
Dakwah Digital Era Postruth
Agama | 2025-02-27 08:54:34Pengantar:
Dakwah digital di era postruth memerlukan strategi dan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya. Kemajuan dan perubahan sosial yang begitu cepat akan terus berlangsung tanpa bisa kita bendung.
Dalam atmosfir itu skala dakwah juga ikut berubah dan tersegmentasi. Kita mesti menggunakan bahasa kaum" dan menjawab masalah masalah baru umat manusia.
1/ Dakwah, secara sederhana adalah menyampaikan kebenaran risalah nabi dengan prinsip hikmah,mauizhah dan debat yang baik (surat annahlu:125) Modernitas yang bermuara pada meragukan kebenaran yang akhirnya memunculkan nihilisme dan penyamaan antarsemuagama.
Efek dari itu lahirlah kemudian pikiran Barat yang disebut postruth,pascakebenaran. suatu kondisi dimana kebenaran menjadi objek yang abu abu. Dalam agama Islam, wilayah abu abu tadi disebut syubhat.
Namun, hakikatnya, kehadiran (dakwah) Islam justeru ingin menghilangkan segala keraguan dan sangkaan sangkaan rasionalitas yang terbatas.
2/ Berikut ulasan singkat terkait poin di atas tadi
Karakteristik Era Postruth: pertama, Informasi yang tidak terbatas dan tidak terverifikasi kedua, Kehilangan kepercayaan terhadap institusi dan otoritas.
Banyak para penyeru (agen) yang memasifkan rasa ragu pada agama dan menanyakan kembali semua perintah kitab suci,misalnya.
Ketiga, Munculnya narasi alternatif dan konspirasi. muncul keraguan dan apatisme dan abai terhadap pemyakit penyakit sosial.
Keempat, semarknnya penggunaan media sosial sebagai sumber informasi utama yang sulit diverifikasi.
3/ Strategi Dakwah Digital
Semua elemen, personal dan lembaga mesti membangun kredibilitas dakwah itu sendiri.
yaitu dengan menyajikan informasi yang akurat, terverifikasi, dan transparan. Di samping itu, para da'i (dalam berbagai kompetensi dan profesi) mesti menggunakan narasi yang efektif. "qaulan balighan" istilah Alquran.
Pun hendaknya menyentuh sisi emosional audiens dakwah. Hal lain yang tak kalah penting adalah memanfaatkan media Sosia dan jejaring digital dengan ragam platform. ini memungkinkan untuk memperluas spektrum dan radius dakwah.
Terkait hal tadi, kita juga perlu mengembangkan konten relevan sehingga menarik perhatian audiens. serta membangun komunitas. kita juga perlu menggunakan teknologi yang mutakhir seperti AI, AR, dan VR untuk meningkatkan efektivitas dakwah.
Terakhir dalam poin ini, setiap aktivis dakwah mesti mengembangkan keterampilan digital(sebagai bahasa kaum", utama bagi generasi muda dan belia).
simpulan:
Dakwah digital di era postruth memerlukan strategi dan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya. Dengan memahami karakteristik era postruth dan mengembangkan strategi yang efektif, dakwah digital dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan dakwah kepada audiens yang luas.
Taufik sentana. Praktisi pendidikan Islam, inisiator nuruttaufiq international school aceh. untuk Ikatan Dai Indonesia Kab. Aceh Barat.

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook