Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Damay Ar-Rahman

Kepergian di Musim Panas

Sastra | 2025-03-13 14:26:25
Sumber. https://id.pngtree.com/freebackground/romantic-couple-holds-hands-at-the-sunset-summer-beach_15426491.html

Selama tiga bulan, Aning meratapi kepergian suaminya yang telah meninggal karena perang. Belum genap tujuh bulan usia pernikahan mereka, Aning harus menghadapi kenyataan hidup memilukan. Hangatnya cahaya matahari yang menerpa wajahnya, tidak memudarkan kerinduan seorang istri yang kini telah berstatus janda. Belum lagi ia hamil empat bulan delapan belas hari.

Menjadi dirinya, tidaklah ia duga. Karena, kisah manis masa muda, dipikirnya akan berakhir bahagia.
Ia ingat, saat Won Bin memanggilnya di taman depan sekolah. Sepeda keranjang yang ia pakai setiap pergi dan pulang sekolah, ia parkir di sudut dinding depan sekolah.

Ia sudah memastikan sejak jauh hari, takkan ada yang dapat mengambil lokasi tempat ia menaruh sepeda. Tetapi, tepat dua tahun sekolah, seorang pemuda telah membuatnya marah dan tersinggung. Hanya beda tujuh menit untuk sampai di tempat itu, ternyata sudah ada yang memarkir sepeda di sana.

Aning mencari pejaga sekolah, ia bertanya siapa yang telah berani mengambil lapaknya. "Tenanglah Ning, itu akan kuberesi. Engkau masuklah dulu, jangan sampai terlambat." Pria dengan seragam cokelat itu langsung mengambil sepeda Aning untuk ia parkirkan sementara di belakang poskonya. Ia tidak mau jika gadis itu rewel kepada dirinya seperti perkara hilang gembok yang diakibatkan karena kelalaian Aning sendiri.

"Baiklah, aku masuk dulu. Terimakasih." Ucapnya sambil membungkuk. Rambut lurusnya berjatuhan dari sisi punggung dan seketika membuat tangannya menyibak rambutnya dari arah kanan lalu kiri. Dalam kelas, guru wanita masuk menggunakan kacamata lensa berminus lima. Sambil meletakkan buku-buku tebalnya di atas meja, seorang anak laki-laki mengikutinya dari belakang.

Lelaki itu, adalah pria masa depan Aning. Meski awal pertemuan mereka menimbulkan percecokkan antar kata, namun Won Bing yang tenang dan malas bermasalah dengan siapapun terutama pada wanita memilih diam walaupun siapapun boleh saja menaruh sepeda di situ.

Selepas ujian saat musim panas, Won Bin semakin tergila-gila pada Aning. Semenjak awal pertemuan, karakter unik Aning membuat Won Bin selalu senyum sendiri. Ia suka dengan gadis apa adanya, sederhana, dan berwajah tegas. Baginya, Aning adalah gadis idaman yang tak diidamkan semua pria, kecuali dirinya.

Setelah tiga kali ditolak Aning, untuk keempat kalinya Won Bin berani memintanya untuk menjadi pacar. Kesungguhan Won Bin membuat Aning putus asa menolaknya. Namun, lama-lama ia kagum dan menyukainya. Saat akhir musim gugur mereka akan menikah. Karena peraturan pemerintah pada masa itu, mewajibkan militer pada anak muda di Korea, Won Bin mengikuti kemauan ayahnya untuk mengikuti pelatihan.

Kecerdasan dan gaya fisik menarik yang dimiliki Won Bin, ia diperintahkan untuk menjadi komando dan ikut ke Uni Soviet. Namun, takdir berkata lain. Saat itu telah terjadi perang dunia kedua, Won Bin tanpa kabar hanya baju berlumuran darah ditemukan oleh kerabatnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image