Melupakan Jati Diri dan Mengalami Krisis Identitas
Dunia sastra | 2025-05-26 13:09:19
Novel Salah Asuhan mengisahkan tokoh utama bernama Hanafi, seorang pribumi yang mengalami kebingungan identitas akibat pengaruh pendidikan dan gaya hidup ala Barat. Ia menjalin hubungan asmara dengan Corrie, perempuan berdarah campuran Indo-Belanda. Hubungan ini tidak sekadar soal cinta, melainkan mencerminkan konflik sosial dan budaya yang lebih dalam
Ketimpangan antara kaum pribumi dan masyarakat kolonial memperuncing konflik dalam cerita. Perbedaan cara pandang, status sosial, dan nilai-nilai hidup menyebabkan hubungan Hanafi dan Corrie penuh tekanan. Cerita ini mencapai puncaknya dengan ketegangan emosi yang kuat, dan ditutup dengan akhir yang tragis.
Tema perbedaan antara budaya Barat dan Timur menjadi salah satu sorotan utama. Pada masa kolonial Belanda, istilah "inlander" digunakan untuk menyebut kaum pribumi, dan ini bukan sekadar nama, melainkan bentuk pelabelan identitas yang menunjukkan adanya diskriminasi ras dan etnis di masyarakat saat itu.
Krisis identitas muncul ketika seseorang mengalami kebingungan dalam menentukan jati dirinya karena berada di antara dua budaya atau sistem nilai yang berbeda.
Novel ini menampilkan benturan nyata antara budaya Timur dan Barat, antara lain:
1. Pandangan terhadap kehidupan dan nilai sosial
Budaya Timur: Mengedepankan adat, norma, dan nilai tradisional. Keluarga dan gotong royong menjadi landasan utama kehidupan sosial. Budaya Barat: Lebih individualistis dan menjunjung kebebasan pribadi. Pengambilan keputusan, termasuk soal pasangan hidup, bersifat pribadi dan bebas.
2. Pakaian dan gaya hidup
Budaya Timur: Menekankan kesopanan dalam berpakaian dan hidup sederhana sesuai norma. Budaya Barat: Gaya berpakaian terbuka dan hidup glamor dianggap sebagai modernitas, namun sering dinilai tidak sopan oleh masyarakat Timur. Contoh dalam novel: Corrie tampil dengan pakaian Eropa yang dinilai tidak pantas oleh masyarakat pribumi, sementara Rapiah tampil sederhana dan sesuai adat.
3. Pendidikan dan pandangan terhadap ilmu
Budaya Timur: Pendidikan penting, namun tetap dalam kerangka moral dan agama, serta membentuk karakter. Budaya Barat: Pendidikan dilihat sebagai simbol kemajuan dan kebebasan berpikir, bahkan pemisahan dari tradisi. Contoh: Hanafi yang terpengaruh pendidikan Barat menjadi angkuh dan meremehkan nilai-nilai lokal.
4. Cinta dan pernikahan
Budaya Timur: Cinta dan pernikahan dipandang sebagai urusan keluarga dan harus mengikuti adat serta restu orang tua. Budaya Barat: Menekankan kebebasan memilih pasangan berdasarkan cinta pribadi. Contoh: Hanafi dijodohkan dengan Rapiah, namun ia menolak dan lebih memilih Corrie karena ketertarikannya pada gaya hidup Barat.
Keseluruhan cerita dalam Salah Asuhan menunjukkan bahwa perbedaan antara budaya Timur dan Barat tidak hanya terlihat secara fisik, tetapi juga menyangkut cara berpikir dan bersikap. Konflik identitas yang dialami Hanafi menjadi inti cerita, yang pada akhirnya membawa kehancuran karena kehilangan arah dan jati diri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
