Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gita Agustiana

Makanan Bergizi Gratis, Benarkah Benar-benar Gratis?

Agama | 2025-01-26 21:44:32

Makan Bergizi Gratis, Benarkah Benar-Benar Gratis?Oleh : Gita Agustiana, S.Pd.
Presiden Prabowo Subianto telah resmi meluncurkan program makanan bergizi gratis pada tanggal 6 Januari 2025. Namun program ini menimbulkan berbagai pro dan kontra dari kalangan masyarakat mulai dari kualitas makanan, alokasi dana dan distribusinya. Bahkan beberapa waktu lalu sempat heboh dengan penampakan foto siswa diberbagai daerah tentang makan bergizi gratis ini. Ada yang menyatakan makanannya kurang variasi, rasanya hambar dan lain-lain.

Di satu sisi, ada juga kalangan masyarakat yang pro dengan program ini. Mereka menyatakan bahwa program ini akan membantu masyarakat yang kurang mampu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai kekurangan dalam pelaksanaan program adalah hal wajar dan berjanji akan melakukan evaluasi lebih lanjut.Perlu diketahui juga bahwa program MBG ini akan menghabiskam dana sebesar 71 triliun. Namun yang menjadi pertanyaan dari manakah dana sebesar itu.

Beberapa waktu yang lalu, Ketua DPD RI Sultan Najamudin mengusulkan supaya pendanaan MBG dari dana zakat. Dalam wawancaranya, dia mengatakan bahwa : "Bagaimana kita menstimulus agar masyarakat umum pun terlibat di program makan gizi gratis ini. Di antaranya adalah, saya kemarin juga berpikir kenapa enggak ya, zakat kita yang luar biasa besar ini juga kita mau libatkan ke sana,” ujarnya pada Selasa (14/1/2025).

Sungguh ironi, program yang diwacanakan pemerintah ini ternyata tidak memiliki dana yang cukup. Jikalau memang tidak ada dananya, akan lebih baik jikalau program MBG ini diberhentikan saja ketimbang nanti menyeret rakyat. Karena sejatinya, pos zakat itu adalah uang milik rakyat yang hanya di peruntukan oleh delapan asnaf.

Hal ini sudah dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 60, yang artinya sebagai berikut:"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah." (QS. At-Taubah ayat 60).

Maka dari ayat ini, dana zakat tidak boleh diambil untuk program ini. Jika tetap mengambilnya, maka jelas ini adalah sebuah kezholiman.Sehingga program ini tidaklah benar-benar gratis Karena dana MBG ini berasal dari APBN yang sumbernya dari PPh dan ppn rakyat. Dimana pajak itu berasal dari rakyat. Jika tidak cukup rencananya akan mengambil dari pos-pos lain termasuklah pos zakat ini.

Lebih mirisnya lagi, program tersebut tidak memiliki dana padahal negeri kita adalah negeri yang kayak akan sumber daya alam. Seperti ; pertambangan, perikanan, hutan, energi, minyak bumi dan lain-lain. Sekarang, kemanakah perginya penghasilan sumber daya alam sebanyak itu ? Dari sini, semakin jelas potret dari kepemimpinan kapitalisme. Dimana setiap kepemimpinannya, sejatinya bukan sebagai rain atau pengurus rakyat melainkan hanya mementingkan kepentingan para oligarki saja.

Karena dengan itulah mereka akan mendapatkan banyak materi dan manfaat. Sungguh berbeda dengan pengaturan islam. Islam menghadirkan sosok pemimpin yang bersifat rain. Seorang pemimpin bertanggung jawab terhadap umatnya, sebagaimana hadist Rasulullah Saw.كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُArtinya: "Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin.

Dengan demikian seseorang pemimpin yang sebenarnya akan berusaha semampunya untuk memberikan kesejahteraan rakyatnya. Adapun sumber pendapatan negara berasal dari Baitul mal yang semuanya diatur oleh hukum syara. Dimana pemasukannya diantaranya dari Anfal, ghanimah, fai dan khumus. Sedangkan belanja atau pengeluaran Baitul mal dibagi enam bagian : pertama, delapan golongan yang berhak menerima zakat, kedua untuk memenuhi kebutuhan orang fakir, miskin, Ibnu Sabil dan kebutuhan jihad.

Ketiga, orang-orang yang menjalankan pelayanan negara, seperti para pegawai, penguasa dan tentara. Keempat, pembangunan sarana pelayanan masyarakat yang Vital. Kelima, pembangunan pelayanan pelengkap jika dana mencukupi, jika tidak maka ditunda. Keenam, bencana alam mendadak.Maka jika dikaitkan dengan program makan bergizi gratis , sebenarnya adalah kewajiban keluarga untuk memenuhinya. Negara Wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan rakyat. Sehingga tidak mengambil pos-pos lain hanya untuk sebuah program. Wallahu alam bishowab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image