
Keuangan Syariah di Tengah Gejolak Geopolitik dan Tantangan Domestik: Peluang dan Solusi di Tengah Ancaman
Ekonomi Syariah | 2025-03-22 21:50:52
Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam sektor keuangan syariah. Namun, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini, yang dipengaruhi oleh ketidakstabilan geopolitik global dan faktor domestik, menimbulkan tantangan bagi pertumbuhan sektor ini.
Ketidakstabilan geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina, ketegangan di Laut Cina Selatan, dan berbagai konflik lainnya, menciptakan ketidakpastian global yang signifikan. Hal ini berdampak pada pasar keuangan internasional, termasuk IHSG di Indonesia. Investor cenderung mengurangi investasi di pasar saham yang dianggap berisiko tinggi, menyebabkan penurunan harga saham dan IHSG secara keseluruhan. Kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral global juga turut memperparah situasi, membuat investasi di pasar saham kurang menarik.
Selain faktor eksternal tersebut, Indonesia juga menghadapi tantangan domestik yang turut menekan IHSG. Salah satu faktornya adalah kasus-kasus korupsi yang terus terjadi. Skandal korupsi dapat merusak kepercayaan investor terhadap tata kelola perusahaan dan pemerintahan di Indonesia, sehingga mengurangi minat investasi. Ketidakpastian hukum dan penegakan hukum yang lemah juga menjadi faktor penghambat.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kinerja beberapa BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Misalnya, kontroversi yang terkait dengan Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi dan pengelolaan investasi infrastruktur di Indonesia. Ketidakjelasan dalam pengelolaan dan potensi risiko yang terkait dengan Danantara dapat mempengaruhi sentimen pasar dan menekan harga saham perusahaan-perusahaan terkait.
Di tengah ketidakstabilan dan tantangan ini, keuangan syariah menawarkan beberapa keunggulan. Prinsip-prinsip syariah, seperti larangan riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (judi), yang membuat instrumen keuangan syariah relatif lebih tahan terhadap gejolak pasar. Investasi syariah cenderung lebih fokus pada aset riil dan bisnis yang berkelanjutan, sehingga lebih terlindungi dari spekulasi dan fluktuasi harga yang tajam.
Beberapa instrumen keuangan syariah yang dapat menjadi solusi antara lain seperti sukuk. Sukuk sebagai instrumen investasi berbasis syariah menawarkan alternatif investasi yang lebih aman dan berprinsip dibandingkan obligasi konvensional. Sukuk umumnya dikaitkan dengan aset riil, sehingga risikonya lebih terkendali. Kemudian ada juga reksa dana syariah yang memberikan diversifikasi investasi yang lebih baik serta mengurangi risiko kerugian. Investasi ini dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dengan mengikuti prinsip-prinsip syariah.
Meskipun menghadapi tantangan, ketidakstabilan geopolitik dan masalah domestik juga menciptakan peluang bagi keuangan syariah. Meningkatnya kesadaran global akan pentingnya investasi yang berkelanjutan dan etis mendorong minat investor terhadap instrumen syariah. Hal ini terlihat dari pertumbuhan aset keuangan syariah global terus meningkat menunjukkan kepercayaan investor terhadap sektor keuanga syariah. Sukuk juga semakin diminati oleh investor global, terutama di negara-negara dengan populasi muslim yang besar. Ini menunjukkan bahwa sukuk dianggap sebagai instrumen investasi yang menarik dan berpotensi tinggi. Banyak negara, termasuk Indonesia, terus berupaya mendorong pertumbuhan sektor keuangan syariah melalui berbagai regulasi dan insentif. Ini menunjukkan bahwa pemerintah melihat potensi besar di sektor ini.
Selain itu, keuangan syariah dapat berperan dalam membangun ekonomi yang lebih inklusif dan adil. Dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi berbasis syariah, keuangan syariah dapat membantu mengatasi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keuangan syariah juga dapat berperan sebagai solusi dan peluang di tengah kondisi ketidakstabilan ini dengan prinsip-prinsipnya yang kokoh dan potensi pertumbuhannya yang besar, keuangan syariah dapat menjadi pilar penting dalam membangun perekonomian Indonesia yang lebih stabil dan berkelanjutan. Peningkatan literasi dan inovasi produk, serta perbaikan tata kelola perusahaan dan pemerintahan, menjadi kunci untuk merealisasikan potensi tersebut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook