Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ika Juita Sembiring

#KaburAjaDulu: Antara Kekecewaan Generasi dan Kesenjangan Ekonomi Dunia

Eduaksi | 2025-02-12 08:46:43

Aktivitas dan trend dunia sosial media belakangan diramaikan dengan tagar #KaburAjaDulu. Baik di platform X dan Instagram. Bukan tanpa latar belakang trend ini ramai bahkan menjadi perbincangan banyak kalangan. Kekecewaan yang sangat terhadap kondisi di dalam negeri di ekspresikan melalui tagar ini. Manisnya kehidupan di luar negeri dipamerkan oleh mereka yang sudah dianggap ‘sukses’.

Ilustrasi: Brain Drain. Sumber: iStock.

Orang-orang yang sudah lebih dahulu tinggal di luar negeri pun banyak membagi kisah mereka. Dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Gambaran kenyamanan hidup di luar negeri, mudahnya akses pendidikan yang berkualitas, tersedianya lapangan pekerjaan, kepastian hukum dan kehidupan sosial yang menarik.

Kondisi berbanding terbalik yang dirasakan umat ini di negeri sendiri. Sulitnya kehidupan, lapangan kerja yang sulit di akses bahkan oleh mereka tenaga ahli apalagi sekadar buruh kasar. Rendahnya upah kerja, kekecewaan pada rendahnya kepastian hukum dan masih banyak lagi.

Brain Drain

Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari fenomena brain drain yang menjadi isu kekinian. Di Indonesia sendiri fenomena ini sudah terjadi sejak tahun 1960-an. Dalam konteks globalisasi/ liberalisasi ekonomi semakin memperlebar kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang, menciptakan ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan.

Brain drain atau human capital flight adalah fenomena ketika orang pintar dan berbakat memilih untuk bekerja di luar negeri. Brain drain sering kali terjadi di negara-negara berkembang. Banyak orang dengan profesi seperti dokter, ilmuwan, hingga insinyur yang memilih untuk berkarir di luar negeri (www.beautynesia.id 05/02/2025).

Tentu setiap orang ingin mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan nyaman. Ketika tawaran manis ini justru tersedia di negeri orang, maka semakin banyak yang memilih ke luar negeri. Melalui tagar #KaburAjaDulu anak-anak muda generasi Z pun tampak lebih antusias. Dimana usia produktif bekerja saat ini dipegang oleh generasi Z.

Kegagalan Sistem

Fenomena brain drain ataupun trend tagar #KaburAjaDulu menggambarkan kegagalan sistem yang berlaku di negeri ini. Kebijakan politik ekonomi dalam negeri gagal memberikan kehidupan yang sejahtera. Berkuasanya para kapitalis yang meraup keuntungan ekonomi dengan mementingkan kepentingan pribadi makin menyusahkan rakyat. Segala cara dibenarkan dan mengabaikan orang lain.

Sesungguhnya kesenjangan ekonomi bukan hanya terjadi di dalam negeri, namun juga di tingkat dunia. Karna akar permasalah sesungguhnya adalah penerapan sistem kapitalis sekuler sebagai asas politik ekonomi saat ini. Negara menempatkan dirinya sebagai regulator saja, bukan penjamin kesejahteraan rakyatnya. Beramai-ramai lah orang ingin pindah ke luar negeri.

Jaminan Kesejahteraan Dalam Islam

Jaminan kesejahteraan rakyat adalah kewajiban yang menjadi tanggung jawab negara dalam islam. Kebutuhan asasi setiap warga negara per individu wajib dipenuhi oleh negara. Mekanisme ini berjalan dengan keterkaitan seluruh sistem dalam islam. Sebagai sistem yang komprehensif islam menjamin tidak aka nada kebutuhan warganya yang diabaikan.

Negara wajib menyediakan lapangan kerja bagi setiap laki-laki baligh. Baik di sektor pertanian, perdagangan, industry dan jasa. Memaksimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang Allah limpahkan di negeri-negeri kaum muslimin. Dengan pos-pos sumber pendapatan dan pos pengeluaran yang juga sangat jelas dalam politik ekonomi islam. Pengelolaan harta dengan konsep 3 kepemilikan yaitu, kepemilikan pribadi, kepemilikan umum dan kepemilikan negara.

Seluruh pengelolaan diserahkan kepada orang yang kompeten dak landasan takwa kepada Allah. Takutlah mereka melakukan penyelewangan dana maupun penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi. Seluruh potensinya akan dicurahkan untuk kemaslahatan umat. Tidak ada boncos penggunaan dana umat, karena akan dipersiapkan dengan sangat matang sesuai keperluan rakyat.

Jaminan Pendidikan Dalam Islam

Strategi pendidikan dalam negara islam akan menyiapkan SDM yang beriman dan siap membangun negara. Dimana negara juga perduli dan menjamin kehidupan mereka sebagai warga negara. Dalam islam pembiayaan pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan adalah kewajiban negara. Baik biaya gaji guru dan para dosen dan juga infrastruktur yang mendukung.

Ijmak sahabat menunjukkan wajibnya negara menjamin pembiayaan pendidikan. Khalifah Umar dan Utsman memberikan gaji kepada para guru, muazin, dan imam salat jamaah. Khalifah umar memberikan gaji tersebut dari pendapatan negara (baitulmal) yang berasal dari jizyah, kharaj (pajak tanah), dan usyur (pungutan atas harta non muslim yang melintasi tapal batas).

Dengan semua jaminan in tidaklah kemudian warga negara memutuskan pindah ke luar negeri untuk mencari kenyaman. Tak akan muncul sikap #KaburAjaDulu sebagai protes atas kebijakan pemerintah. Tentu hanya akan terwujud ketika tegaknya khilafah yang akan mewujudkan ramat bagi sluruh alam. Inilah yang harus diperjuangan oleh seluruh umat.

Wallahua`lam bishawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image