Damay Ar-Rahman
Malam Keberkahan (Nisfu Sya'ban)
Sastra | 2025-02-14 10:34:43
Diantara malam-malam yang terlewati, malam ini adalah malam paling indah. Seseorang akan berharap banyak karena melimpahnya keberkahan. Selain untuk menjemput ketenangan dengan melaksanakan shalat dan membaca surah yasin bersama-sama di surau, malam ini juga mengingatkan Anshor pada adik-adiknya.
Dulu sebelum ia ke luar kota, sebelum mendapat pekerjaan dengan gaji belasan juta, sebelum berumah tangga, banyak pengalaman indah ia lewati. Ocehan emak dan nasihat bapak yang amat sabar, lebih merindukan daripada mengingat cinta pertamanya di SMA.
Seandainya waktu bisa sebentar saja kembali, Anshor ingin lagi mengulangnya. Bermain sungai lepas asar, dan mencari kecebong dianggap sebagai ikan Afrika, adalah keseruan yang memancing para kodok bersuara dari bebagai sudut di rawa. Sebagai anak laki-laki beda dengan perempuan pecinta boneka barbie, mana peduli, daripada kecebong ini pergi tanpa orangtua lebih baik ditangkap dan jika panjang umur akan dikembalikan atau dipelihara dalam botol bekas air mineral, jika sudah mengapung alias mati, maka kecebong-kecebong itu akan dikebumikan. Unik bukan! Hal aneh tapi sangat dirindukan.
Suasana ibu kota masih ramai tanpa henti, namun dari Istiqlal terdengar orang-orang mengaji. Anshor menemui istrinya untuk meminta izin ikut shalat Nisfu Syakban, dengan wajah teduh sang istri juga turut serta ikut Anshor untuk shalat dan ngaji berjamaah.
"Anak-anak bagaimana Bu?"
"Saya ajak bang, biar mereka terbiasa dengan shalat di mesjid. Biar mereka juga tahu malam-malam keberkahan dalam Islam."
Anshor lepas kata untuk menjawab istrinya. Ia membalas senyum kasih sayang karena merasa beruntung telah memiliki Karyati.
Mereka jalan kaki mengikuti warga menuju mesjid. Anak-anak terlihat ceria karena biasa mereka hanya keluar untuk sekolah dan liburan sebulan sekali. Melihat anak-anak lain menggunakan sarung serta peci, dan ibu-ibu membawa rantang berisi makanan serta lauk pauk untuk disajikan ke jamaah seperti malam lebaran.
Karyati sudah menyiapkan sebelum suaminya mengajak. Opor ayam dan ikan tumis Aceh ia bawa satu rantang besi. Kue keukarah dan timphan ia masukkan dalam toples dan ditenteng suaminya. Anshor asal Medan dan Karyati dari Aceh mereka bersatu di lingkungan kampus Pascasarjana. Keduanya menikah, dan Karyati adalah seorang dosen di kampus sedang Anshor sebagai dokter. Setelah pulang dari mesjid keduanya menelpon keluarga di kampung.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
