Membaca dan Menulis Sama Pentingnya
Gaya Hidup | 2022-02-18 07:25:46Sesungguhnya bagi seorang penulis, kegiatan membaca adalah hal yang wajib dilakukan setiap saat. Ibaratnya membaca adalah menu wajib yang tak boleh ditinggalkan oleh seorang penulis. Membaca adalah aktivitas yang secara langsung merangsang intelektual kita di dalam menelaah pemikiran yang disampaikan oleh orang lain dalam berbagai bentuk yang mengajak kita selaku pembacanya untuk bisa berpikir kritis.
Menurut Hodgson (1960: 43-44) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Tentu saja, dengan membaca maka seorang penulis akan terbuka cakrawala pandangnya karena menerima berbagai pemikiran dari siapapun yang telah menuangkan idenya. Dengan begitu maka barang tentu seorang penulis akan terpacu pula untuk menuangkan idenya. Idenya bisa didapat dari apa yang telah dibacanya tadi. Jadi seorang penulis yang jarang membaca maka setiap tulisan yang dihasilkannya akan terasa garing dan pesan-pesan yang disampaikannya pun seringkali tak tepat sasaran dan tak sesuai harapan.
Sumber-sumber bacaan pada saat sekarang bagi para penulis bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Jika dulu memang untuk mendapatkan buku berkualitas, selain membeli ya setidaknya harus mendatangi perpustakaan namun kali ini selain hal itu juga dapat dilakukan dengan berkunjung ke perpustakaan digital yang dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas internet. Tinggal menuliskan sumber bacaan yang kita butuhkan maka akan dengan mudah didapatkan dan jika khawatir kita lupa dan butuh lagi untuk membacanya maka kita mengesavenya di flashdisk atau di penyimpanan data yang ada pada laptop kita.
Sangat wajar jika saat ini tak ada alasan bagi seorang penulis kesulitan untuk mendapatkan sumber bacaan yang berkualitas. Hanya ada kemauan saja karena semua itu akan dengan mudah didapatkan. Adanya kemudahan ini berarti sama artinya dengan membuat penulis semakin terpacu untuk selalu membaca. Secara ideal, setiap hari tentunya seorang penulis yang harus membaca dan juga menulis. Kemampuan menulis akan semakin baik ketika kemampuan membaca pun tercipta secara baik pula.
Memang tak salah jika budaya literasi di negeri belum bisa berkembang secara pesat dibanding dengan negara lain karena masyarakatnya belum memiliki buadaya membaca yang baik. Persoalannya adalah mana mungkin akan lahir para penulis handal ketika kondisinya membacanya masih minim. Mereka tokoh-tokoh besar yang terkenal menjadi penulis adalah orang-orang yang memiliki jam terbang membaca yang sangat mumpuni. Karenanya, seorang penulis mestilah ia gemar membaca.
Karenanya bagi seorang penulis sesungguhnya haruslah mampu menjadikan kegiatan membacanya sebagai bagian dalam peningkatan kualitas kepenulisannya. Banyak membaca karya-karya orang lain akan menambah beragam wawasan dan ilmu pengetahuan. Dengan banyak membaca itulah maka seorang penulis takkan kekurangan ide untuk menuliskan apa saja yang dirasa bermanfaat bagi pembaca. Terbiasa membaca maka akan pula dengan mudah terdorong menciptakan kondisi kegiatan penulisan yang dapat dilakukan secara kontinyu.
Melihat kenyataan ini, artinya bahwa membaca dan menulis ternyata sama pentingnya. Keduanya saling berkaitan dan tak bisa dianggap yang satu penting namun yang satu tidak penting. Di sini ada sebuah realita yang tak bisa dipungkiri jika membaca adalah latihan awal untuk bisa menulis karena kreatifitas yang ada di otak akan berjalan baik jika ada stimulus dan stimulus yang baik bagi seorang penulis adalah dengan membaca. Membaca apa saja maka akan membuat penulis selalu terangsang untuk mencari ide penting di dalam dunia kepenulisannya.
Menurut seorang pakar, membaca dapat menstimulus otak kita yang membuat siapapun akan selalu berpikir analitis. Kebiasaan berpikir secara analitis juga menstimulus otak lebih terbuka menerima pendapat dan pengetahuan dari orang lain. Salah satu indikasinya dapat dilihat bahwa siapapun lebih sering belajar dari pengalaman orang lain, daripada menyalahkan orang lain atau mengada-adakan kesalahan orang lain.
Tentu saja dengan begitu, kegiatan membaca tak bisa dipandang sebuah hal yang remeh. Benar pada hakikatnya hanyalah mengeja kata demi kata. Namun di balik semua itu sesungguhnya ada media yang memotivasi orang yang membaca untuk mampu menangkap dan mengikat pemikiran orang yang menulisnya. Dengan begitu maka bagi seorang penulis itu adalah hal yang penting karena akan mendorong dirinya slalu berpikir kritis terhadap sesuatu dan membuatnya akan bergairah untuk menulis karena takkan pernah kekurangan ide. Banyak ide yang didapat sangat memungkinkan untuk bisa terus menerus menulis.
Dengan terbiasa membaca maka banyak hal yang diketahui. Hal ini sangat memungkinkan bagi seorang penulis akan terbiasa untuk tetap konsisten melakukan kegiatan literasi di dalam hidupnya. Semakin terkondisikan kegiatan membaca yang konsisten maka dengan sendirinya akan membuat dirinya terus berkreasi menghasilkan tulisan-tulisan bermutu. Kareanya truslah membaca karena dengan membaca, seorang penulis akan mampu menggoreskan penanya secara tajam dan tulisan yang disampaikannya akan bermanfaat bagi banyak orang.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.