Menanti Mutasi
Guru Menulis | 2025-02-15 14:25:40
Di tepian ombak yang selalu bernyanyi
aku berdiri menatap senja sendiri
Jarak membentang, rindu menjalar
menyesak dada di tiap helaan napas sabar
Jauh di seberang, kau tetap menunggu
dengan doa yang lirih dan hati yang syahdu
Setiap pagi kuhitung hari
menanti waktu yang akan menepi
Aku bukan hanya guru di pulau seberang
aku adalah pejuang yang tetap teguh
mengajarkan ilmu di ruang yang sunyi
meski hatiku terbelah di dua arah yang jauh
Wahai angin, sampaikan rinduku
pada istri, sahabat, dan rumahku
Aku menanti, dengan harap tak henti
mutasi yang kan mendekatkan kembali
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
