Allah Itu Dekat Melebihi Urat Nadi: Saatnya Kita Merenung dan Kembali
Agama | 2025-05-20 17:15:31
Dalam Al-Quran, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,"
— (QS. Qaf: 16)
Setiap detik hidup kita, Allah selalu hadir. Tidak ada satu pun gerakan, bisikan hati, hingga detak jantung yang luput dari pengawasan-Nya. Bahkan, Al-Qur’an menyatakan bahwa Allah lebih dekat kepada kita, para hambanya, lebih dekat daripada urat lehernya sendiri. Sebuah pernyataan yang sangat mendalam—menyentuh hati dan menggugah kesadaran.
Allah Tak Pernah Jauh: Mengapa Kita Sering Melupakan-Nya?
Di tengah kesibukan duniawi, tak jarang kita ada perasaan sendiri, terabaikan, atau bahkan kehilangan arah. Padahal, Allah tidak pernah menjauh. Dialah yang terus memperhatikan, menuntun, dan memberikan petunjuk lewat berbagai cara kepada kita—hati yang gelisah saat berbuat dosa, teguran lewat ujian, atau bahkan nikmat yang sering kita anggap biasa.
Namun sayangnya, sering kali kita lebih sibuk dengan urusan dunia daripada memelihara hubungan dengan Sang Pencipta. Kita lalai bahwa setiap amal akan dibalas, setiap langkah dicatat, dan setiap detik adalah bagian dari perjalanan menuju akhirat.
Refleksi: Sudah Sejauh Apa Kita dari Allah?
Jika Allah begitu dekat, maka pertanyaannya: sejauh apa kita dari-Nya?
Apakah hati kita tenang saat bermaksiat? Apakah kita merasa aman saat lalai shalat, menunda tobat, atau bahkan mengabaikan perintah-Nya?
Inilah saatnya untuk muhasabah (introspeksi). Karena tidak ada satu pun amalan yang terlewat dari catatan malaikat. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari lisan kita tanpa saksi. Semua akan dipertanggungjawabkan di hari pembalasan.
Pahala dan Dosa: Dua Sisi yang Terus Kita Timbun
Setiap keputusan yang kita ambil adalah pilihan antara pahala atau dosa. Allah tidak pernah tidur. Pengawasan-Nya sempurna.
Setiap kebaikan sekecil apapun akan diganjar. Dan setiap dosa sekecil apapun akan dicatat.
"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
— (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Apakah kita siap menghadapi semua catatan amal itu?
Menguatkan Iman, Menyiapkan Bekal Akhirat
Kesadaran bahwa Allah selalu dekat seharusnya menjadi penguat iman dan penuntun arah hidup. Kita hidup hanya sebentar, dan kematian adalah kepastian. Maka, apa bekal yang sudah kita siapkan untuk akhirat?
Mari jadikan setiap hari sebagai peluang menabung pahala:
Perbaiki shalat
Banyak berdzikir
Menjauhi maksiat
Membantu sesama
Dan terus belajar menjadi hamba yang lebih baik
Jangan Tunggu Nanti, Kembalilah Sekarang
Jika Allah lebih dekat dari urat nadi, lalu kepada siapa lagi kita harus mengadu?
Jika Allah selalu mengawasi, lalu kepada siapa lagi kita harus menjaga diri selain kepada-Nya?
Jangan menunggu ajal datang baru ingin berubah. Jangan tunggu sakit dulu baru ingat Allah.
Kembalilah sekarang—karena Dia selalu menanti kita kembali.
Renungkan kedekatan Allah dalam setiap detik hidupmu. Jangan biarkan jarak itu terus menjauh. Dekatkan diri pada-Nya sebelum terlambat.
#RefleksiDiri #AllahDekat #PersiapanAkhirat #MuhasabahHarian
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
