada kucing yang sengaja diracun. Bahkan jika kita melihat mitos saja maka menabrak kucing hitam lalu mati terkadang dipercaya akan mendatangkan musibah atau jika ada kucing mati tidak dikuburkan maka akan datang hujan angin besar. Bahkan mitosnya kucing memiliki 9 nyawa sebagaimana kucing dianggap sebagai jelmaan dewa. Hal ini juga terjadi pada masa Dinasti Kerajaan Fir’aun pada 3000 tahun yang lalu. Kucing menjadi sangat dipuja karena hal ini, karena dianggap sebagai titisan para dewa. Artinya, jika melihat mitos seperti itu maka hewan seperti kucing ini sangat disakralkan. Berarti kucing seharusnya menjadi hewan yang dilindungi.

Ketika sebenarnya harus meyakini, Ketika Tuhan menciptakan hewan dan tumbuhan yang ada di atas bumi ini berarti sama artinya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita selaku manusia. Di sini berarti hewan dan tumbuhan harusnya mendapatkan perhatian tersendiri dari kita. Keduanya selayaknya hidup sempurna di habitatnya. Kita sebagai manusia sudah sehausnya menjaga keberadaannya dari kepunahan. Bukankah dengan menjaganya sama artinya dengan menjaga kehidupan diatas dunia itu sendiri ?

Kembali kepada kucing. Kucing sendiri adalah hewan yang paling disayangi oleh Rasulullah. Selain itu seorang ahli hadits pun dijuluki Abu Hurairah yang berarti Bapaknya para kucing karena saking mencintai banyak kucing. Dengan melihat gambaran sejarah masa lalu, maka semakin menguatkan kita bahwa kucing ternyata hewan yang sangat disayangi oleh kedua tokoh muslim tersebut. Tentu saja untuk menyayangi hewan tidak harus kucing saja namun dalam kesempatan ini kita membahas hewan yang lucu satu ini.

Dalam perkembangan Islam, kucing menjadi salah satu hewan yang berada dalam kisah Nabi Muhammad dan Sahabat. Nabi memiliki kucing bernama Muezza dan sangat dipelihara oleh Nabi Muhammad. Nabi sangat menyayangi Muezza hingga suatu hari Muezza tidur di Jubah Nabi Muhammad, dan nabi menggunting bagian jubah agar tidak mengganggu Muezza. (https://dalamislam.com).

Dari Abu Qutadah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang kucing, sesungguhnya ia tidak najis, ia hanyalah binatang yang suka keluar masuk rumah kalian. (Dikeluarkan oleh Imam yang empat dan telah dishahihkan oleh Turmidzi dan Ibnu Khuzaimah).

Bahkan jika ada kucing datang ke rumah maka hal ini menunjukkan tiga pesan kepada kita. Pertama, adalah mengingatkan kepada kita agar selalu mau berbagi dengan siapapun termasuk dengan hewan. Kehadiran kucing menyadarkan kita bahwa dari harta yang kita miliki rupanya ada hak orang lain sehingga wajar Ketika hal itu harus segera diberikan. Kedua, jika kita memberi makan kucing berarti sama artinya dengan berbuat kebaikan. Maka dari itu apa yang dilakukan tentu akan mendapat balasan dari Sang Pencipta. Pernah diceritakan seorang wanita hina bisa masuk surga hanya dengan memberi kucing air Ketika kucing itu kehausan dan ketiga, memberi makan kepada kucing saat itu sama artinya dengan mengundang rezeki baru untuk kita. Rezeki tidak sebatas materi karena rezeki itu sifatnya luas.Maka bisa saja rezekinya itu kebahagiaan dalam rumah tangga,selalu diberi kesehatan dan dijauhkan dari segala musibah yang menimpa.( https://www.abadikini.com).

Begitupula sebaliknya jika kita berbuat keji kepada hewan tentu akan mendapat balasan pula. Jadi bagaimanapun hewan-hewan yang ada disekitar kita terutama kucing harus mendapat perhatian dann pemeliharaan.Jika kita tak peduli dengan keadaan mereka sama saja dengan tak peduli kepadanya.Berarti jika kita tak mau menyayangi hewan-hewan yang ada apalagi membiarkan bahkan menyiksanya samas saja menjauhkan kasih sayang Tuhan kepada kita sebagai makhluk hidup.

Rasulullah SAW melarang mengurung (burung) hingga binatang itu mati.“ (HR. Bukhori, Muslim). “Seorang wanita akan disiksa, karena kucingnya dikurung sehingga mati, lalu dimasukkan orang itu kelak ke dalam neraka, karena kucing itu tidak diberikan makan maupun minum, dan tidak dibiarkannya memakan serangga”

Penulis dalam seminggu ringan saja, dengan membeli makanan kucing dua puluh ribu rupiah di petshop. Dengan memberikannya sesungguhnya sama saja kita bersedekah kepada kucing. Jadi memberi makan kepada kucing atau peduli terhadap kucing mesti dianggap sebagai sedekah saja sehingga akan menghasilkan pahala bagi kita dan lebih dari itu, maka sesungguhnya kita telah membagi cinta pula kepada makhluk ciptaan Tuhan.

Sesungguhnya untuk berbuat baik kepada hewan khususnya kucing yang selalu datang ke rumah sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Yang sulit bukan memberi makan kepada kucingnya tetapi bagaimana kita membuang rasa pelit pada diri kita itu sendiri, sebab itulah persoalannya karena perintah berbuat baik yang diperintahkan oleh Allah tidak terbatas kepada manusia saja melainkan dapat dilakukan kepada mahluk hidup lainnya. Karena kucing yang dekat kita maka sangat dianjurkan pula berbuat baik kepada kucing ini.

Tentu saja, kita selaku manusia sudah seharusnya peduli dan mau berbagi dengan hewan-hewan yang ada di sekitar kita terutama kucing. Kucing memang hewan yang selalu mondar-mandir ke rumah kita. Kehadiran kucing harus diakui sebagai berkah bagi keluarga kita sehingga tak perlu lagi mengusirnya. Cukup kita beri makanan sesuai kemampuan agar kucing senang karenanya. Karena dengan berbagi kesenangan kepada kucing itu sendiri sama artinya dengan mengundang kebahagiaan untuk keluarga kita. Semoga saja kita semua selalu ada dalam kebaikan.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image