Syekh Abdullah Afifuddin: Ulama Besar Negeri Langkat
Agama | 2025-04-22 20:38:41
Biografi syekh Abdullah Afifuddin
Syekh Abdullah Afifuddin lahir di Desa Sangga Lima, Kecamatan Gebang kabupaten Langkat pada tanggal 3 Maret 1895, beliau merupakan putra bungsu dari Ali bin Panglima Bahar bin Syekh Ibrahim Waliyullah yang memiliki silsilah keturunan dari Maghribi Afrika Utara.
Sejak usia dini, beliau mendapatkan pendidikan agama Islam dari kakaknya, Hj. Aminah, dan kakak iparnya, H. Tajuddin, yang merupakan Imam Besar Masjid Azizi Tanjungpura. Pada awalnya, beliau mempelajari dasar-dasar agama Islam, termasuk membaca Al-Qur'an dan fardhu 'ain. Selanjutnya, beliau melanjutkan pendidikannya di pesantren yang kemudian berkembang menjadi madrasah, yaitu Madrasah Maslurah dan Madrasah Aziziah. Di antara guru-guru beliau yang terkenal adalah Syekh H. Mohd. Ziadah dan Syekh Mohd. Nur Minangkabau, keduanya pernah memimpin madrasah tersebut.
Selain mendalami ilmu agama Islam, Syekh Abdullah Afifuddin menempuh pendidikan umum dan menjadi asisten guru di Sekolah Desa, dengan menyelesaikan ujian Sekolah Rakyat pada 1912 dan lulus ujian Kweekeling di Medan pada 1913.
Sjech Abdullah Afifuddin adalah seorang guru Sekolah Rakyat (SR). Ia memulai karir pendidikan pada tahun 1913 hingga 1915. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Sekolah Islam Atas di Tanjung Pura Madrasah Aziziah, serta memiliki berbagai jabatan lain dalam bidang pendidikan dan keagamaan.
Selain itu, Sjech Abdullah Afifuddin juga menjabat sebagai Kepala Kuak Deli Serdang di Madiun 1954 hingga 1957, Pegawai Tinggi d/p Pedjabat Agama Daerah Atjeh di Kota Radja, Kepala Pendidikan Agama, dan Kepala Kapendak (oleh Pemangku Kem) Sumatera Utara.
Dalam kegiatan kemasyarakatan, beliau menjadi Ketua Masyumi Langkat Hilir dan Anggota Masyumi Daerah Aceh. Saat menghadapi Agresi Belanda kedua, beliau mengadakan musyawarah dengan ulama-ulama Aceh untuk memperkuat persatuan dan menghadapi serangan Belanda secara terpadu. Beliau juga mempelopori peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1950 dan menjadi Ketua Panitia, yang salah satu acaranya adalah sayembara pembacaan Al-Qur'an.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, beliau menjadi Ketua Masyumi cabang Langkat Hilir. Pada Desember 1946, Tgk. M. Daud Beureueh menjemput beliau di Tebing Tinggi, tempat beliau menjabat sebagai Kepala Jawatan Agama, untuk dibawa ke Kutaraja.
Beliau kemudian menjabat sebagai pegawai tinggi di Kantor Agama Daerah Aceh, memimpin Sekolah Menengah Islam dan Sekolah Menengah Tinggi Islam dari 1946 hingga 1950. Selanjutnya, beliau menjadi Kepala Pendidikan NRI di Medan, Pemeriksa Pendidikan Agama di Langkat, dan terakhir sebagai Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Deli Serdang hingga pensiun.
Syekh Abdullah Afifuddin wafat pada 12 Desember 1973 di Tanjung Pura.
Syekh Abdullah Afifuddin adalah contoh ulama yang mengintegrasikan ilmu agama dengan kontribusi nyata dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa melalui pendidikan dan kepemimpinan, menunjukkan pentingnya integritas, kecintaan pada ilmu, dan peran aktif dalam persatuan umat dan kemajuan bangsa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
