Cinta, Identitas, dan Kolonialisme: Membaca Ulang Salah Asuhan
Sastra | 2025-05-31 14:09:42
Novel "Salah Asuhan" karya Abdoel Moeis adalah karya sastra penting yang menggambarkan kompleksitas cinta, identitas, dan kolonialisme dalam masyarakat pribumi Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Novel ini mengeksplorasi krisis identitas tokoh utama, Hanafi, yang terjebak antara budaya Timur dan Barat.
Konflik Cinta dan Identitas
Hanafi, seorang pemuda pribumi yang bersekolah di sekolah elit Belanda, mengalami perubahan besar dalam sikap dan gaya hidupnya akibat pengaruh budaya Barat. Ia mulai meremehkan budaya dan adat istiadat bangsanya sendiri dan menjauh dari lingkungan asalnya. Hanafi kemudian jatuh cinta pada Corrie, seorang gadis keturunan Indo-Prancis yang mewakili budaya Barat yang menarik namun sulit dijangkau karena perbedaan status dan latar belakang bangsa.
Cinta Hanafi kepada Corrie berakhir dengan penolakan yang menyakitkan karena perbedaan status sosial dan latar belakang bangsa. Penolakan ini mencerminkan konflik yang lebih besar antara identitas budaya dan realitas sosial kolonial yang membatasi hubungan antarbangsa.
Benturan Budaya dan Krisis Identitas
Pengalaman Hanafi menggambarkan krisis identitas yang dialami banyak pribumi yang terlalu banyak terpapar budaya Barat. Ia terperangkap dalam kekaguman terhadap budaya asing dan kehilangan koneksi dengan nilai-nilai dan budaya aslinya. Hanafi menjadi sosok yang terjebak di antara dua dunia, tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat pribumi maupun masyarakat kolonial.
Dalam novel ini, Abdoel Moeis menyampaikan kritik terhadap kecenderungan pribumi yang terlalu meniru budaya Barat, yang pada akhirnya menimbulkan keterasingan budaya dan pergolakan batin. Pengaruh pendidikan Barat yang diterima Hanafi justru menciptakan jurang dalam dirinya, membuatnya tidak mampu menjembatani antara nilai-nilai modern dan tradisional.
Kolonialisme sebagai Latar dan Pengaruh
Novel ini kuat menampilkan latar kolonialisme Belanda, di mana sistem pendidikan elit yang terbatas hanya untuk segelintir orang menciptakan lapisan sosial baru: kaum pribumi berpendidikan Barat dan masyarakat tradisional. Lewat cerita, tergambar bahwa kolonialisme tidak hanya menjajah dari sisi politik dan ekonomi, tetapi juga membentuk cara berpikir, nilai-nilai budaya, serta dinamika hubungan sosial antarbangsa.
Pernikahan Hanafi dengan Corrie yang berakhir dalam ketidakbahagiaan dan konflik mencerminkan kegagalan upaya memadukan dua budaya yang berbeda dalam konteks penjajahan. Di sisi lain, hubungannya dengan Rapiah wanita pribumi pilihan ibunya juga tidak membawa ketenteraman, karena Hanafi masih terikat pada hasrat dan angan-angannya terhadap budaya Barat.
Kesimpulan
Salah Asuhan merupakan karya sastra yang kaya makna, menggambarkan secara tajam persoalan cinta, pencarian identitas, dan dampak kolonialisme dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan. Melalui tokoh Hanafi, Abdoel Moeis mengajak pembaca untuk merenungi pentingnya mempertahankan nilai-nilai budaya lokal di tengah derasnya arus modernisasi dan pengaruh budaya asing. Novel ini tetap memiliki relevansi sebagai cerminan bagaimana pendidikan dan budaya luar bisa membentuk, bahkan menghancurkan, jati diri seseorang bila tidak disertai dengan kesadaran dan kebijaksanaan.
Dengan menelaah kembali Salah Asuhan, kita diajak memahami lebih dalam pergulatan batin seorang pribumi yang terperangkap dalam dinamika kolonialisme dan pencarian cinta yang tidak sekadar bersifat pribadi, tetapi juga mencerminkan konflik sosial dan budaya yang lebih luas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
