Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Tip Membeli Saham-saham IPO Biar Nggak Boncos Tersandera ARB

Eduaksi | Monday, 21 Feb 2022, 09:43 WIB

Musim IPO (Initial Public Offering) tiba. Emiten berbondong-bondong mencari pendanaan segar untuk menggenjot usahanya. Semarak IPO ini tentu saja mendatangkan berkah tersendiri bagi investor yang cermat memilih saham-saham IPO terbaik.

IPO yang dipahami sebagai proses penawaran saham perdana bagi suatu perusahaan atau emiten untuk dibeli publik secara terbuka karena tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Emiten-emiten yang go public ini bisa saja jadi incaran para investor karena potensi cuannya yang gede. Kendati demikian harus disadari bahwa saham-saham akan IPO itu belum tentu mendatangkan cuan. Tidak ada hukum pasti yang mendalilkan kalau saham-saham yang akan IPO itu pasti ARA (Auto Reject Atas).

Dalam beberapa kejadian saham-saham yang lagi IPO justru langsung terjun bebas hingga auto reject bawah (ARB) berkali-kali. Nah, biar tidak mendapatkan saham-saham IPO yang justru bikin boncor keuangan, ada baiknya memperhatikan tip bijak dalam membeli saham IPO berikut ini.

1. Analisis fundamental dengan teliti

Satu-satunya analisis awal yang bisa dilakukan adalah analisis fundamental karena mau analisis teknikal tentu saja mustahil, kecuali analisis teknikal untuk sektor sahamnya. Pada dasarnya analisis fundamental ini mengudar emiten dengan rasio-rasio sederhana seperti price earnings ratio (PER) hingga price to book value (PBV) yang dimaksudkan untuk melihat valuasi saham berdasarkan besaran laba yang dicatatkan perusahaan dan nilai ekuitas dalam laporan keuangan perseroan setiap kuartalnya. Perhatikan betul laporan keuangannya, jangan sampai laporan keuangannya sengaja dibuat cantik tapi sebenarnya bobrok. Oleh sebab itu, calon investor wajib teliti.

2. Cermati prospektus perusahaan

Secara khusus laporan keuangan ini secara sederhaana ditampilkan dalam prospektus keuangan perusahaan. Sisi keuangan yang wajib dicek adalah pertumbuhan laba, neraca, hingga kondisi arus kas. So, bagian ini wajib dibaca dengan teliti dan tidak hanya beli saham IPO karena ikut-ikutan. Singkatnya, prospektus ini berisi histori usaha, sektor usaha, prospek bisnis yang digeluti emiten, bahkan laporan keuangan perseroan secara detail. Ingat, laporan keuangan itu ditulis oleh perusahaan bukan orang ketiga yang bersifat netral.

3. Tujuan IPO

Perusahan privat yang go public bukan tanpa tujuan. Oleh sebab itu, tujuan inilah yang wajib dilihat secara detail. Pada dasarnya tujuan IPO itu mencari dana sebar. Pertanyaan selanjutnya adalah dana segar itu akan digunakan untuk apa? Selain untuk untuk bayar utang, sejatinya ada tujuan lainnya yakni ekspansi bisnis atau usaha. Tentu saja, tujuan pencarian dana segara yang kedua ini sangat prospektif. Artinya, jika untuk ekspansi bisnis artinya IPO itu boleh dikata positif, karena keuangan emiten tidak terlilit utang. Kendari positif, tapi musti dilihat juga apakah ekspansi bisnis itu menarik dan bakal mendatangkan keuntungan baru bagi emiten. Oleh sebab itu, jenis ekspansi usaha atau bisnisnya ini wajib diteliti.

4. Sektor saham yang lagi tren bisa jadi pilihan

Sektor saham yang sedang tren atau hype bisa jadi salah satu pertimbangan untuk memilih saham IPO tertentu. Saham-saham IPO yang berada di sektor yang sedang hype atau tren bisa jadi pertimbangan. Bukan tidak mungkin sahamnya ikut terkerek karena sektornya sedang tren atau hype.

Nah, setelah melakukan berbagai pertimbangan dari berbagai perspektif, kini saatnya melakukan eksekusi dengan memesan saham-saham yang IPO. Tak perlu pusing, toh cara memesan saham-saham yang akan IPO bisa dilakukan dengan mudah secara online dengan smartphone di genggaman tangan, semisal dengan aplikasi IPOT milik sekuritas karya anak bangsa dengan tagline #SemuaBisaInvestasi yang memiliki versi IPOT EZ untuk pemula yakni dengan login ke IPOT EZ dengan menggunakan username, password dan secure pin.

Selanjutnya, meilih fitur e-IPO yang ada di aplikasi IPOT EZ yersebut dan langsung saja pilih saham-saham IPO yang sudah diincar, lihat jadwal public expose, peminatan awal dan penawaran umumnya.

Langkah terakhir yakni melakukan order dengan memasukkan jumlah lotnya, contreng syarat dan ketentuan yang berlaku lalu swipe to order. Order selesai dan telah otomatis tersimpan.

Investor tinggal menunggu hingga tanggal distribusi dan cek hasil penjatahan final yang didapatkan di menu Portofolio pada tanggal tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image