
Menyambut Bulan Suci Ramadhan dengan Persiapan yang Matang
Agama | 2025-02-25 20:00:57
Ramadhan, bulan yang penuh berkah, sudah semakin dekat. Umat Muslim di seluruh dunia menyambut kedatangannya dengan suka cita, layaknya menyambut tamu istimewa yang hanya datang setahun sekali. Namun sebelum memasuki bulan suci ini, ada bulan Sya'ban yang juga memiliki keutamaan. Sayangnya, banyak orang yang kurang memperhatikan Sya'ban karena lebih fokus pada Ramadhan.
Keistimewaan Bulan Sya'ban
Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Sya'ban adalah bulan di mana amal manusia diangkat kepada Allah. Oleh karena itu, beliau memperbanyak ibadah pada bulan ini, terutama puasa sunnah. Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada di bulan Sya'ban.
Selain berpuasa, generasi terdahulu juga banyak membaca Al-Qur'an di bulan Sya'ban. Imam Ibnu Rajab menyebutnya sebagai "Bulan Al-Qur'an" karena pada bulan ini umat Islam mulai meningkatkan intensitas tilawah dan tadabbur Al-Qur'an sebagai persiapan memasuki Ramadhan.
Sya'ban juga menjadi waktu bagi kaum Muslimin untuk lebih banyak bersedekah dan berinfak. Hal ini dilakukan agar fakir miskin memiliki cukup bekal untuk beribadah di bulan Ramadhan tanpa kesulitan mencari makanan untuk sahur dan berbuka.
Persiapan Menyambut Ramadhan
Agar bisa meraih keutamaan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan diri sejak Sya'ban. Salah satu contoh dari generasi terdahulu adalah Amr bin Qais, yang menutup tokonya sejak bulan Sya'ban agar bisa lebih fokus pada ibadah. Ia memahami bahwa kepentingan duniawi tidak lebih utama daripada menyucikan jiwa dalam menyambut bulan penuh keberkahan.
Persiapan terbaik yang bisa dilakukan meliputi meningkatkan ibadah seperti puasa sunnah, shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, sedekah, serta memperbaiki akhlak dan menjauhi maksiat. Hal ini bertujuan agar ketika Ramadhan tiba, seseorang sudah terbiasa dengan amalan-amalan baik dan bisa menjalaninya dengan lebih optimal.
Mencapai Derajat Takwa
Tujuan utama puasa Ramadhan adalah membentuk pribadi yang bertakwa. Namun, ketakwaan tidak bisa diraih secara instan. Dibutuhkan latihan dan pembiasaan, salah satunya melalui ibadah di bulan Sya'ban. Jika seseorang sudah terbiasa dengan amal shalih sejak bulan Sya'ban, maka saat Ramadhan tiba, ia akan lebih siap untuk menjalankan ibadah dengan maksimal.
Selain itu, bulan Sya'ban juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak istighfar dan taubat. Rasulullah SAW mencontohkan dengan beristighfar sebanyak seratus kali dalam sehari. Taubat yang sungguh-sungguh menuntut seseorang untuk berhenti dari dosa dan maksiat, termasuk kezaliman terhadap sesama.
Bagi para pemimpin, menjelang Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan segala bentuk kezaliman terhadap rakyat. Mereka harus menyadari bahwa tanggung jawab mereka di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Ramadhan bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan.
Dengan melakukan persiapan sejak bulan Sya'ban, umat Islam bisa memasuki Ramadhan dengan hati yang bersih, jiwa yang tenang, serta semangat untuk beribadah secara maksimal. Dengan demikian, bulan suci ini benar-benar menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ketakwaan yang sesungguhnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook