Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ismail Suardi Wekke

The Academia of Papua Jadi Pembicara Kunci di Turnitin Forum Internasional Bahas AI dan Masa Depan Pendidikan

Eduaksi | 2025-05-09 06:09:35
Presentasi Ismail Suardi Wekke di Turnitin Forum (Photo OC Turnitin)

JAKARTA – Kiprah intelektual dari timur Indonesia kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. The Academia of Papua, sebuah wadah pemikiran dan kajian strategis yang berfokus pada pengembangan sumber daya manusia di Papua, diundang secara khusus sebagai narasumber utama dalam Turnitin Forum yang mengangkat tema krusial "AI dan Masa Depan Pendidikan".

Acara bergengsi ini diselenggarakan di FX Sudirman, Jakarta, 17 April 2025, dan dihadiri para akademisi, praktisi pendidikan, serta pemangku kebijakan dari berbagai perguruan tinggi, termasuk delegasi dari Malaysia dan Australia.

Kehadiran The Academia of Papua dalam forum internasional ini menjadi penanda pengakuan atas kontribusi pemikiran mereka dalam merespons dinamika perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), terhadap lanskap pendidikan global.

Undangan ini juga mempertegas peran penting perspektif dari berbagai wilayah di Indonesia dalam merumuskan arah masa depan pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap kemajuan teknologi.

Ismail Suardi Wekke, seorang cendekiawan terkemuka yang merupakan bagian integral dari The Academia of Papua, didaulat menjadi pembicara kunci dalam sesi yang sangat dinantikan tersebut.

Dalam presentasinya yang bertajuk "AI dan Masa Depan Pendidikan: Perspektif dari Timur Indonesia", Ismail memaparkan analisis mendalam mengenai potensi transformatif AI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, personalisasi pendidikan, serta mengatasi tantangan-tantangan spesifik yang dihadapi oleh sistem pendidikan di wilayah seperti Papua.

Ismail tidak hanya menyoroti peluang yang ditawarkan oleh AI, seperti sistem pembelajaran adaptif, alat bantu riset yang canggih, dan otomasi tugas-tugas administratif, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan implikasi etis, sosial, dan budaya dalam implementasi teknologi ini.

Ia menekankan perlunya kebijakan yang bijaksana dan inklusif agar manfaat AI dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa meninggalkan kelompok marginal.

Lebih lanjut, Ismail juga berbagi pandangan unik dari konteks Papua, di mana tantangan infrastruktur dan aksesibilitas menjadi pertimbangan penting dalam mengadopsi teknologi AI.

Ia mengusulkan model-model implementasi AI yang inovatif dan sesuai dengan kondisi geografis serta sosial-budaya di Papua, yang dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain dengan karakteristik serupa.

Sesi presentasi Ismail Suardi Wekke mendapat sambutan yang sangat antusias dari para peserta. Diskusi interaktif yang terjadi setelah presentasi menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap perspektif yang dibawakan oleh The Academia of Papua.

Peserta yang mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait implementasi AI di institusi masing-masing, menciptakan pertukaran ide yang konstruktif.

Keberadaan Ismail Suardi Wekke (The Academia of Papua) menjadi narasumber kunci dalam forum internasional ini merupakan capaian tersendiri bagi dunia pendidikan di di Papua.

Hal ini membuktikan bahwa gagasan dan pemikiran dari seluruh penjuru negeri memiliki nilai dan relevansi dalam percakapan global mengenai masa depan pendidikan.

Partisipasi aktif The Academia of Papua dalam forum seperti ini diharapkan dapat terus mendorong kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antara berbagai institusi pendidikan di tingkat nasional dan internasional, demi mewujudkan sistem pendidikan yang lebih baik, adil, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image