Faktor-faktor Manajemen Perubahan
Edukasi | 2025-05-02 09:29:28Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: faktor eksternal dan internal.
1. Berikut ini adalah Faktor-faktor Eksternal yang terjadi di Organisasi:
Kekuatan Eksternal yang memiliki dukungan pengaruh global menyebabkan organisasi berpikir tentang inti dan proses bisnis dengan nama produk dan jasa yang dihasilkannya. Menurut mereka para ahli ekonomi mengatakan terdapat empat kekuatan faktor eksternal yang menimbulkan perubahan dalam suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:
A. Demographic Characteristics (Karakteristik Demografis)
Unsur demografis antara lain adalah umur, pendidikan, tingkat keterampilan, gender, migrasi dan lain-lain. Di masa sekarang terdapat kecenderungan bahwa tenaga kerja semakin beragam dan terdapatnya bisnis penting yang dapat mengelola keberagaman secara efektif. Oleh karena itu, organisasi perlu mengelola keberagaman secara efektif jika menginginkan supaya mendapatkan kontribusi dan komitmen maksimum dari pekerjaannya.
B. Technological Advancements (Kemajuan Teknologi)
Baik organisasi manufaktur maupun jasa semakin meningkat dalam menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperbaiki produktivitas dan market competitiveness. Sekarang ini terjadi peningkatan manufacturing automation dan office automation. Robot dan Komputer banyak dipergunakan dalam Manufaktur. Mereka yang tertinggal dalam teknologi akan mengalami kesulitan dalam persaingan. Pengembangan dan penggunaan teknologi informasi mungkin merupakan kekuatan terbesar untuk sebuah perubahan. Semua organisasi, baik besar maupun kecil, swasta ataupun publik, pencari laba dan nirlaba, semuanya harus menggunakan teknologi informasi. Para pakar percaya bahwa e-business akan terus menciptakan suatu perubahan secara evolusi di dalam organisasi di seluruh dunia. Organisasi harus didorong untuk bergabung dengan e-volution.
C. Market Change (Perubahan Pasar)
Pentingnya ekonomi global adalah untuk memaksa perusahaan mengubah cara mereka dalam mengerjakan bisnis. Banyak perusahan Jepang menghentikan filosofi “Bekerja untuk seumur hidup” karena meningkatnya persaingan internasional. Hal tersebut terjadi karena semakin besarnya tekanan eksternal. Perubahan pasar terjadi akibat merger dan akuisisi, perubahan kekuatan persaingan domestik dan internasional dan dapat pula karena terjadinya resesi ekonomi. Oleh karena itu, organisasi harus belajar bagaimana menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dengan organisasi yang lainnya (Win-win Relationship) jika ingin survive dalam dunia luas yang penuh dengan restruturisasi, aliansi dan partnership.
D. Social and Political Pressures (Tekanan Sosial dan Politik)
Tekanan sosial dan politik tumbuh dari adanya perang, adanya nilai-nilai yang harus dipertahankan, maupun tipologi kepemimpinan. Terkadang pengusaha kuat dapat menyalurkan tekanannya melalui Lembaga Legislatif. Runtuhnya para Komunisme Rusia dan tembok Berlin dapat memacu tumbuhnya kesempatan bisnis. Meskipun sulit bagi organisasi memperkirakan perubahan dalam kekuatan politik, banyak organisasi menyewa pelobi dan konsultan untuk membantu mendeteksi dan merespons perubahan sosial dan politik.
2. Berikut ini adalah Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Perubahan Dalam Suatu Organisasi:
Kekuatan Internal datang dari dalam organisasi. Kekuatan ini mungkin sifatnya lebih lunak, seperti rendahnya Keputusan Kerja atau dalam bentuk tanda seperti, rendahnya kepuasan kerja atau dalam bentuk tanda seperti, rendahnya produktivitas dan konflik. kekuatan faktor internal untuk perubahan datang dari hal-hal berikut ini:
A. Human Resources Problems/Prospects (Problem/Prospek SDM)
Masalah ini bisa timbul karena presepsi pekerja tentang bagaimana mereka diperlakukan di tempat kerja dan kecocokan antara kebutuhan dan keinginan individual dan organisasi. Ketidakpuasan pekerja terjadi karena tidak tepenuhinya kebutuhan dan ketidakpuasan kerja. Organisasi harus bisa merespons masalah ini dengan berbagai pendekatan dalam desain pekerjaan, konflik peran dan ambiguitas. Organisasi harus mampu menghargai dan memberikan penghargaan kepada pekerja yang berprestasi. Sementara itu, prospek bersifat positif dapat diperoleh dari partisipasi dan saran dari para pekerja.
B. Managerial Behavior/Decisions (Perilaku/Keputusan Manajerial)
Konflik antara manajer dan bawahannya merupakan tanda bahwa perubahan harus diperlukan. Baik manajer maupun pekerja mungkin perlu namanya Interpersonal Training, atau hanya sekedar dua orang tersebut perlu dipisahkan. Kekuatan untuk perubahan dapat datang dari adanya konflik, kepemimpinan yang jelek, sistem penghargaan yang tidak adil dan perlunya reorganisasi structural.
Faktor-faktor penting dalam manajemen perubahan yang berbasis islam mencakup tentang nilai-nilai islam seperti, keadilan, tanggung jawab sosial dan pengambilan Keputusan yang tepat. Selain itu, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang kuat, pengelolaan resistensi, pengembangan keterampilan dan lingkungan kerja yang mendukung perubahan juga sangat krusial. Manajemen perubahan islam juga menekankan pada keselarasan dengan prinsip-prinsip islam dalam pengelolaan perubahan seperti, tawazun (keseimbangan) dan menghindari tindakan destruktif.
Berikut ini adalah penjelesan lebih detail tentang faktor-faktor tersebut:
1. Nilai-nilai islam sebagai landasan:
A. Keadilan: Prinsip keadilan harus menjadi dasar dalam setiap Keputusan dan Tindakan terkait macam-macam perubahan.
B. Tanggung Jawab Sosial: Manajemen harus mempertimbangkan dampak sosial dari perubahan yang dilakukan dan memastikan bahwa perubahan tersebut tidak merugikan Masyarakat.
C. Pengambilan Keputusan yang tepat: Keputusan yang dibuat harus sesuai dengan prinsip-prinsip islam dan mempertimbangkan berbagai perspektif.
D. Tawazun (Keseimbangan): Perubahan harus dilakukan secara seimbang dan tidak hanya fokus pada satu aspek saja, melainkan mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan.
2. Keterampilan dan keterlibatan individu:
A. Komunikasi yang Efektif: Komunikasi yang jelas dan transparan tentang perubahan akan membantu mengurangi resistensi dan meningkatkan dukungan terhadap perubahan.
B. Kepemimpinan yang Kuat: Kepemimpinan yang mampu menginspirasi dan memotivasi individu untuk menerima perubahan yang sangat penting.
C. Pengelolaan Resistensi: Menyediakan mekanisme untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan seperti, melalui komunikasi, dialog dan dukungan.
D. Pengembangan Keterampilan: Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi perubahan.
E. Lingkungan Kerja yang Mendukung: Ciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi perubahan seperti, suasana yang terbuka, kolaboratif dan saling menghargai.
3. Pendekatan yang Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah:
A. Al-Qur’an dan Hadits: Manajemen perubahan harus selaras dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, termasuk dalam hal pengambilan keputusan, pelaksanaan perubahan dan penanganan konflik.
B. Keteladanan Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad SAW merupakan contoh pemimpin yang sukses dalam melakukan perubahan. Prinsip-prinsip yang beliau terapkan dapat dijadikan sebagai contoh dalam melakukan manajemen perubahan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, manajemen perubahan berbasis islam dapat mencapai hasil yang efektif dan berkelanjutan, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai islam dalam setiap langkahnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
