Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sarah Fauziah

Krisis Ekonomi dan Tipu Daya Paylater: Saat Riba Dijadikan Solusi

Ekonomi Syariah | 2025-04-20 07:58:17
Freepik.com

Menurunnya daya beli masyarakat di berbagai daerah Indonesia, termasuk DKI Jakarta, menjadi gambaran nyata dari kondisi ekonomi yang kian memburuk. Berbagai faktor menjadi penyebab utama situasi ini, mulai dari maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK), kenaikan harga kebutuhan pokok, hingga meningkatnya beban utang masyarakat.

Di sisi lain, adanya tekanan ekonomi global yang turut memperparah kondisi ekonomi dalam negeri ini.

Dalam tekanan hidup yang semakin berat, banyak masyarakat mencari jalan pintas untuk mencukupi kebutuhan mereka. Salah satu yang kini marak digunakan adalah fasilitas paylater—metode pembayaran yang memungkinkan seseorang membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya kemudian.

Di tengah kemudahan belanja daring, paylater dianggap solusi instan. Namun kenyataannya, kemudahan ini menyimpan jebakan yang justru dapat menjerumuskan masyarakat ke dalam jurang utang dan masalah baru.

Dalam laman liputan6.com (11/04/2025), tercatat total utang PayLater orang Indonesia oleh OJK. Total utang tersebut adalah senilai triliunan rupiah.

Fenomena ini tak lepas dari pengaruh sistem kapitalisme yang menjadi dasar ekonomi saat ini. Sistem ini menjadikan standar kebahagiaan bertumpu pada kepemilikan materi, sementara budaya konsumerisme terus digencarkan melalui berbagai media.

Dalam sistem ini, fasilitas seperti paylater justru memperkuat dorongan konsumsi, meski tanpa kemampuan finansial yang cukup. Lebih parah lagi, kebanyakan layanan paylater berbasis ribawi yang jelas diharamkan dalam Islam.

Alih-alih memberikan solusi, praktik ini justru menambah beban ekonomi dan spiritual masyarakat, menjauhkan mereka dari keberkahan hidup.

Islam memandang bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari banyaknya harta, tapi dari ketakwaan dan rida Allah SWT. Sistem Islam akan menutup celah budaya konsumtif berlebihan karena masyarakat dibina untuk bertanggung jawab dalam setiap transaksi, baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam sistem ini, standar hidup tidak diukur dari kemewahan, melainkan dari kesalehan dan pemenuhan kebutuhan dasar secara adil.

Lebih jauh, penerapan Islam secara menyeluruh (kaffah) menjamin kesejahteraan rakyat secara individu. Sistem ekonomi Islam memiliki mekanisme distribusi kekayaan yang adil, pengelolaan sumber daya yang benar, serta perlindungan terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, papan, dan pendidikan.

Dalam negara Islam, semua praktik ribawi akan dihapuskan. Negara akan berperan aktif menjaga rakyat agar tidak terjerumus dalam praktik haram, termasuk utang ribawi yang mencekik.

Karena itu, solusi atas krisis ekonomi dan budaya konsumtif ini bukanlah menambah fasilitas utang seperti paylater, melainkan kembali kepada sistem Islam yang adil dan penuh berkah. Hanya dengan Islam, kesejahteraan hakiki bisa terwujud dan masyarakat terbebas dari jebakan utang serta kehancuran moral akibat sistem kapitalisme.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image