
Dampak Menyontek terhadap Masa Depan: Apa Kata Pancasila?
Humaniora | 2025-04-06 13:36:23
Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara yang harus diterapkan di masyarakat, tetapi juga di dalamnya terdapat pedoman dalam membangun karakter anak bangsa yang harus ditanamkan kepada generasi muda untuk menumbuhkan integritas dan kejujuran. Tetapi ada banyak berbagai tantangan yang perlu dihadapi Pancasila di era modern ini. Salah satu tantangannya yaitu menyontek, yang telah marak terjadi di kalangan pelajar.
Menyontek itu sendiri yaitu adalah perbuatan mengutip atau menjiplak tulisan orang lain sebagaimana aslinya, tanpa harus usaha memahaminya sendiri. Misalnya ketika sedang ujian dan mengerjakan tugas. Meski terlihat sepele tetapi ini memiliki dampak negatif yang besar bagi dirinya sendiri maupun di masyarakat.
Menyontek adalah permasalahan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang ada didalam Pancasila, jika di Pancasila termuat nilai-nilai pedoman sehari-hari. Maka terdapat beberapa sila yang berkaitan dengan nilai kejujuran tersebut, diantaranya didalam nilai tersebut:
1.“Ketuhanan yang Maha Esa”
Sila pertama menunjukkan bahwa Tuhan adalah pedoman yang paling utama dalam agama atau setiap kepercayaan yang dianut mesti diharuskan melakukan kejujuran untuk berbuat kebaikan. Jadi perbuatan menyontek yang tidak jujur tersebut melanggar nilai yang telah diajarkan agama.
2.“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” Sila kedua menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia harus menjunjung keadilan dan adab terhadap keputusan yang diambil di masyarakat. Perbuatan menyontek itu dilakukan merupakan hal yang tidak adil bagi seorang terpelajar serta adab yang dilakukan itu akan merugikan dan mengabaikan usaha orang lain.
3.”Persatuan Indonesia”
Sila ketiga menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari satu kesatuan berbagai macam corak dan ragam yang ada didalamnya, jadi didalam kesatuan tersebut seperti lingkungan pendidikan yang menjadi permasalahan jika menyontek dan tidak adanya kejujuran maka bisa terjadi rasa kecemburuan terhadap siswa lain yang sudah berusaha dengan keras untuk belajar yang dapat merusak keseimbangan pendidikan.
4.”Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat dan Kebijaksanaan Permusyawaratan dalam Perwakilan”
Sila keempat menunjukkan bahwa masyarakat harus mengedepankan urusan bersama atau bangsa dengan cara bermusyawarah yang menunjukkan keputusan yang baik. Jadi perbuatan menyontek adalah perbuatan yang memaksakan kehendak sendiri tanpa melihat kepentingan bersama yang adil, juga tidak melakukan keputusan bersama untuk hal-hal yang tidak baik dan merugikan orang.
5.“ Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Sila kelima menunjukkan bahwa sikap yang adil yang harus diterapkan di dalam semua masyarakat Indonesia, jadi kegiatan menyontek adalah perbuatan yang tidak adil dilakukan seseorang yang tidak menerapkan sila kelima ini. Karena menginginkan nilai yang sempurna tetapi tidak adil dalam meraihnya dengan menggunakan berbagai cara.
Dampak yang bisa terjadi jika dilakukan maka bisa berpengaruh dalam jangka waktu yang lama. Seperti didalam dunia pendidikan, akan terjadi penurunan kualitas cara berpikir atau menjadikan sumber daya manusia yang tidak memahami materi pelajaran yang diberikan. Didunia kerja, bisa menimbulkan sikap yang tidak jujur yang akhirnya bisa terjadinya manipulasi data dan praktik korupsi. Sementara didunia masyarakat, membuat pandangan masyarakat kurang percaya dan hilangnya integritas terhadap generasi muda.
Jadi apa solusi yang tepat untuk mengurangi ketergantungan tersebut? maka hal yang perlu dilakukan adalah: • Menekankan pendidikan untuk tidak melakukan perbuatan menyontek menjadi pilihan. Seperti diharuskan memahami konsep daripada harus menghafal materi, sehingga siswa tidak perlu menyontek. • Peran orang tua dan guru untuk mendorong pada usia dini untuk menanamkan budaya jujur dan bertanggung jawab. Seperti selalu memberikan apresiasi atas sikap kejujuran dalam kehidupan sehari-hari atau juga mengajarkan tanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat. • Serta paling penting, itu kembali pada masing-masing individu sendiri mengingat akan pentingnya kejujuran dan integritas yang dapat mempengaruhi dampak positif yang akan terjadi masa depan.
Dalam kutipan Bung Hatta, mengatakan: “Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki.” Kutipan ini menegaskan bahwa dari kehidupan yang paling utama yang harus dijaga dan diingat adalah nilai kejujuran. Maka dari itu mari bersama-sama menerapkan nilai-nilai Pancasila dikehidupan sehari-hari, dengan nilai-nilai kejujuran dan integritas yang baik maka akan membuat kerangka fondasi yang utama untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik juga.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook