
Bisikan Hujan di Jendela
Sastra | 2025-03-09 04:38:28
Rintik hujan menari di kaca,Menjejakkan dingin di sela jendela.Aku duduk diam, mendengar sunyi,Suaranya merayap masuk ke hati.
Tetes demi tetes, ia berbisik lirih,Mengisahkan kenangan yang terhimpit perih.Bayangmu muncul di antara kabut,Seperti luka lama yang belum surut.
Aku mencoba memejamkan mata,Namun hujan terus memanggil namamu,Seolah ia tahu rahasia di dada,Tentang rindu yang tak pernah temu.
Kilat menyambar di kejauhan,Angin berlari, mengetuk perlahan.Aku tersenyum di balik resah,Karena hujan tahu aku masih lemah.
Bisikan hujan di jendela iniAdalah nyanyian sunyi yang kau titipkan,Di antara dingin dan rindu yang abadi,Aku hanya bisa diam dan membiarkannya hujan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook