Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lulu Nugroho

Ada Apa dengan Tagar #KaburAjaDulu

Agama | 2025-02-13 21:31:01

Dunia maya marak dengan seruan tagar #KaburAja Dulu, dan menjadi tren di kalangan anak muda. Mimpi indah di negeri orang, karena kecewa dengan negeri sendiri. Negara yang banyak direkomendasikan sebagai tempat ‘kabur’ adalah Korea Selatan, Jepang, Australia, Amerika, dan Jerman.

Laman mereka menggambarkan keindahan hidup di negara lain, dengan tawaran beasiswa yang bertebaran di sana, kualitas pendidikan yang juga jauh lebih baik, serta peluang kerja terbuka lebar, baik kerja kantoran, maupun kasar, dengan gaji yang lebih tinggi. Maka siapa pun tentu akan tergoda ke sana, untuk memperbaiki nasib.

Tagar yang digunakan untuk memberikan informasi beasiswa pendidikan, pekerjaan, hingga ajakan tinggal di luar negeri, dikaitkan dengan biaya pendidikan di Indonesia yang terus melangit, tak mampu dijangkau masyarakat umum. Sementara setelah lulus pun, sulit mendapatkan lapangan pekerjaan. (Kumparan.com, 12-2-2025)

Digitalisasi telah memengaruhi kaum muda. Mereka menggunakan media sosial sebagai ajang eksistensi. Meski hanya sekadar curhatan ala remaja, tapi hal tersebut perlu kita perhatikan. Sebab tugas generasi adalah melanjutkan estafet kepemimpinan umat. Maka apa jadinya jika agen perubahan ini, berhamburan ke luar negeri, mengadu nasib, dan meninggalkan tugas utamanya.

Sisi baiknya, anak muda mulai melek politik. Mereka mengindera fakta dan dinamika kehidupan yang berkelindan. Mereka menyadari terjadinya ketimpangan global terkait kualitas hidup di berbagai negara. Tidak hanya faktor pendidikan dan kesempatan kerja, tetapi juga jaminan kesehatan, dan kebebasan berekspresi. Hanya saja mereka belum sampai pada solusi Islam.

Kondisi ini tidak lepas dari fenomena brain drain yang menjadi isu krusial dalam konteks globalisasi dan liberalisasi ekonomi yang semakin menguat. Brain drain adalah fenomena ketika tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi meninggalkan negara asal mereka untuk bekerja di luar negeri.

Penerapan politik ekonomi kapitalisme telah menampakkan kegagalannya. Ia tak mampu mengakomodir kehidupan individu. Masyarakat berusaha mencari penghidupan yang layak. Sementara kondisi sempit ini pun akan sama, baik di negara maju maupun berkembang. Selama mereka menggunakan sistem ekonomi kapitalisme, maka masalah kesenjangan, ketidakadilan, akan selalu ada. Bahkan tak akan mampu menyejahterakan masyarakat secara hakiki.

Islam Menjamin Kesejahteraan

Islam mewajibkan negara menjaga hak rakyat, melalui pemenuhan kebutuhan asasi mereka, individu per indvidu, serta membangun kesejahteraan. Negara wajib pula menyediakan lapangan kerja bagi setiap laki-laki baligh, agar mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup orang-orang yang berada di dalam tanggung jawabnya.

Beragam jenis lapangan pekerjaan, baik di sektor pertanian, perdagangan, industri dan jasa dengan pengelolaan SDA yang Allah limpahkan kepada kaum muslimin. Termasuk pada penyediaan sarana dan prasarana sehingga setiap warga mampu mengembangkan potensi dirinya dan berkarya untuk pembangunan.

Negara pun yang berhak mengelola kepemilikan umum, dan membagi hasilnya pada pos-pos yang berhak menerimanya.Tidak berpihak pada para kapital, namun benar-benar mendistribusikan harta untuk kemaslahatan umat.

Di samping itu, strategi pendidikan negara adalah menyiapkan tenaga kerja yang andal, SDM yang beriman dan siap membangun negara. Maka negara pun wajib memberikan akses kemudahan, agar setiap warga memperolah pendidikan berkualitas. Tidak mahal dan berbayar tinggi. Hingga terbentuk masyarakat yang beriman, tangguh, cerdas dan mampu menghukumi perkara bersandarkan hukum Allah SWT.

Melalui kepemimpinan yang tunduk kepada Allah SWT, negara akan dikendalikan dengan syariat Islam kaffah. Hingga meniscayakan tersebarnya rahmat bagi seluruh alam.

Maka tak perlu lagi ke luar negeri, sebab tegaknya hukum Allah dalam kehidupan bernegara, telah memberikan kesejahteraan hakiki. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,

"Sesungguhnya, imam (pemimpin) itu adalah pelindung (junnah) bagi rakyatnya. Dia berperang di depan mereka dan melindungi mereka dari bahaya."

(HR Al-Bukhari dan Muslim)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image