Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edu Sufistik

Andai Tak Ada Ramadhan

Agama | 2025-03-14 22:38:41

Catatan Ramadhan # 11

Muhammad Syafi’ie el-Bantanie

(Founder Edu Sufistik)

Pernahkah kita memberikan hadiah terbaik kepada seseorang, lantas orang tersebut mengabaikan dan menyia-nyiakannya? Menganggapnya biasa saja dan tidak spesial. Bagaimana perasaan kita? Mungkinkah kita masih akan memberikan hadiah terbaik kepada orang tersebut? Rasanya tidak akan pernah. Kita akan menilai orang tersebut tidak tahu diri dan terima kasih.

Pernahkah kita berpikir rasanya demikianlah sikap kita kepada Allah. Allah hadirkan Ramadhan sebagai hadiah terbaik untuk kita. Lantas, sudahkah kita menyambut dan menerimanya dengan sikap terbaik? Bersyukur kepada Allah dan membuktikannya dengan amal-amal terbaik mengisi Ramadhan? Ataukah kita menganggap Ramadhan biasa saja dengan bulan-bulan lainnya. Ramadhan ada atau tidak ada kita sama saja. Begini-begini saja. Tidak ada perubahan dan perbaikan signifikan.

Adakah kehadiran Ramadhan menghadirkan getar syahdu merindu kepada Allah dalam qalbu? Adakah degup cinta menggebu kepada Rasulullah dalam jiwa? Adakah ghirah membuncah untuk menadaburi Al-Qur’an? Adakah kepekaan hati untuk berbagi kepada dhuafa? Adakah menangisi dosa dalam sujud panjang tahajud?

Jika Ramadhan bagi kita biasa saja dengan hari-hari lain, bukankah itu berarti kita mengabaikan hadiah terbaik dari Allah? Padahal, Rasulullah telah menerangkan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Telah diwajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Dibukakan pintu-pintu surga dan dikunci pintu-pintu neraka. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Sesiapa yang terhalang melakukan kebaikan di dalamnya, sungguh dia merugi.” (HR. An-Nasai).

Perhatikan akhir redaksi pada terjemah matan hadis di atas! Sesiapa yang terhalang melakukan kebaikan di dalam bulan Ramadhan, sungguh dia merugi. Jangan sampai kita termasuk orang-orang tersebut. Naudzubillah

Bersyukur Allah Maha Rahmaan dan Rahiim. Meski kita masih kerap abai dan acuh terhadap Ramadhan, namun Allah tetap menghadirkan Ramadhan sepanjang tahun. Pernahkah kita membayangkan andai tak ada Ramadhan dalam bulan-bulan qamariyah, celakalah kita.

Kita ini manusia penuh dosa dan salah. Manusia yang lemah dalam beribadah. Bagaimana akan melebur dosa dan melipatgandakan pahala jika tidak ada Ramadhan? Sekali lagi kita bersyukur, meski kita kerap abai dan lalai, namun Allah tetap memberikan hadiah terbaik setiap tahun dengan menghadirkan Ramadhan untuk kita.

Masihkah untuk kesekian kalinya, dengan bebalnya, kita menyia-nyiakan Ramadhan?

Wallaahu a’lam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image