
Anak-Anak Gaza Kelak akan Menuntut Tanggung Jawab Kita
Agama | 2025-04-15 18:18:39
Dunia telah menyaksikan bagaimana genosida yang dilakukan oleh Zion*s Israel laknatullah terhadap warga Palestina. Banyak warga sipil, termasuk anak-anak, yang menjadi korban.
Puluhan ribu anak Palestina telah kehilangan orang tua mereka dan menjadi yatim piatu, sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza yang terkepung, kata Biro Pusat Statistik Palestina.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (3/4/2025), malam menjelang Hari Anak Palestina, badan tersebut mengatakan bahwa terdapat 39.384 anak di Gaza telah kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya setelah 534 hari serangan Israel, yang telah menghancurkan daerah kantong kecil itu dan membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya mengungsi.
Biro tersebut mengatakan di antara mereka ada sekitar 17.000 anak yang telah kehilangan kedua orangtuanya sejak Oktober 2023, ketika Israel melancarkan serangan genosida.
Miris
Sungguh miris, di tengah momen perayaan hari anak, anak-anak Gaza justru kehilangan orang tua dan sanak saudara mereka. Hal ini justru terjadi di tengah narasi yang digemborkan barat dengan menggebu-gebu tentang hak asasi manusia (HAM) serta tetek bengek aturan internasional dan perangkat hukum soal perlindungan dan pemenuhan hak anak.
Pada tahun 1989, pemerintah di seluruh dunia menjanjikan hak yang sama untuk semua anak dengan mengadopsi Konvensi PBB untuk melindungi Hak-Hak Anak. Konvensi ini mengatur hal apa saja yang harus dilakukan negara agar tiap-tiap anak dapat tumbuh sesehat mungkin, bersekolah, dilindungi, didengar pendapatnya, dan diperlakukan dengan adil (unicef.org).
Namun, perlindungan yang digembor-gemborkan hanyalah isapan jempol belaka bagi anak-anak Gaza. Mereka harus hidup tanpa orang tuanya karena kebiadaban yang dilakukan Zion*s laknatullah. Mereka juga tidak bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sebab Zion*s Yahudi yang tak punya hati nurani itu memborbardir sekolah mereka, ditambah lagi rumah sakit juga menjadi sasaran kebengisan Zioni*s. Mereka bahkan hidup di bawah ketakutan akan serangan Zion*s yang bisa datang kapan saja dan di mana saja.
Mereka adalah anak-anak yang belum mempunyai dosa, tetapi karena ambisi Zion*s untuk menguasai tanah para nabi itu telah merenggut kebahagiaan anak-anak Palestina. Makan, minum, air bersih sangat sulit didapatkan, hak hidup mereka terancam. Belum lagi, mereka harus menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri kepergian orang tua, teman, juga saudaranya untuk selamanya.
Akar Masalah
Sistem kapitalisme yang diberlakukan di dunia hari ini telah mengakibatkan masa depan anak-anak Gaza terancam. Jangankan hak atas pendidikan, makanan, kesehatan, dan perlindungan, hak hidup saja tidak mereka dapatkan. Betapa banyak anak-anak Palestina yang telah menjadi korban penjajahan Zion*s, akan tetapi AS sebagai negara adidaya hari ini justru abai terhadap kondisi yang terjadi di Palestina.
AS lah yang semestinya menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas terbunuhnya ratusan ribu nyawa warga Palestina, termasuk anak-anak. Bahkan sarana pendidikan dan kesehatan pun hancur karena genosida yang dilakukan Zion*s. Genosida ini didukung penuh oleh AS dan Barat.
PBB juga organisasi Islam seperti Liga Arab dan OKI tidak melakukan upaya serius guna menghentikan langkah busuk Zion*s laknatullah. HAM yang selama ini digembor-gemborkan juga tidak digunakan ketika Zion*s dengan tega menembaki anak-anak Gaza yang tak berdosa. Semestinya umat sadar bahwa kita tidak bisa berharap kepada lembaga internasional. Sebab, lembaga internasional hanyalah alat bagi AS dan koloninya untuk menguasai dunia.
Tanah Palestina merupakan tanah yang ditaklukan oleh kaum muslimin saat berada dalam kepemimpinan amirul mukminin, Umar bin Khaththab ra. pada 15 H. Begitu pun sepanjang masa kekhalifahan Islam, Palestina tetap berada dalam naungan Negara Islam.
Status tanah Palestina adalah tanah kharajiyah, yaitu tanah milik kaum muslimin yang ditaklukkan melalui proses jihad dan penaklukan. Status kharajiyah akan tetap berlaku hingga hari kiamat.
Hanya saja, sejak kekhilafahan Utsmaniyah runtuh pada tahun 1924 akibat makar yang dilakukan oleh kafir penjajah, tanah Palestina sebagai tanah kharajiyah berada dalam kekuasaan Zion*s Yahudi akibat dari serangkaian makar politik yang dilakukan oleh para Zion*s yang dibekingi oleh Barat. Sejak saat itu Zion*s laknatullah terus melakukan serangan ke wilayah Palestina.
Dukungan yang diberikan Barat atas pendirian negara Yahudi memiliki tujuan politik, yakni menjaga eksistensi sistem kapitalisme di dunia Islam. Barat memahami betul bahwa kebangkitan Islam sebagai ideologi akan tegak di bawah naungan Kh1lafah. Karenanya, barat tidak akan membiarkan begitu saja daulah Kh1lafah tegak kembali. Mereka mendukung keberadaan entitas Yahudi dengan beragam kejahatannya di Palestina. Jadi, akar persoalan Palestina adalah keberadaan entitas Yahudi yang dijaga oleh sistem batil kapitalisme.
Solusi Islam
Tidak ada jalan lain untuk menghentikan penderitaan saudara muslim kita di Palestina dari segala bentuk penderitaan yang disebabkan oleh serangan keji entitas Yahudi, kecuali mengusir mereka dari bumi Palestina. Masa depan anak-anak Gaza hanya akan terselamatkan jika bisa mengalahkan Zion*s laknatullah. Untuk itu umat wajib berjuang menyeru penguasa negeri muslim untuk mengirimkan tentara untuk berjihad membebaskan Palestina.
Solusi yang diperintahkan oleh Allah Swt. terkait persoalan Palestina hanyalah jihad dan kh1lafah. Haram berdamai dengan penjajah dan membiarkan eksistensi mereka bercokol di negeri-negeri kaum muslim.
Allah Swt. dengan gamblang memerintahkan jihad untuk melawan kaum yang telah menyerang dan merampas wilayah kaum muslim. Allah Swt. berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 191:
وَاقۡتُلُوۡهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوۡهُمۡ وَاَخۡرِجُوۡهُمۡ مِّنۡ حَيۡثُ اَخۡرَجُوۡكُمۡ artinya:Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu.
Bebasnya Palestina juga membutuhkan tegaknya Kh1lafah yang akan menjaga umat dari musuh-musuh Allah kh1lafah senantiasa melindungi jiwa kaum muslimin, termasuk anak-anak di seluruh wilayah Khilafah. Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh, Imam (Khalifah) itu adalah perisai (pelindung umat) (HR al-Bukhari dan Muslim).
Khalifah lah yang akan mengerahkan pasukannya untuk berjihad mengusir kaum Zion*s dari bumi Palestina. Khalifah tidak akan tinggal diam tanah umat Islam dirampok, dan masa depan anak-anak kaum muslim terancam.
Rasulullah saw. sebagai kepala negara pernah mengusir kaum Yahudi yang ada di Madinah untuk keluar dari Madinah. Rasulullah saw. juga menghukum mereka sebab mengkhianati Rasulullah dan kaum Muslim. Begitu juga Khalifah Sultan Abdul Hamid II dengan gigih menolak bujuk rayu Zion*s untuk menguasai Palestina barang sejengkal. Inilah gambaran seorang pemimpin yang menjadi perisai umat.
Kh1lafah juga menjamin pendidikan yang gratis lagi berkualitas bagi generasi, sehingga akan lahir generasi berkepribadian Islam, yang dengan kiprah mereka peradaban Islam akan senantiasa terjaga kemuliaannya. Seluruh pembiayaan pendidikan, baik menyangkut sarana pendidikan, gaji guru/dosen sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara.
Kh1lafah terbukti selama belasan abad lamanya berhasil menjadi benteng perlindungan yang aman dan memberikan support sistem terbaik bagi tumbuh kembang anak sehingga mereka bisa menjadi generasi cemerlang yang akan membangun peradaban emas dari masa ke masa.
Anak-Anak Palestina Kelak akan Menuntut Tanggung Jawab Kita
Sudah semestinya kita melibatkan diri dari dalam memperjuangkan kembali tegaknya daulah kh1lafah agar kita memiliki hujah di hadapan Allah bahwa kita tidak diam berpangku tangan ketika melihat anak-anak Gaza dan orang tuanya dibantai habis-habisan oleh Zion*s Yahudi dan sekutunya. Kelak anak-anak Palestina akan menuntut tanggung jawab kita di akhirat. Apakah kita ikut berjuang untuk membebaskan mereka dari segala bentuk penjajahan atau justru diam saja tanpa melakukan aksi nyata?
Wallahu a'lam bisshowab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.