Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hanin Hanifah

Delusi dan Cinta dalam Anak Kebanggaan A.A. Navis

Sastra | 2025-05-22 19:38:34
Sumber foto: dokumen pribadi

Anak kebanggan merupakan salah satu kumpulan cerita pendek karya A.A. Navis yang menceritakan sebuah kisah pilu tentang cinta seorang Ayah kepada anaknya yang tumbuh menjadi obsesi dan delusi. Dalam cerita ini tokoh utamanya adalah Ompi, merupakan seorang ayah yang menumpahkan seluruh harapannya kepada anak semata wayang nya yaitu Indra Budiman. Melalui tokoh Ompi, A.A Navis mengajak pembaca untuk merenungkan bahaya dari ekspektasi yang tidak realistis, serta bagaimana ilusi bisa menggerogoti realitas hingga membaca kehancuran batin.

Cinta orang tua merupakan sesuatu yang besar dan penuh pengorbanan. Namun, dalam cerpen ini, cinta Ompi berubah menjadi suatu obsesi terhadap masa depan anaknya. Ia menyerahkan seluruh ambisi nya terhadap Indra Budiman berharap ia akan menjadi dokter atau insinyur ternama. Mimpi Ompi terhadap anaknya bahkan sampai mengatur nama anaknya berulang kali, demi memiliki Kesan yang “terhormat”. Kasih sayang yang begitu besar sang ayah terhadap anaknya tidak sesuai terhadap kenyataan, anaknya hidup bertolak belakang dari harapan, bahkan ia memutus hubungan dengan ayahnya.

Cerita ini melihatkan betapa kuatnya imajinasi dapat menguburkan realita. Ompi menolak semyaa kabar buruk tentang anaknya, dan ia menuduh tetangga nya itu hanya iri terhadap ia dan anaknya. Ompi terus mengirimi anaknya uang, menjuak harta, dan mengatakan tentang keberhasilan anaknya yang nyatanya itu tak pernah terjadi. Bahkan saat orang-orang mulai merasa kasihan dan berpura-pura mendukung khayalannya, dan Ompi tetap hidup dalam dunia imajinasinya.

Ketika kenyataan tak bisa dihindari, saat semua surat yang ia kirim kepada anaknya mulai dikembalikan kepada dirinya dan tidak pernah mendapat kabar balasan, barulah tubuh Ompi ikut menyerah. Namun, ketika sudah di ujung hidupnya, ia tetap menggenggam harapan yang palsu. Telegram kabar duka tentang kematian anaknya justru ia nerima sebagai kabar bahagia, bahwa anaknya sudah menjadi dokter dan pulang.

A.A Navis menyisipkan kritik terhadap masyarakat yang terlalu menjunjung tinggi status sosial dan gelar akademik. Obsesi Ompi terhadap gelar “dokter” adalah gambaran dari masyarakat yang menilai keberhasilan manusia semata-mata dari title dan status. Selain itu, cerpen ini juga menggambarkan bagaimana masyarakat kadang memilih untuk pura-pura mendukung delusi orang lain demi menjaga perasaan atau menghindari konflik

“Anak Kebanggan” memiliki akhir cerita yang tragis. Ompi wafat dalam keadaan bahagia yang palsu, lahir dari sebuah ilusi yang dipeluknya sampai mati. Ini merupakan pengingat keras untuk kita bahwa cinta dan harapan harus diiringi dengan kesadaran dan kejujuran. Cerpen ini tidak hanya menyentuh secara emosional, tetapi juga menggugah pembaca untuk lebih bijak dalam bermimpi, mencintai, dan menerima kenyataan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image