Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Masrul Bin Taqwa

Bekal Ramadhan

Agama | 2025-03-05 21:05:47

BEKAL RAMADHAN

OLEH ; AHMAD MASRUL

Betapa bahagianya umat muslim yang dipilih oleh Allah menjadi tamu dan bisa bertemu dengan Ramadhan. Mau anak kecil, remaja apalagi sebagai orang dewasa dan orang tua, yang sudah berkewajiban berpuasa. Melaksanakan perintah puasa yang hanya bertemu 1 tahun satu kali. Sungguh beruntung dan berbahagia. Wajib menjalankannya.

Raut wajah, senyuman sumringah, berbahagia. Karena umat muslim akan bertemu dengan bulan Agung, Bulan Mulia Bulan yang penuh ampunan dan kebaikan. Rasulullah bersabda, bagi siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka diharamkan jasadnya disentuh api neraka. Begitu sabda baginda Nabi, Riwayat Imam An-Nasai.

Bahagianya saja dengan datangnya bulan Ramadhan, pahalanya luar biasa. Bagaimana jika kita menjalankan puasa didalamnya? Tentu tiada tara dan berlipat ganda.

Agar puasa Ramadhan yang dijalankan tidak sia-sia. Menjadi puasa yang terbaik dan bermakna. Maka harus berbekal dengan persiapan exstra.

Para ulama, seperti imam syafii telah membagi kebiasaan diwaktu malamnya dalam tiga bagian. Sepertiga untuk menulis kitab, sepertiga untuk shalat malam, dan sepertiga utuk istirahat. Ketika datangnya bulan Ramadhan, mari membekali diri dan mempersiapkan dengan ilmu. Pun seharusnya kita.

Lantas bagaimana bekal yang harus disiapkan dalam menghadapi Ramadhan? Agar Ramadhan yang dijalani menjadikan perubahan baik dalam iman dan taqwa.

Prof. Dr. Abdul Somad dalam ceramah terbarunya di Masjid Hidayah Cimanggu City Bogor, menyampaikan dalam menyambut Ramadhan, agar semakin kuat menjalankan Ramadhan, salah satunya mengetahui makna Ramadhan itu sendiri. Ramadhan berasal dari tiga huruf; Ro Mim dan Dhod, ramad yang berarti, panas Terik yang membara. Panas yang sangat. Membakar atau menghilangkan karat-karat. Bagaimana caranya menghilangkan besi yang karat yang menempel di besi atau bejana itu? Dibakar. Setelah dibakar, maka karat itu akan meleleh dan lepas. Begitulah puasa di bulan Ramadhan, menghilangkan dosa-dosa yang berkarat dalam diri manusia.

Ramadhan juga, memiliki arti ar-ramdhu, batu yang panas akibat terkena terik matahari yang sangat panas. Dan Ramadhan berasal juga dari kata ar-ramiidh, hujan awan yang turun setelah musim panas. Maka orang yang berpuasa mampu tumbuh dan menumbuhkan keimanannya semakin sukses. Yaitu menjadi hamba-hamba yang bertaqwa. (Qs:2:183)

Ada 5 hal bekal dalam menghadapi Ramadhan, agar Ramadhan bermakna dan tidak sia-sia. Pertama, Shiyam. Bersyukurlah jika tahun ini, usia kita bertemu dengan Ramadhan. Jangan disia-siakan. Sekuat tenaga, pikiran dan niat, jadikan Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang terbaik dari Ramadhan tahun sebelumnya. Niatkan shiyam full, walau panas atau Lelah menjalankannya. Ingat perjuangan, ingat harapan, ingat betapa banyaknya dosa yang ada dan berkarat dalam diri. Dengan puasa karat-karat dosa tadi semoga hilang saat kelak sampai di hari yang fitri. Seperti bayi yang baru lahir. Kal waladat ummuh. Aamiin.

Kedua, Qiyam. Puasa sebagai aktifitas ruhani ternyata puasa pun memiliki aktifitas fisik yang harus kuat. Yaitu melaksanakan shalat tarawih atau qiyam, tahajjud di malam harinya. Perbanyaklah ibadah sholat sunnah. Mulai tarawih, tahajjud, hajat, taubat, witir diwaktu paginya ada dhuha. Atau qobliyah badiyah sebelum dan sesudah sholat fardu. Lakukanlah perbanyak di bulan Ramadhan. Dengan memperbanyak Qiyam semoga dimudahkan masuk surga. Jangan banyak niyam (tidur) .

Dari ‘Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, bagikanlah makanan, dan shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian pasti masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi,) Ketiga, Tadarus. Amalan luar biasa yang keutamaannya disebutkan oleh Nabi yaitu membaca al-Qur’an. Ada kebiasaan khususnya umat Muslim di Indonesia, bahkan umumnya umat Islam di dunia, di bulan Ramadhan. Mulai dari tanggal 1 Ramadhan hingga meneyelesaikan 30 Juz, yaitu tadarrus al-Qur’an. Pahala dan balasan dari Allah, kian utama. Dikatakan oleh Nabi, Seutama-utama ibadah umatku yaitu membaca al-Qur’an.

Al-Qur’an akan menjadi hujah, menjadi sahabat dan syafaat kelak di akhirat. Al-Qur’an menjadi pembela. Menjadi backing yang akan menghalangi dari siksa kubur ataupun siksa di akhirat kelak. Al-Qur’an akan bilang dan menyerupai pemuda tampan. Dikarenaka al-Qur’an senantiasa, dibaca, dihafal, diamalkan saat di dunia bagi orang yang selalu menjadikan al-Qur’an sebagai sahabatnya.

Keempat, Amalan lain, yang harus jadi bekal di bulan Ramadhan, sedekah. Jika selain dibulan Ramadhan sedekah biasa-biasa saja. Maka lakukan selama Ramadhan, sedekah itu luar biasa. Habis-habisan. Terlihat atau tersembunyi. Jangan sungkan, jangan ragu. Pokoknya sedekah. Pahala sedekah dibulan Ramadhan, balasannya dibalas seperti orang yang berpuasa.

Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu majah dan Ahmad bahwa Rsulullah bersabda, Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.

Kelima, dzikir. Kalimat toyibah, yang baik adalah dzikir. Subhanallah, walhamdulillah, Allahu akbar, lailaha illallah, sholawat, asmaul husna, itu termasuk dzikir. Ada fadhillah keutamaan dari dzikir apabila diamalkan. Dzikir akan menjadi magnet kebahagiaan dalam hati. Dzikir akan menjadi magnet berupa kemudahan. Termasuk dzikir mampu merubah energi. Dari buruk menjadi baik. Dzikir inilah senjata bagi seorang mukmin, pentingnya dzikir, banyak dan basahnya lidah hati dengan berdzikir, ia mampu menumbuhkan hati yang mati. Karena sejatinya, perbedaan antara mati dan hidupnya seseorang, dari dzikirnya.

Banyak-banyaklah berdzikir di bulan Ramadhan ini. Agar hati terobati. Hati sehat mendapatkan nutrisi yang terbaik. Dengan shiyam, qiyam, tadarus, sedekah dan dzikir. Selamat menjalankan puasa Ramadhan tahun ini. Mohon doa, maaf lahir dan bathin. Aamiin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image