
Blockchain: Revolusi Industri Halal Menuju Pasar Global
Ekonomi Syariah | 2025-03-19 08:49:23Dalam beberapa tahun terakhir, industri halal telah mengalami perkembangan pesat di berbagai sektor, mulai dari makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, hingga keuangan syariah. Seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap produk halal, muncul tantangan besar dalam memastikan transparansi dan keaslian sertifikasi halal. Salah satu solusi yang kini menjadi sorotan adalah teknologi blockchain.
Blockchain adalah teknologi penyimpanan data terdesentralisasi yang memungkinkan transaksi dan informasi dicatat secara transparan, aman, dan tidak dapat diubah. Setiap transaksi atau informasi yang dimasukkan ke dalam blockchain akan diverifikasi oleh jaringan komputer, sehingga meminimalkan risiko pemalsuan atau manipulasi data.
Dalam industri halal, blockchain dapat berperan penting dalam memastikan keaslian dan transparansi proses sertifikasi halal. Dengan blockchain, setiap tahapan dalam rantai pasok, mulai dari bahan baku hingga produk akhir, dapat dilacak secara real-time. Konsumen dan pemangku kepentingan lainnya dapat dengan mudah memverifikasi apakah suatu produk benar-benar memenuhi standar halal yang telah ditetapkan.
Blockchain membawa sejumlah manfaat bagi industri halal, terutama dalam aspek transparansi, efisiensi, dan kepercayaan konsumen. Dengan sistem blockchain, data sertifikasi halal dari lembaga terkait dapat disimpan dalam jaringan yang tidak dapat diubah, sehingga mengurangi risiko pemalsuan sertifikat dan memberikan kepastian kepada konsumen bahwa produk yang mereka beli benar-benar halal.
Selain itu, blockchain memungkinkan pelacakan bahan baku dari sumbernya hingga menjadi produk akhir. Jika terjadi masalah dalam rantai pasok, seperti penggunaan bahan yang diragukan kehalalannya, sistem dapat segera mendeteksi dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Proses sertifikasi halal yang biasanya memakan waktu lama karena harus melewati berbagai tahap verifikasi juga dapat diperpendek dengan blockchain. Semua informasi dapat diakses secara digital dan otomatis, sehingga mempercepat proses sertifikasi serta mengurangi biaya administratif.
Lebih lanjut, konsumen muslim di berbagai belahan dunia semakin peduli terhadap kehalalan produk yang mereka konsumsi. Dengan adanya sistem berbasis blockchain, mereka dapat dengan mudah memverifikasi keaslian sertifikat halal melalui kode QR atau aplikasi digital. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap produk halal yang mereka beli.
Beberapa negara dan perusahaan telah mulai menerapkan blockchain dalam industri halal. Misalnya, Uni Emirat Arab dan Malaysia telah mengembangkan platform berbasis blockchain untuk sertifikasi halal. Selain itu, beberapa produsen makanan halal global juga mulai mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan transparansi produk mereka.Di Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, adopsi blockchain dalam industri halal dapat menjadi game-changer. Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga sertifikasi halal, serta pelaku industri, blockchain dapat menjadi solusi inovatif untuk memperkuat daya saing produk halal Indonesia di pasar global.

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook