Memahami Larangan Dan Dampak Riba Dalam Perspektif Islam Terhadap Ekonomi
Agama | 2025-01-18 20:19:05Konsep riba sebenarnya sudah telah lama dikenal dan telah mengalami perkembangan dalam pemaknaan. Kajian mengenai riba, ternyata bukan hanya diperbincangkan oleh umat islam saja, tetapi berbagai kalangan di luar Islam pun memandang serius persoalan ini. Riba, yang secara harfiah berarti tambahan atau pertambahan, dalam konteks ekonomi Islam merujuk pada praktik pengambilan bunga atau keuntungan dari pinjaman yang dianggap tidak adil. Dalam Islam, riba dilarang secara tegas dan dianggap sebagai salah satu dosa besar.
Larangan Riba dalam Al-Qur'an
Larangan riba di dalam Al-Qur'an terdapat dalam beberapa ayat yang menekankan bahwa praktik ini tidak hanya dilarang, tetapi juga memiliki konsekuensi serius. Pelarangan riba tidak diturunkan sekaligus melainkan bertahap. Beberapa ayat antara lain:
1. Surat Al-Baqarah (2:275-279): Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang memakan riba tidak akan mendapatkan keberkahan dan akan mengalami siksaan. Allah menghalalkan jual beli tetapi mengharamkan riba, menunjukkan bahwa transaksi yang adil dan transparan adalah prinsip utama dalam ekonomi Islam12.
2. Surat Ali Imran (3:130): Dalam ayat ini, Allah memperingatkan orang-orang beriman untuk tidak terlibat dalam praktik riba dengan berlipat ganda, dan mengajak mereka untuk bertakwa agar mendapatkan keberuntungan12.
3. Surat An-Nisa (4:160-161): Ayat ini menyebutkan bahwa riba adalah salah satu bentuk kezaliman dan penipuan, yang dapat menyebabkan kerugian bagi Masyarakat
Dampak Riba
Riba menyebabkan ketidakadilan dalam pembagian kekayaan. Pemberi pinjaman seringkali membuat peminjam terjebak dalam utang yang semakin menumpuk, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan peningkatan kesenjangan sosial. Selain itu, riba dapat menyebabkan kerusakan pada hubungan sosial masyarakat. Individu yang terjebak dalam utang riba mungkin tertekan dan kehilangan harga diri. Ini dapat menyebabkan konflik sosial dan menurunkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal agama, terlibat dalam riba dapat menyebabkan kehilangan keberkahan dalam kehidupan seseorang. Riba dianggap sebagai tindakan yang bertentangan dengan prinsip keadilan dan etika Islam.
Jadi, larangan riba dalam Islam bukan hanya aturan agama, tetapi juga membantu membangun sistem ekonomi yang adil dan stabil. Diharapkan bahwa umat Islam dapat menghindari praktik riba dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang lebih baik sesuai dengan syariah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.