Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indah Kartika Sari

Inspiring Isra Miraj: Dari Sholat Hingga Khilafah

Agama | 2025-01-26 20:54:02
Oleh Indah Kartika Sari

Peristiwa Isra Mi’raj adalah peristiwa agung yang dianugerahkan Allah kepada RasulNya sebagai “hadiah” dan dukungan Allah kepada Beliau. Keteguhan Beliau dalam mengemban dakwah Islam membutuhkan support dari langit. Semua ini untuk membuktikan kepada Rasulullah apabila penduduk bumi tidak ada yang mendukung dakwah Beliau, maka Allah dan seluruh penduduk langit akan menyambut dengan mesra dan meriah.

Sudah diketahui bahwa sebelum peristiwa Isra Mi’raj, suasana dakwah Rasulullah di Makkah mengalami tantangan dan perlawanan dari pemimpin Quraisy dan penduduk Makkah. Rasulullah dan sahabat-sahabatnya mengalami penghinaan, penganiayaan, dizholimi bahkan diboikot.

Namun Beliau tetap melanjutkan perjuangannya dengan kesabaran seraya berharap datangnya pertolongan Allah. Terlebih lagi dakwah Beliau semakin berat dengan meninggalnya pamannya, Abu Tholib dan istrinya Khadijah, dua orang penolong dakwah Beliau.

Pada saat genting, Allah “menghibur” kesedihan Nabi dengan perjalanan yang menakjubkan ini. Di dalam Al Quran, Allah SWT mengabadikan keindahan perjalanan ini dengan firmanNya:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat” (QS al Isra : 1)

Dalam perjalanan Isra, Rasulullah saw. bertemu dengan Nabi Adam as., Nabi Isa bin Maryam as., Nabi Yahya as., dsb (HR Imam Muslim), Kemudian beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengimami shalat para nabi dan rasul tersebut.

Dalam perjalanan Mi’raj, Nabi saw. diperlihatkan oleh Allah SWT beragam siksaan terhadap para penghuni neraka. Beliau menyaksikan siksaan terhadap orang-orang yang rakus akan jabatan, siksaan terhadap para khatib/penceramah yang menebar fitnah, siksaan terhadap para pezina, siksaan terhadap para pemakan riba, dsb.

Beliau dinaikkan ke Sidratul Muntaha. Di sana Allah SWT memberikan perintah shalat secara langsung kepada Beliau sebagai cermin ketaatan spiritual.

Dari peristiwa Isra Mi’raj, telah diketahui siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang murtad. Abu Bakar ra. Beliau lalu digelari oleh Nabi saw. sebagai ash-shiddîq karena sikap Beliau membenarkan peristiwa ini.

Pada malam Isra Mi’raj, Nabi saw. diberi dua bejana minuman berisi khamr dan susu. Beliau lalu meminum susu, bukan khamr. Kemudian Jibril as. berkata:

هُدِيتَ الْفِطْرَةَ -أَوْ أَصَبْتَ الْفِطْرَةَ- أَمَّا إِنَّكَ لَوْ أَخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ

Engkau telah diberi petunjuk sesuai fitrah atau bertindak benar selaras dengan fitrah. Sungguh, andai engkau mengambil arak, niscaya sesatlah umatmu.

Hadits ini mengisyaratkan bahwa Islam adalah agama yang benar dan sesuai dengan fitrah serta sempurna mulai dari akidah hingga ibadah, akhlak, muamalah hingga politik dan kenegaraan (Islam Kaaffah). Jika dilaksanakan seluruhnya akan mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia dan menghilangkan kerusakan/mafsadat dalam kehidupan.

Ada juga isyarat bahwa dari peristiwa agung ini, kaum muslimin dituntut untuk berIslam Kaaffah dengan mengambil semua hukum dan perundang-undangan buatan manusia. Sebagaimana firman Allah SWT:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)? (TQS al-Maidah [5]: 50).

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (al-Quran), sungguh bagi dia kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkan dirinya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta (TQS Thaha [20]: 124).

Bahkan dalam peristiwa Isra Mi’raj, Allah memberikan isyarat kepada RasulNya tentang kepemimpinan yang akan dianugerahkan Allah kepada umat Beliau di akhir zaman. Kepemimpinan itu bermula dari tempat hijrah Beliau dan para sahabatnya. Isyarat ini tergambar ketika Rasulullah saw. dibawa oleh Buraq dan Malaikat Jibril as. ke Yatsrib (Madinah) untuk melaksanakan shalat di sana. Kemudian Jibril as. berkata:

أَتَدْرِي أَيْنَ صَلَّيْتَ صَلَّيْتَ بِطَيْبَةَ وَإِلَيْهَا الْمُهَاجَرُ

Tahukah engkau, di mana engkau shalat? Engkau shalat di negeri yang baik. Ke sanalah orang-orang hendaknya pergi berhijrah (HR an-Nasa’i).

Tak hanya sekedar kepemimpinan yang akan diwariskan Allah kepada Rasul dan umatnya. Dalam Peristiwa Isra Mi’raj, ada isyarat bahwa umat Islam akan menerima kepemimpinan global yaitu kekuasaan yang membentang luas dari ujung timur hingga ujung barat. Nabi bersabda:

إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ أَوْ قَالَ إِنَّ رَبِّي زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ مُلْكَ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا

Sungguh Allah telah mendekatkan bumi ini untukku. Lalu aku melihat bagian timur dan baratnya. Sungguh, kekuasaan umatku akan mencapai seluruh wilayah yang diperlihatkan kepadaku tersebut (HR Abu Dawud).

Luar biasa, inspirasi Isra Mi’raj. Bukan hanya sekedar menganugerahkan ibadah sholat dari langit tertinggi namun juga inspirasi bagi umat Islam bahwa ajaran Islam akan menyebar ke seluruh dunia sebagai rahmatan lil ‘aalamin. Dan semua itu akan terjadi lewat simpul negara yang diwariskan oleh Rasulullah yaitu Khilafah.

Namun hari ini, simpul Khilafah sudah lepas sehingga peringatan Isra Mi’raj hanya tinggal nuansa ruhiyah jauh dari nuansa politik Islam sebagai wujud kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Oleh karena itu 2 inspirasi itu harus diwujudkan kembali sehingga perjalanan luar biasa ini menjadi tonggak untuk kembalinya Islam dalam kancah kehidupan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image