Kehidupan Dunia Hanyalah Permainan dan Senda-Gurau
Senggang | 2025-05-07 11:23:37KEHIDUPAN DUNIA HANYALAH PERMAINAN DAN SENDA-GURAU
Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam menyikapi kehidupan ini. Ada yang serius, ada yang santai, dan ada pula yang sedang-sedang saja. ada yang peduli, ada yang masa bodoh, dan ada juga yang biasa-biasa saja. Ada yang cenderung mengutamakan dunia, ada yang cenderung mengutamakan akhirat, dan ada pula yang menyeimbangkan di antara keduanya.
Dalam tiga ayat Al-Qur’an, yaitu Al-An’am: 32, Al-‘Ankabut: 64, dan Al-Hadid: 20 disebutkan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah permainan (la’ibun) dan senda-gurau (lahwun) belaka. Disebut sebanyak tiga kali adalah berfungsi sebagai penegasan (taukid).
Sekiranya kehidupan ini hanyalah sekedar permainan dan senda-gurau, mengapa kita sampai mati-matian mengumpulkan dunia yang nantinya pasti akan kita tinggalkan. Sedangkan kita justeru hanya sekedarnya saja mengumpulkan bekal akhirat.
Akhirat bersifat kekal, sedangkan dunia bersifat fana. Akhirat lebih baik apabila dikaitkan dengan surga. Dan akhirat lebih buruk jika dikaitkan dengan neraka. Karunia di surga tidak terbatas, sedangkan karunia di dunia terbatas. Dunia ini senda-gurau, sedangkan akhirat adalah hal yang sesungguhnya (hakiki).
Ketiga ayat tersebut juga bisa bermakna perumpamaan. Dalam pengertian apabila kehidupan di dunia ini hanyalah permainan dan senda-gurau, maka untuk apa terlalu serius, tegang, atau bahkan menyakiti diri sendiri. Banyak peristiwa di dunia ini yang sebaiknya kita sikapi dengan santai, penerimaan, bahkan dengan sikap masa bodoh.
1. Kehilangan
Entah itu kehilangan anggota keluarga, kehilangan harta benda, kehilangan kesempatan atau peluang, dan berbagai macam kehilangan lainnya. Biasanya kita merasa sedih dan bahkan meratap, seakan-akan kita telah kehilangan segala-galanya. Padahal masih banyak yang kita miliki (di luar yang hilang tadi), namun seringkali tidak kita sadari, tidak kita syukuri, atau tidak kita akui.
Dalam Islam bahwa segala yang ada pada diri kita atau yang kita anggap sebagai milik kita, sesungguhnyalah hanya sekedar titipan. Namanya juga titipan, berarti sewaktu-waktu dapat diambil kembali oleh Pemiliknya Yang Sejati. Bahkan diri kita ini sendiri juga bukan milik kita, karena kita juga akan kembali kepada asal-muasal kejadian kita. Jasad kita terurai, sedangkan ruh akan dicabut (diambil kembali) oleh Sang Pencipta.
2. Kegagalan
Cukup banyak kegagalan yang kita alami. Gagal dalam membangun bisnis. Dalam dalam menyelesaikan pendidikan tinggi. Gagal dalam membangun rumah tangga. Apakah kita akan larut dalam kesedihan, merespons semua kegagalan itu. Ataukah kita mampu mengambil pelajaran untuk kemudian bangkit kembali.
Kesuksesan biasanya akan terjadi setelah melewati kegagalan demi kegagalan. Atau dengan kata lain, kegagalan adalah harga yang mesti dibayar untuk sebuah kesuksesan. Tiada kesuksesan yang tidak disertai oleh kegagalan.
3. Kerugian
Ada kalanya untung, ada kalanya rugi. Ini berlaku terutama bagi pebisnis. Tidak mungkin orang berjualan akan mengalami untung terus-menerus. Tidak mungkin pula akan mengalami rugi terus-menerus. Untung dan rugi adalah satu paket bagi orang yang berwirausaha. Kabar baiknya adalah Tuhan Maha Pemurah. Ia lebih banyak memberikan untung dan hanya sedikit rugi.
Pada kenyataannya, kebanyakan manusia baru rugi sedikit saja ia sudah mengeluh. Sementara ketika sedang banyak untung, ia lupa bersyukur. Kebanyakan manusia juga takut rugi dalam berdagang, namun tak pernah takut jika rugi di akhirat. (Semoga kita tidak termasuk dalam kelompok ini).
Masih banyak lagi peristiwa kehidupan yang membuat kita menjadi serius dan tegang: kekalahan, perpisahan, penyesalan, kecemasan, ketakutan, kemarahan dan sebagainya. Sifat dunia yang sementara, maka sebaiknya kita sikapi dengan santai dan biasa-biasa saja layaknya orang yang sedang bermain dan bersenda-gurau.
Bersikaplah serius ketika sudah berurusan dengan masa depan manusia, yaitu alam akhirat.
Tambahan:
§ Al-An'am: 32, "Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?"
§ Al Ánkabut: 64, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”
§ Al Hadid: 20, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
