
Strategi Kopi Kenangan Menarik Pelanggan Selama Bulan Ramadhan
Bisnis | 2025-04-09 23:47:45
Bulan Ramadhan selalu jadi momen emas buat brand makanan dan minuman unjuk gigi. Soalnya, pola konsumsi masyarakat ikut berubah yang biasanya makan tiga kali sehari, jadi dua kali, tapi dua-duanya punya nilai emosional yang lebih dalam. Terutama waktu berbuka. Di sinilah Kopi Kenangan tampil dengan strategi yang nggak main-main.
Lewat kampanye “Ramadan Mewah”, Kopi Kenangan hadirkan promo bundling dua minuman seharga Rp29.000 dan menu satu liter yang bisa diminum rame-rame cuma Rp59.000. Selain itu, ada juga kerja sama dengan berbagai metode pembayaran seperti BCA, BNI, OVO, dan Blu yang kasih cashback sampai Rp20.000 (Campaign Asia, 2025).
Strateginya nggak cuma soal harga, tapi juga soal rasa dan suasana. Karena pas buka puasa, orang nggak cuma butuh minuman, tapi juga momen yang berkesan entah itu buat me time, ngabuburit, atau sekadar update story.
Ngomongin Soal Perilaku Konsumen Selama Ramadhan...
Menurut laporan Moonfolks (via Campaign Asia, 2025), sekitar 64% konsumen kelas menengah berusaha mengurangi pengeluaran selama bulan puasa. Tapi menariknya, mereka tetap ingin beli produk yang punya nilai emosional. Produk yang bisa kasih rasa puas dan koneksi emosional, bukan cuma enak atau murah.
Nggak cuma itu, sebanyak 34% konsumen juga mulai menggunakan metode Buy Now Pay Later (BNPL) buat mengatur keuangan mereka. Artinya, walau lebih hemat, mereka tetap mau beli asalkan produk itu punya makna, ada nilainya secara emosional dan fungsional.
Teori yang Bisa Ngejelasin Fenomena Ini
Kalau ditarik ke teori, kita bisa pakai konsep value consciousness, yaitu saat konsumen jadi lebih sensitif terhadap nilai yang mereka dapat dibanding harga yang dikeluarkan (Solomon, 2018). Nah, pas Ramadhan, ini makin kuat. Orang beli sesuatu bukan cuma buat kenyang, tapi buat ngerasain momen spesial.
Lalu ada juga consumer ritual theory, yang jelasin gimana konsumsi jadi bagian dari ritual penting. Dalam konteks Ramadhan, beli minuman buat buka puasa bukan cuma soal isi perut, tapi soal ritual, soal kebersamaan, bahkan spiritualitas.
Kopi Kenangan tampaknya cukup jeli ngelihat ini. Mereka nggak sekadar jual kopi, tapi juga jual momen. Misalnya, strategi minuman literan mereka cocok banget buat "buka bareng" sekeluarga atau sekantor. Jadi, mereka bukan cuma jual produk, tapi juga pengalaman.
Bandingkan Sama Brand Lain, Gimana?
Kalau dibanding brand lain seperti:
- Janji Jiwa: Fokus di bundling minuman + snack.
- Fore Coffee: Tekankan konsep kesehatan dan mindfulness.
- Starbucks: Masih kuat di citra premium dan eksklusif.
Kopi Kenangan bisa dibilang paling agresif di promo dan jangkauan. Mereka punya banyak gerai, aplikasi yang mudah, plus konten sosial media yang sering viral dan relatable. Mereka bisa masuk ke rutinitas dan emosi konsumen, nggak cuma jadi tempat beli kopi.
Sumber perbandingan: DetikFood & Bisnis.com, 2025
Tapi, Apakah Ini Cukup Buat Jangka Panjang?
Meski strategi ini efektif selama Ramadhan, tantangan besarnya adalah “apakah konsumen bakal balik lagi setelah promo selesai?”
Ini jadi PR buat Kopi Kenangan. Supaya nggak cuma menang musiman, mereka harus tetap jaga:
- Kualitas rasa
- Pelayanan konsisten
- Inovasi produk
Bisa juga mulai bangun kedekatan emosional lewat program sosial atau kampanye berbagi selama Ramadhan. Hal-hal kayak gini bisa ningkatin loyalitas karena brand terasa lebih punya purpose (Deloitte, 2023).
Ramadhan itu bukan sekadar waktu puasa, tapi juga momen refleksi dan pencarian makna. Konsumen berubah cara belinya, lebih sensitif harga, tapi tetap cari kualitas dan cerita di balik produk. Kopi Kenangan cukup berhasil membaca situasi ini: mereka main di rasa, harga, dan emosi. Tapi biar tetap relevan ke depan, mereka harus terus berinovasi dan bangun koneksi yang lebih personal sama konsumen.
Syahna Mufarrihah Siregar (23010400198)
Ilmu Komunikasi FISIP UMJ 2023
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook