
Belajar dan Berdakwah : Mahasiswa PKUMI jalani Short Course di Amerika Serikat
Agama | 2025-03-20 03:09:46
Riverside, California, AS – Bulan puasa kali ini terasa spesial bagi seluruh umat Islam, terutama bagi para mahasiswa Program Kader Ulama Masjid Istiqlal Jakarta. Mengapa? Karena mereka sedang menjalani ibadah puasa tahun di negeri nan jauh, yakni California, Amerika Serikat.
Sejumlah 26 mahasiswa dari Program Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) menjalani program short course di Amerika Serikat, tepatnya di University of California Riverside (UCR). Durasi program ini bervariasi, untuk program magister dilaksanakan selama 3 bulan, dan untuk mahasiswa doktoral selama 6 bulan.
Program ini memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk melakukan penelitian serta memperdalam kajian interdisipliner dalam bidang budaya, seni, studi agama-agama, dan social sciences. Dibawah bimbingan professor Muhammad Ali, para mahasiswa di perkenalkan dengan dosen-dosen kampus dan beberapa tokoh di Riverside.
Dalam rangkaian kegiatan akademik, mahasiswa PKUMI ikut aktif dalam kegiatan perkuliahan di kelas tanpa terdaftar sebagai mahasiswa resmi di kelas tersebut ( sit in). Di samping itu, mereka juga melakukan penulisan tesis dan disertasi dengan langsung dibimbing oleh Profesor Muhamad Ali dan beberapa profesor di UCR. Di UCR ini. mereka menggali berbagai perspektif baru dalam kajian ilmu sosial dan humaniora, khususnya dalam konteks keislaman dan peradaban global. Kajian ini memungkinkan mereka untuk memahami lebih dalam bagaimana nilai-nilai Islam dapat berinteraksi dengan budaya dan dinamika sosial di Amerika Serikat.
Selain aktivitas akademik, mahasiswa PKUMI juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial di komunitas Muslim setempat. Mereka berinteraksi dengan komunitas Nusantara Muslim California (NMC), Sahaba Initiative, serta berbagai komunitas Muslim lainnya. Melalui kegiatan sosial engagement ini, mereka mendapatkan wawasan tentang kehidupan Muslim diaspora serta tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan identitas keislaman di negara Barat.
Menjalankan peran sebagai duta Muslim Indonesia, para mahasiswa PKUMI turut serta menjadi imam serta mengisi kajian di beberapa masjid, seperti Masjid At-Taqwa, Islamic Centre of Riverside, Masjid Highland, dan permintaan menjadi imam dari beberapa masjid di Riverside dan kota lainnya. Pada bulan ramadan tahun ini, mahasiswa PKUMI juga terlibat dalam mempersiapkan makanan dan tempat sebelum buka puasa dan kegiatan sosial-keagamaan lainnya. Kegiatan ini menjadi ajang bagi mereka untuk berbagi ilmu keislaman serta memperkenalkan tradisi Islam Nusantara kepada masyarakat Muslim di Amerika Serikat.

Selain itu, program short course ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa PKUMI untuk berdiskusi dan bertukar budaya dengan mahasiswa internasional lainnya. Terlebih adanya program cross cultural conversation di kampus, Interaksi ini membuka wawasan global mereka serta memperkaya pemahaman lintas budaya yang berharga dalam pengembangan pemikiran Islam di era modern. Sebagaimana yang dipesankan oleh Prof Nasaruddin Umar selaku Imam besar Masjid Istqilal Jakarta, dan Menteri Agama RI ssewaktu mengisi sambutan pelepasan Mahasiswa PKUMI yang intinya belajar islam di Amerika tidak hanya melalui kelas, namun juga melalui interaksi dengan warga sekitar, kita melihat bagaimana orang Barat banyak menerapkan prinsip-prinsip islam.
Dengan pengalaman akademik, sosial, dan spiritual yang didapatkan selama short course ini, mahasiswa PKUMI diharapkan dapat membawa wawasan baru dalam pengembangan keislaman di Indonesia. Program ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kapasitas intelektual dan peran ulama masa depan dalam menjawab tantangan global.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.