Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aldi Firmansyah

Terobosan Makan Bergizi Gratis Sudah, Tinggal Tambah Program Qailullah, Tidur Siang!

Politik | 2025-01-23 09:28:32
sumber : https://www.instagram.com/joglosemarnews/

Garing-garing seru memang untuk menguliti program yang mengalokasikan anggaran mencapai Rp71 triliun dari APBN 2024 ini. Semacam beli kerupuk, pasti ada yang melempem. Semacam beli bubur, ada yang diaduk dan tidak. Semacam beli soto, kurang kalau ga ada tempe garit.

Mengingat bahwa program ini telah diluncurkan secara seremonial pada 6 Januari 2025. Sederet fakta di lapangan menunjukkan respon pelajar atas program yang menyasar secara serentak dan bertahap ini. Mulai dari Gen Alpha duduk di strata PAUD-SD yang picky eater juga banyak mau, hingga pelajar SMP-SMA yang mau banyak. Belum lagi situasi tak terprediksi, misalnya ada teman sekelas yang puasa, mobil daging dijarah, sambutan pejabat setempat, dan pengelolaan food waste yang kurang tepat. Ahh.. insiden betul!

Masih dalam upaya mengingat, program MBG ini merupakan investasi yang baik untuk masa depan. Dengan menggandeng Badan Gizi Nasional RI dan SPPG untuk terlibat langsung dalam mempersiapkan dan mendistribusikan, rasanya sudah tepat secara struktural dilakukan. Terlebih di beberapa tempat, Kodim pun turut menyediakan area untuk menjadi dapur umum.

Selanjutnya menimbang, bahwa program MBG ini sudah menggelontorkan dana yang tidak sedikit dan mengerahkan banyak pihak. Seharusnya dan alangkah baiknya, program ini dipoles–dipersolek–disempurnakan dengan adanya Qailullah atau tidur siang.

Dasar Gagasan dan Studi Kasus Empiris 

Penelitian deskriptif oleh Marpaung P.P, dkk. (2013) dengan menggunakan pendekatan cross sectional survey pada 126 siswa kelas 3 SMA Binsus Manado pernah dilaksanakan. Hasilnya, siswa yang cukup tidur memiliki prestasi belajar yang tinggi mencapai 49,1%. Penelitian tersebut menjadi salah satu dari banyak penelitian yang mendasari–keinginan penulis dan teman-temannya waktu di bangku sekolah yang tidak terlaksana–untuk kiranya program ditambahkan dengan adanya Qailullah atau tidur siang.

Entah mengapa ketika di sekolah dulu, tidur siang semacam melakukan perbuatan dosa. Lebih dari itu, memang perbuatan ini nampak seperti gembel yang berseragam atau tikus kantor yang tidak tau adab menyamakan tempat kerja dengan tempat rehat. Namun, tidur siang bersama teman di sudut kelas juga dirasa efektif oleh penulis untuk mengistirahatkan otak sejenak dan membentuk rasa solidaritas antarteman sekelas.

Maka dari itu, menyikapi keadaan tidur yang lebih seperti sampah masyarakat atau pola pendidikan yang gagal. Perlu adanya program yang mengatur kegiatan ini sehingga dalam pelaksanaannya menjadi terstruktur, sistematis, dan elok untuk diunggah di postingan @pco.ri. Setidaknya, ini juga akan nampak menjadi lompatan besar kita dapat menyusul negara-negara maju yang growth mindset telah melaksanakan program tidur siang terlebih dahulu, seperti Siesta (Spanyol dan Daerah Mediterania), Inemuri (jepang), dan Riposo (Italia).

Kemenag, Ayo Dong Ajukan Gagasan!

Konsep besar praktik Qailullah, atau tidur siang dalam tradisi sunnah Islam, merupakan aspek penting yang erat kaitannya dengan pandangan holistik terhadap kesehatan dan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an sebagai pedoman, banyak menunjukkan pentingnya istirahat, yang semuanya berkaitan dengan keseimbangan hidup dan kesehatan. Berikut dikutip salah satu nasihat suci di dalamnya :

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasan)-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan." (Ar-Rum : 23)

Setelah lahirnya MBG, program unggulan presiden dan wakil presiden sebagai bukti keseriusan dalam bidang pendidikan dan sumber daya manusia. Kemudian pengkajian ulang oleh Kemendikti dan Kemendiksdasmen terkait jalannya merdeka belajar. Rasanya perlu dan kurang, Kemenag yang juga memiliki instansi pendidikan apabila tidak andil mengajukan sebuah terobosan. Nah ini dia, terobosan dan kesempatan–bersinar dan diapresiasi bagi pejabat–itu!

Lebih-lebih kan keren, kalau disebut-sebut oleh pelajar MAN/MTS yang sudah mempelajari bahasa Arab. Misalnya pada case berikut :

Mau ngapain, Akhi?”

Mau Qailullah.”

Akhhh itu dia. Bertambahlah satu kosakata bahasa Arab yang lazim digunakan oleh para pelajar. Setidaknya ini menjadi konvensi oleh mereka, dan praktikal baik dwibahasa. Dalam teknis pelaksanaan Qailullah atau tidur siang ini, perlu disepakati selama berapa menit. Saya menyesal kalau ide ini dipakai dan memotong jam istirahat kedua teman-teman MTS dan MAN. Lebih-lebih pula, penulis merasa bersalah kalau jam produktif kelas terpotong untuk istirahat tidur siang. Maka, biarlah dikaji terlebih dahulu, dengan tanpa menyewa hotel dan di kantor saja. Majulah Pendidikan Indonesia #AnakGenerasiEmas!

Daftar Pustaka :

Marpaung, P. P., Supit, S., & Nancy, J. (2013). Gambaran lama tidur terhadap prestasi belajar siswa. eBiomedik, 1(1).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image